"Apa???" Suryana melebarkan kedua bola matanya.
"Okey... Kalo memang kamu maksa, aku bakalan jujur... Aku sebenarnya..." Doli menarik napas panjang untuk sesaat. Dan... "Bu... Bu... Burung aku kecil..." Doli sudah terlanjur mengatakan hal yang memalukan itu lalu menutupi wajahnya yang malu dan penuh kesedihan. Suryana ternganga mendengar kejujuran yang menyakitkan. "Itu alasannya... Alasan aku ga bi... bisa... Puas kamu?"
Ah, yang benar saja? Burung kecil? Padahal sebelumnya sudah puluhan yang datang pada malam-malamnya dan masak harus digantikan dengan Doli? Cinta sich cinta tapi realistis dong! Suryana berjalan meninggalkan Doli sendirian di pos satpam itu, bahkan tak mau lagi menjumpainya.
***
3 tahun kemudian...
Di sebuah taman bermain terlihat Doli sedang menggendong anak kecil sambil memegangi sebuah baloon. Tiba-tiba pundaknya yang lebar terketuk oleh jemari seorang wanita yang sudah memandanginya sedari tadi.
"Ya, Mba...?" Kata Doli sambil berbalik namun betapa terkejutnya dia saat yang dia lihat adalah Suryana, si lonte yang pernah membuatnya jatuh cinta.
"Kamu benar-benar Doli..." Suryana menjentikkan jemarinya. Namun Doli seperti buang muka lalu menjawab dengan ogah-ogahan. "Ya..."
"Kamu... Kamu berubah..." Suryana terheran-heran sambil memandangi anak kecil yang digendongnya. "Anak kamu?" Tanyanya lagi.
"Iya... Kenapa? Heran yah?" Tanya Doli balik dengan ketus.
Suryana tampak sedih mendapatkan sikap berbeda dari Doli yang dulu. Namun pandangannya tetap saja liar, pandangannya tertuju pada sudut celana Doli. Besar?