Di Kompasiana sendiri baru beberapa tulisan yang terbit dan saya cukup berterima kasih beberapa diantaranya jadi HL (headline). Namun ada sedikit kejutan bahwa beberapa tulisan yang terpilih sebagai artikel utama, foto pertama yang menjadi ilustrasi beberapa diantaranya ada yang diganti oleh admin. Jujur saya tidak keberatan, justru senang, karena foto ilustrasi yang baru sangat bagus dan sangat mewakili untuk menjadi ilustrasi tulisan saya. Dari hal ini juga saya berusaha belajar untuk membuat foto yang pas dengan ide-ide tulisan yang saya punya.
Belum lama saya posting tulisan yang berjudul Memaknai Hidup Dengan Belajar Dari Sebatang Pensil, betapa kagetnya saya ketika saya dapat surat cinta dari Moderator Kompasiana tentang hak cipta kepemilikan foto yang saya gunakan. Intinya artikel saya tidak akan muncul di mesin pencari dan foto yang saya pakai sebagai ilustrasi sempat dihapus oleh Admin. Namun setelah klarifikasi dan penambahan sumber foto, artikel tersebut bisa tayang dengan lengkap. Saya menganggap Kompasiana cukup istimewa dengan memperhatikan tentang hak cipta, sumber data/gambar dan semacamnya. Penghargaan atas hasil karya seseorang sangat dijunjung tinggi di sini.Â
Inilah salah satu alasan saya memilih Kompasiana menjadi tempat untuk belajar menulis dengan foto ilustrasi dari hasil foto saya sendiri, karena saya kurang suka dengan copas gambar/foto dari internet meskipun gambar/foto tersebut jauh lebih bagus dari yang saya buat. Dulu ya, saya sering copas-copas foto untuk membuat serangkaian cerita, karena saya belum bisa motret dan memang belum punya kamera. Namun di sini, saya selalu berusaha menggunakan foto saya sendiri sebagai bahan ilustrasi, kecuali saya malas bongkar brangkas file gambar untuk memilah dan memilih satu-satu foto untuk narasi yang saya buat, barulah saya cari di internet dengan tetap mencantumkan sumbernya.
Misalnya saja di artikel Dampak Sweet Karma Bikin Cinta Pada Budaya. Pada artikel tersebut saya terpaksa mencari gambar dari Internet, meskipun sebenarnya saya punya beberapa foto untuk artikel tersebut. Sekali lagi, malas bongkar brangkas file gambar yang seabrek-abrek.Â
Perihal penggantian gambar/foto ini, satu yang membuat saya sedikit kecewa ada di artikel Kucingku Bukan Sekedar Hewan Peliharaan. Foto kucing kesayanganku yang telah hilang jadi tergeser, tidak lagi di depan. Apa saya sedang dan akan komplain? Tentu tidak perlu, saya hanya mengemukakan pendapat pribadi saja dan pastinya secara kualitas serta estetikanya saya percaya foto pilihan Admin adalah yang terbaik. Terima kasih untuk itu, ada ilmu yang saya petik.Â
Jadi, tetap menulis, memotret dan hargai hasil karya orang lain. Fotoku inspirasi untuk tulisanku dan tulisanku terinspirasi dari fotoku.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H