Mohon tunggu...
Uli Rizky Nareswari
Uli Rizky Nareswari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sarjana Pengkajian Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Yogyakarta.\r\nhttp://ulinareswari.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lagu Dolanan Anak: Tak Kenal Maka Tak Cinta

22 Oktober 2015   20:02 Diperbarui: 25 Oktober 2015   15:42 1469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu kecil, kita terutama saya pasti familiar dengan lagu-lagu singkat yang umumnya berisi tentang tema permainan atau sebuah kelakar. Oleh karena saya orang Jawa, maka lagu-lagu yang saya kenal waktu itu sebagian besar lagu berbahasa Jawa. Di Yogyakarta, umumnya lagu-lagu ini disebut dengan Lagu Dolanan Anak. Tidak hanya satu atau dua karena banyak sekali Lagu Dolanan Anak yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya, misalnya Jamuran, Gundhul-gundhul Pacul, Padhang Rembulan, Sluku-sluku Bathok, Menthok, dan masih banyak lagi. Lagu-lagu tersebut pada dasarnya tidak diajarkan secara formal, seperti di sekolah tetapi biasanya dikenalkan dari mulut ke mulut baik dari lingkungan teman-teman sekitar, ataupun oleh orang tua di rumah. Akan tetapi patut disayangkan, sebab saat ini hanya segelintir anak yang mengenali lagu-lagu tersebut. Siapakah yang berperan penting memperkenalkan lagu-lagu ini kepada anak-anak penerus budaya bangsa??

(http://ulinareswari.blogspot.co.id/2015/10/pentingnya-memperkenalkan-dan.html#more)

 

Dolanan dalam bahasa Indonesia berarti permainan, jadi Lagu Dolanan Anak adalah lagu-lagu yang berisi dan bercerita tentang permainan seputar dunia anak atau bisa juga berisi tentang sebuah nasehat (petuah). Dalam hal ini bisa berarti lagu sebagai pengiring dalam permainan atau hanya sebagai sebuah ungkapan kegembiraan. Banyak sekali Lagu Dolanan Anak baik dalam bahasa Jawa maupun etnis lainnya, terutama lagu dalam bahasa Indonesia itu sendiri. Tidak perlu saya sebutkan satu persatu karena tentu saja semua sudah pasti mengenal lagu-lagu permainan anak sesuai daerah masing-masing. Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, bahwa lagu-lagu dari Yogyakarta juga banyak macamnya. Setiap lagu memiliki cerita atau makna tertentu. Berikut ini ada beberapa contohnya:

1. Lagu Gundhul-gundhul Pacul ; lagu ini berisi tentang ungkapan kelucuan terhadap anak kecil dengan potongan rambut botak (Jawa = gundhul) yang berjalan dengan lagak sombong tapi kena batunya, karena tempat nasi yang dibawanya jatuh dan berceceran oleh ulahnya sendiri. Lagu ini bisa menyiratkan makna untuk jangan meniru sikapnya yang berlagak sombong,

Gundhul – gundhul pacul cul

Gembelengan

Nyunggi – nyunggi wakul kul

Gembelengan

Wakul ngglempang segane dadi sak latar

Wakul ngglempang segane dadi sak latar

 

2. Lagu Jamuran ; lagu ini merupakan lagu yang mengiringi permainan jamuran. Biasanya dimainkan lebih dari 4 anak, yang salah satunya di tempatkan di posisi tengah kemudian yang lain bergandengan berjalan melingkar sambil menyanyikan lagu Jamuran. Setelah lagu selesai, anak yang di posisi tengah disuruh memilih Jamur apa yang harus dimainkan oleh teman-temannya yang lain.

Jamuran yo ge gethok

Jamur opo yo ge gethok

Jamur gajih mberjijih sak ara ara

Sira mbadhe jamur opo?

 

3. Lagu Sluku-sluku Bathok ; lagu ini dinyanyikan sambil duduk dengan kaki selonjoran dan kedua tangan mengelus lutut hingga pergelangan kaki dan dilakukan berulang sampai lagu selesai. Biasanya dimainkan sebagai pengusir lelah, sambil duduk dan bernyanyi.

