"Aaaarrrrrrggggghhhhhhh!!!!!!!!!!" Aku menjerit sekeras-kerasnya sampai keduanya terlonjak kaget. Ina menahan aku yang sudah siap menerkam keduanya. Ku keluarkan semua daftar kata-kata kejamku pada keduanya. Aku kecewa sungguh sangat kecewa.
Bukan karena dia tak melakukan ini untukku tapi karena dia melakukan ini untuknya. Dia berkata-kata entah apa tapi aku cukup tak memperdulikannya karena sudah ditenangkan oleh Ina. Ku lirik di atas meja ada kunciku dan laptopku. Aku segera mendekat mengambilnya. Sambil ke seka airmata kehancuranku.
Aku melangkah keluar kamar tapi balik lagi dan mencomot dompet Nathan yang ada di atas ranjang. Segera ku tarik beberapa lembar uang yang ternyata belum terpakai oleh Nathan. Aku melangkah sambil menoleh dengan tatapan mata kebencian. Ku buka lebar jendela kamar dan pintunya agar semua orang yang lewat melihat kelakuan mereka.
Aku kecewa. Bukan karena aku tidak memberi ML yang dimaksud sehingga aku kehilangan Nathan dan ML dengan wanita lain. Alasanku kecewa adalah betapa ruginya aku wanita yang karena kecintaanku kemudian harus dikecewakan sehingga aku menoleh atas kebaikan-kebaikan yang pernah aku perbuat.
Ku tinggalkan kepulan asap sepeda motorku di halaman rumah kost-nya. Walau sudah terdengar suara ribut-ribut orang di situ. Tak mau lagi aku menoleh. Aku harap mereka di perkarakan saja.
Epilog :
Itu cinta terlarang. Dan tak akan aku lakukan. Walau jutaan kekuatan cinta berotoritas dalam diriku. Aku harap aku kuat. Namun kekecewaan ini rasanya melebihi yang namanya cinta terlarang. Biarlah cinta ini mati bersama kebencian. Mungkin lebih baik dari dia dan dia yang sudah jelas-jelas tak suci lagi.
Kamus :
ML : MAKAN LONTONG!!!! Wkwkwkwkwkwk........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H