Mohon tunggu...
Ulil Lala
Ulil Lala Mohon Tunggu... Administrasi - Deus Providebit - dreaming, working, praying

Bukan penulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

7 Hari 7 Mangkok Mie Ayam di 7 Warung

27 Maret 2021   19:52 Diperbarui: 1 April 2021   10:31 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak kalah pentingnya adalah rasa kuahnya. Saya pernah singgah di salah satu warung mi ayam dan sedikit bingung dengan rasa kuahnya, namun setelah saya kecap berkali-kali dan mencoba mengenali rasanya, ternyata kuahnya bukan kuah bakso atau kuah untuk mi ayam, melainkan kuah untuk model atau tekwan Palembang. Pantas saja agak aneh, tapi lagi-lagi habis, karena bumbu ayamnya enak dan minya tidak lembek.

Nah pertama kali saya ke Sumatera, ada perbedaan yang begitu terasa saat saya menikmati mi ayam. Di Jawa semua masakan rata-rata manis, sementara di Sumatera lebih berani dengan menambahkan garam. 

Perbedaan ini juga mempengaruhi cita rasa mi ayam, namun pada hakekatnya semuanya enak. Bila di Jawa penyajian mi ayam selalu disertai irisan daun bawang dan acar mentimun, lain halnya mi ayam di sumatera yang hanya dilengkapi dengan jeruk kunci saja.

Kesimpulannya dari tujuh mangkok mie ayam tersebut saya bisa kategorikan sebagai berikut :

  1. Mi ayam termahal, tentu saja karena seporsi Rp. 40.000 dan saya habis dua mangkok, sepanjang sejarah hidup saya menikmati makan mie ayam saja hampir seratus ribu. Ya Allah.... tak akan di ulang lagi untuk dua porsinya.
  2. Mi ayam terunik, ya karena kuahnya bukan kuah mi ayam, tapi malah kuah model/tekwan yang mengandung udang.
  3. Mi ayam termurah, hari gini lho makan mi ayam seporsi dapat harga Rp. 7.000 saja dengan porsi cantik (baca porsi sedang).
  4. Mi ayam biasa dengan porsi diet dengan harga lebih mahal. Porsi terlalu sedikit menurut saya, jadi harus nambah bakso semangkok lagi. Buset dah!
  5. Mi ayam porsi kuli, nah ini porsinya berlimpah jadi cukup mengenyangkan dengan harga umum.
  6. Mi ayam biasa, saya tidak bisa bilang ini sempurna, tapi semuanya pas baik porsi, rasa maupun harga.
  7. Mi ayam sekali saja, saya juga tak bisa bilang ini tidak enak, tapi dari semuanya warung yang satu ini akan jadi alternatif terakhir kalau tidak ada lagi warung mi ayam buka di kota Palembang.

Mi ayam termurah | Dok.Pri
Mi ayam termurah | Dok.Pri
Asyik juga berpetualang makanan favorit yang dapat di jumpai di manapun dan disukai oleh siapapun, masak sendiri atau beli, mi ayam tetap favorit saya dan santap lagi setelah masa puasa pra paskah selesai. 

Meski tidak jajan mi ayam, tetap dong saya bisa makan mi, hanya saja saya masak sendiri, buat ifumi atau sekedar sebungkus mi instan dan kalau ada pempek maka jadilah rujak mi ala Palembang. 

Kalau mi celor, jujur saya lebih suka versi instannya dari pada aslinya, ah dasar pecandu mi instan!

Tetap sehat Saudara, tetap kulineran dan mi ayam yang tetap menjadi favorit saya.

Salam Foodie lovers!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun