Mohon tunggu...
Uli Elysabet Pardede
Uli Elysabet Pardede Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Inspirasiku dalam menulis adalah lagu indah, orang yang keren perjuangannya, ketakutanku dan hal-hal remeh-temeh yang mungkin saja bisa dibesarkan atau dipentingkan… Tuing! blog : truepardede.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Beda Agama Bag. 5

2 Oktober 2011   18:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:24 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh gitu yah??? Eh, aku ke toilet dulu yach!" Kata Sahlan sambil pergi berlalu. Laura kebingungan melihatnya karena dia terlalu buru-buru. Mungkin udah kebelet banget. Hihihi...

Selang beberapa menit kemudian Sahlan datang dengan membawa kotak merah. Laura jadi sedikit ge-er melihat itu. Dia sudah bisa menebak isinya adalah cincin. Sahlan kembali duduk dan membukakan cincin itu. Betapa terkejutnya Laura melihat cincin itu cincin yang dia buang tadi. Wajah Laura sedikit kesal.

"Ini cincin buat kamu. Bukti kalo aku itu sayang banget sama kamu..." Kata Sahlan sambil menyarungkan cincin itu ke jari Laura. Wajah Laura terlihat ogah-ogahan.

"Ini cincin yang aku buang tadi...."

"Heheh... Iya sich tapi coba lihat perbedaannya..." Kata Sahlan. Laura keheranan dan kemudian memeriksa cincin itu. OMG.... Ukiran nama Laura sekarang ada tambahannya yaitu Sahlan. 'Laura&Sahlan'

"Ih, kok bisa sich..." Laura terlihat kegirangan sambil mengusap-usap cincin yang terlihat berbeda dari cincin yang sebelumnya dia benci.

"Haha... Itu cincin lucu. Itu khan hadiah dari pacar kamu dulu. Tapi kok namanya cuman nama kamu doang. Aku jadi punya ide tadi. Didekat Kafe ini ada yang jual-jual aksesoris gitu pas ditanya bisa diukir ga? Eh, bisa.. Yah gitu... heheh...." Sahlan cengar-cengir.

"Makasih yah..." Kata Laura.

"Ih,,, Cuma makasih doang?" Tanya Sahlan.

"Jadi apa?" Tanya Laura keheranan.

Sahlan seperti memikirkan sesuatu dia menerawang jauh ke langit-langit Kafe. Tatapan matanya berubah sendu. Laura menyikut dia. Sehingga Sahlan terbangun dari lamunannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun