Mohon tunggu...
ulinyudhawati
ulinyudhawati Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik

membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengembangan Kurikulum : Membumikan Pembelajaran MBM (Mendalam, Bermakna dan Menyenangkan)

25 Desember 2024   11:19 Diperbarui: 25 Desember 2024   11:53 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Peserta Didik di Candi Bajang Ratu Trowulan  Sumber : Koleksi Pribadi SMAN Bareng Jombang

Pengembangan Kurikulum : Membumikan Pembelajaran MBM (Mendalam, Bermakna dan Menyenangkan)

Penulis : Ulin Yudhawati (Mahasiswi S3 Universitas Negeri Surabaya)

Pembimbing : 

Prof. Dr. Bachtiar Sjaiful Bachri, M.Pd. (Universitas Negeri Surabaya)

Dr. H. Lamijan Hadi Susarno, M.Pd. (Universitas Negeri Surabaya)

Pengembangan kurikulum senantiasa berkembang dengan berbagai aspek yang meliputi diantaranya sitem nilai, cara berpikir maupun berbagai program pendidikan yang dilaksanakan melalui proses perencanaan, penyusunan dan implementasi kegiatan serta evaluasi kurikulum. Bagaimanapun kurikulum yang sedang atau akan dilaksanakan tidak dapat lepas dari dua aspek penting yaitu komunikasi rencana implementasi dan dukungan sumber daya dalam implementasinya. Pada dasarnya kurikulum bersifat adaptif sesuai dengan perkembangan zaman dan juga teknologi yang bertujuan untuk kemajuan pembelajaran peserta didik.

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses yang mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar. Pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar. Peran pendidik sebagai pembimbing harus memperhatikan karakteristik peserta didik. Dalam proses pembelajaran kita akan menemukan keragaman karakteristik peserta didik. Contohnya, ada yang lamban mencerna materi pelajaran ada pula yang cepat. Kedua perbedaan inilah yang menyebabkan pendidik harus mampu mengatur strategi dalam pembelajaran agar sesuai dengan kondisi setiap peserta didik. Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah perubahan, maka hakikat pembelajaran adalah pengaturan (Djamarah, 2006). Dalam upaya penyesuaian dengan kurikulum yang sedang atau akan dilaksanakan maka pihak sekolah melakukan komunikasi rencana implementasi dan juga menyesuaikan dengan sumber daya yang terdapat di sekolah masing-masing. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perubahan dalam metode-metode pembelajaran yang variatif sehingga proses pembelajaran tersebut bisa memahamkan peserta didik tentang sesuatu yang baru (Afandi, Chamalah, & Wardani, 2013).

Proses memahamkan inilah yang disebut dengan suasana pembelajaran mendalam. Peserta didik tidak hanya mengetahui materi tersebut tetapi juga bersifat kontekstual denga kehidupan sehari-hari. Langkah menuju proses pembelajaran mendalam ini dapat dilakukan dengan mengaitkan materi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh dalam mata pelajaran sejarah tentang sejarah candi maka peserta didik tidak hanya mengetahui atau menghafal sejarah candi tersebut tetapi mereka dapat menggali sejauh mata upaya pelestariannya termasuk sejauh mana wisatawan tertarik pada candi tersebut sehingga eksistensi candi sebagai warisan budaya tetap dapat dipertahankan bahkan diupayakan banyak yang tertarik agar terkenal.

Proses pembelajaran mendalam ini seiring dengan pembelajaran bermakna sehingga peserta didik dapat mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep materi yang sudah dipelajari. Pembelajaran bermakna dapat memberikan wahana lebih kepada peserta didik melalui kegiatan-kegiatan positif dan apresiasi diantaranya memajang hasil karya peserta didik dan mengikutkan lomba karya ilmiah sebagai hasil belajar peserta didik. Hal ini menjadi pemantik motivasi bagi peserta didik untuk menyerap informasi lebih banyak dan berusaha melanjutkan keingintahuannya pada pelajaran yang dilakukannya di kelas. 

Faktor utama dari belajar bermakna menurut Ausabel adalah struktur kognitif, stabilitas dan kejelasan pengetahuan serta waktu tertentu (Rachmawati dan Daryanto, 2015). Pembelajaran bermakna bermanfaat untuk peserta didik untuk mengingat lebih lama informasi yang dipelajari dan informasi baru yang didapatkan untuk materi berkelanjutan sehingga proses belajar mudah diingat kembali. 

Foto Pembelajaran Bermakna Peserta Didik di Kelas (Sumber : Koleksi Pribadi SMAN Bareng Jombang)
Foto Pembelajaran Bermakna Peserta Didik di Kelas (Sumber : Koleksi Pribadi SMAN Bareng Jombang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun