Sehingga salah satu manfaat teknologi dalam pembelajaran adalah memfasilitasi untuk mendorong kemampuan kolaborasi siswa siswi dengan model pembelajaran yang menarik. Kolaborasi memungkinkan siswa siswi untuk berbagi ide, pemahaman dan perspektif sehingga siswa siswi dapat melihat dari berbagai sudut pandang. Di sisi lain kolaborasi juga melatih komunikasi, bekerja tim dan menghargai antar siswa siswi.
Kemampuan ini merupakan salah satu keterampilan abad 21 yaitu communication, critical thingking, creativity dan collaboration. Siswa siswi dipersiapkan untuk memperoleh keterampilan-keterampilan abad 21 yang salah satunya difokuskan pada kemampuan kolaborasi. Sebelum membahas lebih lanjut tentang kemampuan kolaborasi, alangkah baiknya kita bahas terlebih dahulu teori yang melandasi kemampuan kolaborasi dalam pembelajaran yaitu teori konstruktivisme. Dimana teori belajar ini menjelaskan bagaimana peserta didik membangun pengetahuan dari pengalaman-pengalaman pebelajar sendiri dengan lingkungan yang memuat elemen dasar konteks, kolaborasi, percakapan dan pembuatan makna. Sejalan dengan hal tersebut, Nurdin dalam Ronghuai Huang (2019) menjelaskan ciri-ciri belajar konstruktivisme yang melandasi kemampuan kolaborasi sebagai berikut :
- Pembelajaran berpusat pada peserta didik
- Pembelajaran adalah proses dimana peserta didik mengkontruksi pengetahuan ke dalam dirinya secara aktif
- Proses pembelajaran terdiri dari dua aspek yaitu reorganisasi dan rekonstruksi
- Belajar bukan hanya kegiatan yang dilakukan individu tetapi kegiatan yang dilakukan bersama tim
- Pelaksanaan pembelajaran memperhatikan lingkungan dan situasi pembelajaran
- Untuk menciptakan pembelajaran efektif maka dibutuhkan sumber belajar yang tepat
Dari ciri-ciri belajar tersebut maka dilakukan setting pembelajaran dalam membangun pengetahuan siswa siswi dengan dukungan kondisi belajar yang kondusif. Peran guru adalah mendorong siswa siswi untuk bekerjasama atau berinteraksi dengan teman sebaya. Oleh karena itulah maka kemampuan kolaborasi menjadi aspek utama dalam pembelajaran. Kemampuan kolaboratif menurut Griffin & Care (2015) berfungsi untuk menyiapkan mahasiswa menghadapi persaingan global, merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran dan memberikan kemampuan pada siswa untuk memecahkan permasalah permasalahan yang ada dalam masyarakat.
Dasar kemampuan kolaborasi adalah kemampuan memberi dan menerima penghargaan dan kritik yang membangun, negoisasi dalam menyesaikan perbedaan sehingga tercapai kesepakatan. Kemampuan kolaborasi adalah kemampuan kerjasama yang dimiliki oleh seseorang dalam menyelesaikan tugas yang dilakukan dua orang atau lebih agar tujuan tercapai. Pebelajar harus memberikan latihan secara terus menerus kepada pembelajara dalam meningkatkan kolaboratifnya sehingga pembelajar dapat menyelesaikan tanggung jawab kelompok pada semua lingkungan.
Sinergi di era teknologi yang memerdekakan memiliki peran dalam menghadirkan kemampuan kolaborasi diantaranya dengan :
- Menghadirkan fasilitas komunikasi
- Teknologi memungkinkan terjadinya interaksi antara siswa siswi dan juga guru dalam membangun komunikasi melalui media teknologi
- Menghadirkan keterlibatan siswa
- Teknologi mengajak siswa siswi untuk berbagi ide dan memahami lebih mendalam terkait materi pelajaran
- Menghadirkan lingkungan belajar yang aktif
- Teknologi dapat menghadirkan lingkungan belajar yang aktif dengan keterlibatan siswa siswi dalam pembelajaran (proyek bersama dan eksperimen kolaboratif)
- Menghadirkan jejak kemajuan siswa
- Teknologi membantu melakukan jejak kemajuan perkembangan siswa siswi
- Menghadirkan minat belajar siswa
- Minat belajar siswa yang terbangun dari kontribusi individu ke kelompok untuk memperoleh kesuksesan.
      Kemampuan kolaborasi yamg membumi berfokus pada upaya memaksimalkan partisipasi dan keaktifan dalam pembelajaran serta bagaimana siswa dapat mengkonstruksi sendiri ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga di era teknologi yang memerdekakan ini guru menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa melalui pendekatan teknologi untuk menciptakan lingkungan belajar menyenangkan. Tentu saja diperlukan upaya lebih lanjut sinergi dari berbagai pihak untuk mengatasi rendahnya kemampuan kolaborasi pada siswa baik melalui pengkondisian belajar mandiri secara berkelompok maupun kajian lebih lanjut untuk mengaitkan dengan peningkatan prestasi belajar siswa.
Daftar Pustaka :
Dewantara, Ki Hajar . Ki Hadjar Dewantara Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, UST -Press :Yogyakarta,2013.
Griffin, P., & Care, E. (2015). Assesment and Teaching of 21st Century Skills: Methods and Approach. New York: Springer.
Mustaji. (2017). Model dan desain pembelajaran: Teori dan implementasi problem based learning dan collaborative learning. Unesa University Press.
Putri Siti Nadhiroh, Pujiriyanto. (2020). Ketrampilan Kolaborasi Mahasiswa Teknologi Pendidikan dalam Mata Kuliah Kewirausahaan Berbasis Proyek. Jurnal Epistema.