Mohon tunggu...
Ulil Hidayah
Ulil Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Walisongo Semarang

Ulil Hidayah Mahasiswa Ekonomi Islam UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perlombaan sebagai Ajang Peningkatan Prestasi dan Pengobar Semangat Siswa

31 Maret 2022   10:45 Diperbarui: 31 Maret 2022   10:51 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sangat penting untuk menanamkan rasa berhasil dalam diri siswa. Hal ini dapat pula dicapai dengan memberikan tugas sekolah yang bervariasi sehingga setiap siswa akan mempunyai kemungkinan untuk dapat berprestasi sesuai dengan kemampuannya. Keberhasilan akan menaikkan kepercayaan diri sedangkan kegagalan akan menyebabkan siswa membuat tujuan-tujuan yang tidak realistik.

Ketiga, Kompetisi dan Kooperasi. Dalam situai-situasi tertentu, persaingan dapat menjadi sumber motivasi yang ampuh tetapi dapat pula merusakkan bagi siswa yang lain. Bila akan mengadakan suatu bentuk kompetisi di kelas, haruslah diingat bahwa dalam kompetisi itu setiap siswa harus mempunyai kesempatan untuk menang yang sama besar. Bila kompetisi itu menyangkut prestasi sekolah, maka harus ada pengelompokan kemampuan lebih dulu. Kalau tidak maka situasi kompetisi itu tidak akan memotivasi para siswa dikarenakan bagi mereka yang berkemampuan rendah akan lebih kecil kemungkinan untuk menang dan karenanya bagi mereka lebih baik tidak usah berusaha, sedangkan bagi mereka yang sudah diketahui berkemampuan lebih baik juga tidak akan berkeinginan untuk berusaha dikarenakan mereka merasa tidak mendapat tantangan dari siswa yang lebih bodoh daripada mereka sendiri.

Kompetisi yang memotivasi adalah rasa berkompetisi dengan diri sendiri. Di sini siswa berpacu dengan diri sendiri untuk dapat berprestasi lebih baik dan selalu meningkatkan apa yang dicapainya. Sebetulnya, yang patut mendapat hadiah bukanlah juara kelas dalam arti siswa yang mencapai nilai rata-rata tertinggi sewaktu THB, akan tetapi yang layak diberi hadiah adalah siswa yang membuat peningkatan nilai tertinggi bila dibandingkan dengan prestasi yang lalu.

Apabila akan dibuat suatu kompetisi dalam meyelesaikan tugas belajar sehari-hari, lebih baik bila tugas itu merupakan tugas kelompok sehingga yang berkompetisi bukan siswa akan tetapi kelompok siswa. Dalam hal ini hendaklah dipilih tugas yang hanya dapat diselesaikan apabila para anggota kelompok bekerjasama (kooperatif). Penilaian dilakukan berdasar prestasi kelompok sehingga yang menang dan kalah adalah anggota kelompok secara keseluruhan, bukan individu siswa.

Keempat, Pengetahuan akan Hasil Belajar. Untuk setiap tugas sekolah maupun tugas rumah, yang sangat penting artinya dalam motivasi belajar adalah pengetahuan akan hasil. Para siswa sedapat mungkin segera mengetahui hasil pekerjaan mereka. Penelitian telah menunjukkan bahwa pengetahuan akan hasil pekerjaan sangat efektif dalam memotivasi belajar.Tugas harian di sekolah sangat baik bila diperiksa oleh siswa sendiri sehingga siswa segera mengetahui hasilnya. Para guru kemudian dapat mendiskusikan jawaban salah serta memberikan jawaban yang benar kepada siswa.

Kelima, Tingkat Aspirasi. Tingkat aspirasi, dalam hal ini tidak lain merupakan tingkat kesukaran tugas atau tujuan belajar yang harus dicapai oleh siswa. Tingkat aspirasi sangat erat kaitannya dengan konsep diri siswa mengenai kemampuannya sendiri. Bagaimana siswa menghayati tingkat kesulitan tugas akan mempunyai daya motivasi yang berbedabeda.

Suatu prinsip umum adalah bahwa tujuan atau tugas yang diberikan pada siswa haruslah mungkin dicapainya dan siswa harus merasakan bahwa bila ia berusaha maka tujuan itu akan tercapai. Suatu tugas yang dirasakan terlalu berat oleh siswa akan menyebabkan ia frustrasi dan kehilangan hasrat untuk mencapainya. Suatu tugas yang terlalu ringan akan menyebabkan siswa bosan dan kemudian mengalihkan perhatiannya pada hal-hal lain sehingga tujuanpun tidak tercapai. 

Suatu tugas hendaklah diletakkan sedikit saja diatas kemampuan siswa sehingga siswa merasa tertantang untuk mencapainya. Demikianlah beberapa hal yang menyangkut tehnik motivasi dalam kelas. Berikutnya diuraikan beberapa pertimbangan mengenai perbedaan individual dalam pemberian motivasi. Perbedaan individual menyangkut berbagai aspek. Di bawah ini hanya akan dilihat aspek kemampuan belajarnya saja, dikarenakan aspek ini dianggap sebagai salah satu aspek yang sangat penting dalam menentukan hasil belajar. Mereka yang kemampuan belajarnya rendah biasanya dikenal dengan mereka yang lambat belajar atau lambat mengerti dan memahami. Beberapa petunjuk berikut perlu dipahami.

  • Mereka yang lambat belajar lebih mudah dimotivasi oleh pujian, bukan oleh kritik.
  • Mereka yang lambat belajar harus dilayani dengan kesabaran pihak guru yang besar. Ketidaksabaran akan menghilangkan keinginan mereka untuk belajar.
  • Bentuk-bentuk motivator yang efektif bagi siswa yang lambat belajar antara lain ganjaran yang segera diberikan, penentuan tujuan belajar jangka pendek, pujian dan dorongan langsung.

Pada sisi lain, terdapat siswa yang cepat belajar dikarenakan kemampuan intelektualnya yang superior. Bagi mereka ini perlu diperhatikan hal berikut.

  • Celaan dan kritik seringkali lebih efektif bagi mereka sebagai motivator karena merupakan tantangan bagi mereka yang cepat belajar
  • Pengulangan akan mudah membosankan bagi mereka. Karena itu berikan tugas yang lebih sukar dari yang sudah-sudah, jangan hanya memberikan tugas yang serupa dalam jumlah lebih banyak dikarenakan mereka akan segera bosan.
  • Sedapat mungkin berikan mereka kebebasan menentukan tujuan belajar dan berikan kesempatan untuk mencapainya. Terlalu banyak tujuan yang ditentukan oleh pihak orang lain akan menghilangkan motivasi mereka dalam belajar.

Redaktur : Ahmad Sholeh

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun