Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU RI No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan). Hutan memiliki banyak fungsi dalam kehidupan manusia diantaranya yaitu: Hutan sebagai penyumbang Oksigen (O2) dan penyerap Karbon dioksida (CO2), tempat tinggal Flora dan Fauna, Penyimpan cadangan air tanah, dan masih banyak fungsi lainya.
Indonesia merupakan Negara yang mempunyai hutan tropis terbesar di Asia Pasifik dan Negara dengan peringkat ketiga terbesar di dunia. Dengan kekayaan hutannya, Indonesia menjadi penyuplai oksigen (O2) dan penyerap karbon dioksida (CO2) terbesar ketiga di dunia, dan dapat mempengaruhi keadaan iklim dunia.
Ironi yang terjadi pada saat ini Indonesia juga menjadi salah satu Negara  dengan tingkat polusi  terbesar ketiga setelah Amerika dan Tiongkok. Penyebab paling utama dari polusi ini yaitu karena kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia. Salah satu kasus kebakaran paling besar dalam lima tahun terakhir yaitu kasus kebakaran hutan  gambut yang terjadi di Riau pada tahun 2015.
Indonesia mengalami kerugian yang sangat besar akibat dari kebakaran hutan, bukan hanya kerugian materi Indonesia juga mengalami kerugian kehilangan kekayaan alam, tergesernya kearifan masyarakat lokal dan merenggangnya hubungan keharmonisan dengan Negara tetangga, karena kebakaran hutan menyebabkan Indonesia mengekspor asap ke wilayah Negara tetangga.
Kerusakan hutan akibat kebakaran berdampak sangat buruk bagi kelangsungan kehidupan ekosistem di hutan. Dampak tersebut  diataranya yaitu satwa kehilangan tempat tinggal, tumbuhan menjadi langka atau bahkan berangsur-angsur punah, cadangan air yang semakin menipis dan bencana alam  banjir dan longsor.
Saat ini banyak ancaman yang di hadapi pemerintah Indonesia untuk menjaga kelestarian hutan dari keserakahan manusia. Kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia bukan hanya di lakukan masyarakat lokal saja, namun perusahan-perusahaan industry besar juga turut ambil andil dalam perusakan hutan. Kawasan hutan yang di rusak sebagian besar  digunakan untuk membuat perkebun sawit, perumahan warga ataupun sebagai lahan menanam palawija.
Menjaga kelestarian hutan merupakan kewajiban semua lapisan masyarakat. Pemerintah dan masyarakat sudah saatnya bekerja sama dalam  memantau aktivitas-aktivitas "manusia" yang ada di hutan, jika masyarakat menemukan aktivitas yang terindikasi melakukan perusakan hutan sebaiknya masyarakat memberikan laporan kepada pihak berwajib atau pemerintah, agar dapat segera di tindak lanjuti. hal ini akan memberikan penyempitan ruang gerak para mafia kayu, atau pun mafia yang ingin memanfaatkan lahan hutan secara berlebihan.
Pemerintah sudah seharusnya memberikan edukasi kepada masyarakat melalui para pemuka adat yang lebih mengetahui kearifan lokal suatu daerah untuk menjaga dan melestarikan hutan dari kerusakan  akibat kebakaran hutan. Karena hutan sangat penting bagi kelestarian flora dan fauna dan untuk menjaga kelangsungan hidup anak cucu di masa depan. Bukan hanya kepada masyarakat pemerintah juga harus memberikan edukasi dan pengawasan kepada perusahaan-perusahaan industry yang terindikasi ingin mengambil alih lahan hutan untuk di manfaatkan sebagai perkebunan. Karena sebagian besar lahan yang terbakar pada saat ini juga akibat dari campur tangan perusahaan-perusahaan Industry perkebunan.
Sanksi yang tegas bagi para pembakaran hutan juga harus diterapkan dengan seadil-adilnya, agar menimbulkan efek jera. Untuk perusahan dan perorangan yang melakukan pembakaran hutan selain mendapat denda dan hukum kurungan penjara, sebaiknya mereka juga di hukum social agar menanami dan merawat kembali hutan yang telah mereka bakar, agar mereka sadar betapa sulitnya menjaga kelestarian hutan.
Masalah kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia sudah seharusnya menjadi studi kasus yang harus segera di selesaikan. Karena kasus kebakaran hutan di Indonesia bukan hanya merugikan Negara tapi juga merugikan dunia.
Hutan merupakan alam yang paling dekat dengan masyarakat dan hampir semua masyarakat yang tinggal di sekitar hutan menggantungkan hidupnya dari hutan. Masyarakat memanfaatkan semua yang disediakan hutan. Mereka memburu hewan, menebang kayu, mecari kemenyan bahkan mengolah hutan menjadi lahan pertanian. Â Cara masyarakat untuk mengambil kekayaan alam yang disediakan oleh hutan sering kali menyebabkan kerusakan pada hutan. Hal ini di karenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan hutan. Sehingga tanpa sadar masyarakat mengeksploitasi hutan secara berlebihan.
Menjadikan hutan sebagai sumber mata pencarian tanpa harus mengeruk kekayaan alamnya  merupakan tantangan yang besar yang harus dihadapi oleh semua lapisan masyarakat pada masa ini.  Di saat kebutuhan hidup  semakin meningkat tanpa di imbangi dengan penghasilan yang mencukupi. Hal ini menyebakan masyarakat cenderung mengambil jalan pintas dengan cara mengeskploitasi hutan
Sudah seharusnya masyarakat menemukan cara baru untuk memanfaatkan kekayaan alam yang ada di hutan tanpa harus mengurangi atau pun menambahi apa yang telah disediakan oleh hutan. Saat ini banyak cara yang dapat dijadikan masyarakat sebagai acuan untuk mengubah kebiasaan pemanfaat hutan yang cenderung menyebabkan kerusakan.
Pada era modern saat ini, banyak pekerja dan masyarakat  perkotaan bahkan mancanegara yag merasa jemu dengan hiruk pikuk kehidupan perkotaan sehingga mereka lebih memanfaatkan waktu liburnya untuk berwisata ke pedesaan yang menyediakan objek wisata alami.  Masyarakat di pedesaan khususnya yang bermukim di sekitar hutan sudah seharusnya peka terhadap peluang ini
Masyarakat yang bermukim disekitar hutan sudah saatnya  diberi edukasi tentang pemanfaatan hutan dengan cara baru. Hutan dapat dijadikan sebagai objek wisata alam. Dengan menjadikan hutan sebagai kawasan wisata maka masyarakat akan mendapatkan penghasilan yang lebih baik tanpa merusak hutan. Bukan hanya mendapatkan penghasilan masyarakat juga dapat berinteraksi dengan banyak kalangan yang datang untuk berwisata sehingga pola pikir masyarakat juga akan terbentuk dengan baik.
Untuk meningkatkan nilai jual hutan sebagai objek wisata sebaiknya masyarakat memberikan pelayaanan terbaik tanpa meninggalkan kearifan lokal. Karena kearifan lokal merupakan ciri khas yang akan menjadi  daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Dengan memanfaatkan hutan sebagai objek wisata maka akan tercipta banyak lapangan pekerjaan baru. Beberapa diantaranya yaitu:
- Pemandu Wisata
- Masyarakat lokal merupakan pemadu wisata yang sangat baik. Karena mereka lebih memahami keadaan hutan dan mengetahui kekayaan alam yang disediakan oleh hutan. Wawasan masyarakat lokal tentang hutan dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan bagi pengunjung yang ingin mengetahui banyak hal tentang hutan.
- Penyedia tempat penginanpan
- Masyarakat lokal juga dapat memeberika layanan penginapan kepada pengunjung yang berasal dari luar  daerah. Tidak perlu membangun hotel, masyarakat lokal dapat menjadikan rumahnya sebagai tempat penginapan, dan menyuguhkan pengunjung kesederhanaan yang mengundang kerinduan mereka akan kampong halaman.
- Pengrajin
- Pengunjung yang datang ke suatu daerah sebagian besar membeli membeli cendramata dari daerah tesebut. Penduduk yang berada di sekitar objek wisata  dapat menjajakan hasil kerajinan khas daerah. Hal  ini juga dapat menjadi salah satu media promosi yang baik.
- Penjual kuliner
- Pengunjung yang datang ke suatu objek wisata sebagian besar juga melakukan wisata kuliner untuk lebih mengenal makanan khas dari daerah tersebut.
- Fotografer
- Masyarakat juga dapat menjadi fotografer yang dapat mencetak foto langsung  ketika pengunjung ingin mengabadikan moment liburan ingin di repotkan dengan perlengkapan kamera.
Untuk menjaga agar wisatawan tetap datang ke suatu suatu objek wisata alam sudah seharusnya masyarakat sekitar menyediakan layanan terbaik tanpa harus meninggalkan kearifan lokal. Masyarakat harus berlaku jujur dan menghargai pengunjung sehingga pengunjung merasa aman dan nyaman dan merasa puas dengan layanan yang di berikan masyarakat. Jika pengunjung merasa puas dengan pelayanan maka mereka akan merekomendasikan objek wisata tersebut kepada rekan kerja dan saudara mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H