Kehidupan di dunia perkuliahan bagi mahasiswa itu sangat kompleks, terlebih bagi mereka yang mengikuti organisasi dan aktif di dalamnya. Permasalahan yang begitu banyak, kadang membuat sebagian mahasiswa menginginkan ketentraman di dunia dengan mengikuti organisasi yang berbasis agama, walaupun organisasi tersebut tidak sesuai atau tidak sejalan dengan ajarana islam yang di bawakan oleh nabi muhammad SAW. Dangan berbagai kenikmatan yang bisa di peroleh mahasiswa yang di tawarkan oeh organisasi-organisasi yang berbasis agama membuat banyak mahasiswa yang tanpa pikir panjang untuk mengikuti organisasi-organisasi tersebut. karena banyak mahasiswa yang simpel, tidak rumit, dan sesuatu yang instan dalam bidang agama.
Pemikiran-pemikiran dangkal seperti itu yang membuat organisasi-organisasi rasis dan radikal yang mengatasnamakan islam bisa berkembang sangat cepat. Tentunya masalah seperti itu tidak lepas dengan kurangnya pengetahuan mahasiswa akan agama. Untuk mengatasi masalah seperti itu sebenarnya yang paling penting bukan berpusat ke organisasinya, tetapi kita perbaiki cara berpikir para mahasiswa itu sendiri.
Karena jika mahasiswa itu semuanya sudah bisa berpikir bahwa organisasi-organisasi tersebut sebenarnya bukan organisasi yang sesuai dengan ajaran agama islam. Maka organisasi-organisasi itu akan berhenti dengan sendirinya karena mahasiswa sudah tidak membutuhkannya, padahal suatu organisasi itu wajib mempunyai penerus anggota. Jika sebuah organisasi itu tidak mempunyai anggota bagaimana organisasi itu akan berjalan?
Ada banyak pilihan untuk anda sebagai mahasiswa agar tidak terjerumus ke organisasi radikal dan rasis yang ada di kampus. Salah satu cara agar kita tidak terjerumus adalah kuliah sambil nyantri seperti pribahasa yaitu “menyelam sambil minum air” hehe. Mahasiswa akan mendapatkan dua ilmu pengetahuan yaitu ilmu pengetahuan dunia dan pengetahuan agama. Bukan hanya itu saja kehidupan di pesantren yang mempunyai peraturan-peraturan untuk mengontrol para santri membuat kita tidak bisa untuk hidup bebas seperti yang terjadi di kota-kota besar pada umumnya.
Kehidupan di pesantern yang memaksa kita untuk mandiri, hidup penuh dengan kesederhanaan. Semua itu sebenarnya untuk mengajarkan para santri bahwa semua yang kita miliki pada saat kita hidup semuanya adalah titipan dari Allah SWT dan akan di kembalikan lagi pada saat kita mati. Bersabar, hidup di pesantren juga mengajarkan kita akan kesabaran karena di pesantren hidup harus penuh rasa ikhlas mpergi dari kemewahan, menyikapi masalah menggunakan hati bukan emosi dan sebagainya.
Semua itu akan menuntun kita pada saat kuliah lebih dewasa dalam menyikapi suatu masalah, aka n lebih bisa aktif berdiskusi dengan dosen. Dan akan lebih bisa mengerjakan tugas tepat waktu. Karena hidup di pesantren itu menuntun kita harus bisa mengatur waktu agar semua kegiatan atau pekerjaan kita terselesaikan dengan baik.
Masih banyak keuntungan-keuntuungann yang bisa di dapat jika kita kuliah sambil nyantri. Yang terpenting jika sahabat-sahabat ingin hidup di pesantren dan menuntut ilmu di sana adalah meluruskan niat semata-mata untuk bekal beribadah, menuntut ilmu dan mencari ridho Allah SWT. karena niat menentukan implementasi dari niat itu, jika niat sahabat jelek maka akan muncul implementasi yang jelek dan sebaliknya.
Bukan hanya berniat menghindari organisasi-organisai yang melenceng dari ajaran islam tapi juga diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Eeehh satu lagi jkeuntungan jika kita nyantri, nilai mata kuliah tentang agama islam akan paling bagus di kelas, hhha.
Apakah sekarantg sahabat ada niatan untuk mencari bekal beribadah di pesantren?