Sluku sluku bathok

Bathokke ela elo

Si romo menyang Solo

Leh olehe payung kutho

Mak jenthit lo lo lo bah

Wong mati ora obah

Yen obah medeni bocah

Yen urip golekko dhuwit

 

4. Lagu Cublak-cublak Suweng ; lagu ini merupakan pengiring permainan Cublak-cublak Suweng. Dimainkan oleh lebih dari 3 anak, salah satunya menjadi penebak yang selama lagu dinyanyikan duduk bersujud dan teman lainnya meletakkan telapak tangan kanan di punggung penebak sambil menjalankan sebuah kertas kecil untuk digilir, ketika lagu berakhir si penebak harus menebak kertas tersebut dipegang oleh anak yang mana.

Cublak – cublak suweng

Suwenge teng gelenter

Mambu ke tundhung gudel

Mak empo lera lero

Sopo ngguyu ndelikkake

Sir sir pong dhele kopong

Sir sir pong dhele kopong

 

5. Lagu Padhang Rembulan ; lagu ini menggambarkan tentang keindahan bulan purnama dimana saat itu anak-anak bermain di halaman rumah mereka sambil tertawa riang dan bersenang-senang bersama.

Yo pro konco dolanan ning njobo

Padhang bulan padhange koyo rino

Rembulane wis ngawe-awe

Ngelengake ojo podho turu sore

 

6. Lagu Menthok ; lagu ini menceritakan tentang gambaran seekor bebek (Jawa = menthok) dengan segala tingkah lakunya.

Menthok menthok tak kandhani

Mung rupamu angisin-ngisini

Mbok yo ojo ngetok, ono kandhang wae

Enak enak ngorok, ora nyambut gawe

Menthok menthok mung lakumu

Megal megol gawe guyu

 

Lagu Dolanan Anak baiknya tidak hanya dipandang sebagai sebuah lagu permainan atau hanya berisi kelakar saja, karena sebuah lagu ini bisa menjadi identitas budaya sekelompok masyarakat. Hal ini berdasarkan jenis-jenis lagu tersebut bisa dimasukkan dalam kategori lagu daerah, yang membawa lagu dengan logat bahasa daerah masing-masing. Selain itu, Lagu Dolanan Anak juga menyiratkan sebuah nasehat atau petuah yang ditujukan untuk anak-anak agar memiliki sikap ataupun taat pada norma tertentu. Oleh sebab itu, janganlah kita melupakan atau meremehkan keberadaan lagu-lagu ini sebab dapat membantu mendidik generasi muda berikutnya.

Di zaman yang serba K-Pop saat ini lagu daerah mulai disepelekan, melihat semakin jarang anak-anak yang mampu menyanyikan lagu dolanan daerah masing-masing. Umumnya mereka belum pernah mendengar, bahkan cenderung malas mendengarkannya. Tentu saja sebagai generasi pecinta budaya bangsa, kita berharap dan berusaha agar fenomena ini tidak memburuk. Dalam hal ini peran serta orang tua sangat penting dalam memperkenalkan Lagu Dolanan Anak kepada anak mereka. Sebagai lingkungan belajar pertama, keluarga berperan penting dalam mengenalkan dan mengajarkan lagu-lagu ini. Kenalkanlah Lagu Dolanan Anak kepada mereka, agar mereka bisa belajar mencintai budaya daerah dan bangsa mereka mulai dari sebuah lagu. Jangan sampai generasi Indonesia ke depan semakin melupakan budaya bangsa yang mereka miliki. Seperti pepatah yang mengatakan Tak Kenal Maka Tak Sayang, seperti itu pula makna untuk keberadaan Lagu Dolanan Anak yang lebih tepat lagi bila diumpamakan dengan Tak Kenal Maka Tak Cinta. Tidak mau mengenal Lagu Dolanan Anak bisa berarti tidak mencintai budaya bangsa kita sendiri. 

http://ulinareswari.blogspot.co.id/2015/10/pentingnya-memperkenalkan-dan.html#more

http://ulinareswari.blogspot.co.id

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun