Mohon tunggu...
UlilAlbab
UlilAlbab Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Hobi olahraga, touring dan berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Hari Raya Idul Adha: Raih Kemenangan Dengan Kebahagiaan dan Peduli Antar Sesam

17 Juni 2024   17:36 Diperbarui: 17 Juni 2024   17:38 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hello sobat kompasiana! Gimana nih kabar hari ini? Baik kan? Kali ini penulis akan menceritakan sejarah singkat tentang hari raya umat muslim yaitu hari raya Idul Adha. Hari Raya Idul Adha adalah hari dimana umat muslim merayakan hari rayanya setiap tanggal 10 Dzulhijah. Sejarah singkat hari raya idul Adha menceritakan tentang besarnya ketakwaan seorang hamba kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya yang bernama nabi Ismail. Hal itu dilakukan karena sebagai bentuk kepatuhan dan ketakwaan beliau terhadap perintah Allah SWT. Walaupun hari raya idul Adha ini dirayakan setiap tahun sebagian umat muslim masih belum mengetahui sejarah idul Adha, dan asal usul kurban dalam Islam. Sebelumnya Hari ini tanggal 17 Juni 2024 Penulis ikut memeriahkan serta ikut dalam pelaksanaan Sholat Hari Raya Idul Adha tahun ini. Pelaksanaanya yaitu di lapangan Jomblangan,Wonocatur,Banguntapan,Bantul,Daerah Istimewa Yogyakarta. selanjutnya Mari kita bahas tentang sejarah dan makna hari raya idul Adha ya guys!.

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

Asal usul korban di muka bumi yaitu ketika Allah memerintahkan perintah ibadah qurban yang tidak terlepas dari kisah nabi Ibrahim, dan anaknya yang bernama Ismail. Sebelum itu korban sudah ada dari kisah Qabil dan Habil, beliau adalah anak dari nabi Adam AS, namun saat itu korban tidak disyariatkan.

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

Mengutip jurnal UIN yang berjudul "tenang kurban (studi riwayat dan hikmahnya) tanda petik, riwayat korban berawal dari kopi, dan Habil dan Qobil. Mereka berdua merupakan anak anak nabi Adam yang ingin menikahi saudarinya, iqlima. Saat itu untuk mengatasi perselisihan, nabi Adam AS minta kedua putranya mobil dan Habil untuk menyembelih hewan kurban. Ketentuannya hewan kurban siapa yang diterima oleh Allah SWT, maka ia yang berhak menikahi iqlima.

Habil yang merupakan seorang pengembala mengorbankan kambing gemuk miliknya, sedangkan Qabil merupakan seorang petani mengorbankan segenggam hasil dari panennya yang paling jelek. Kemudian keduanya ditaruh  ke persembahan korban di atas sebuah bukit. Profil dan Habil bersama nabi Adam menyaksikan dari jauh apa yang terjadi terhadap dua macam kurban tersebut. Saat sudah dipersembahkan di atas batu ternyata korban itu musnah termakan api, sedangkan hasil tani yang dihasilkan Qoboil yang berupa gandum tidak tersentuh oleh api sedikit pun, dan tetap utuh.

Kisah pengorbanan kedua anak Adam tersebut tercantum dalam Al-Quran surah Al-Maidah ayat 27.

 

Arab-latin:  Watlu 'alaihim naba'abnai dama bil-aqq, idz qarrab qurbnan fa tuqubbila min aadihim wa lam yutaqabbal minal-khar, qla la'aqtulannak, qla innam yataqabbalullhu minal-muttaqn.

 Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika mempersembahkan keduanya korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil : "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".

Dalam ayat di atas jelaskan bahwa kurban domba yang dimiliki Habil diterima oleh Allah SWT sebagai bentuk ketakwaannya sementara Qabil tidak diterima oleh Allah SWT karena beliau tidak ikhlas.

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

Oh iya, untuk Qurban di masjid Az Zahrotun, Wonocatur,Bantul,Daerah Istimewa Yogyakarta kali ini tak kalah ramai dan seru seperti Qurban di kota-kota lainnya loh!. Kali ini hewan yang akan di Qurbankan berupa 10 kambing dan 7 sapi. Masyarakat serta panitia berbondong-bondong menyerukan takbir serta menyiapkan peralatan yang akan digunakan sehingga ketika penjegalan sapi sangatlah enteng ketika masyarakat beramai-ramai (17/06/2024). Itulah beberapa keutamaan hari raya Idul Adha bisa menguatkan umat muslim untuk meningkatkan jiwa sosial antar manusia.

Makna Idul Adha yang biasa disebut Hari Raya Kurban

Idul Adha berasal dari kata bahasa Arab; "idul" dan "adha". "Idul" atau id diambil dari kata "ada yaudu" yang berarti kembali. Dan "adha" diambil dari kata "udhiyah" yang artinya kurban. Sehingga Idul Adha disebut juga dengan hari raya penyembelihan kurban. Selain itu hari raya idul Adha juga sering disebut dengan hari raya haji karena hari raya tersebut bertepatan dengan musim dilaksanakannya ibadah haji.

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

 Selain memahami sejarah singkat hari raya idul Adha sobat Kompasiana harus mengerti makna idul Adha bagi umat muslim yaitu :

1. Ketakwaan ketakwaan atau taqwa berkaitan dengan ketaatan seorang hamba dalam upaya menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya adalah seorang hamba Allah SWT salah satunya ya itu nabi Ibrahim memiliki tingkat ketakwaan yang tinggi, karena tetap menjalankan perintah Allah SWT ada, walaupun harus menyembelih anaknya sendiri.

 2. Meningkatkan jiwa sosial antar manusia melalui proses pembagian daging kurban kepada fakir miskin syariat agama Islam mengajarkan untuk tetap mengedepankan solidaritas antar sesama manusia.

 3. Meningkatkan kualitas diri. Salah satu makna qurban berikutnya yaitu meningkatkan kualitas diri karena dalam hal ini berkaitan dengan sikap kesadaran diri, empati, dan pengendalian diri sebagai akhlak terpuji setiap muslim pada.

Itulah beberapa sejarah serta makna hari raya idul Adha yang harus diketahui oleh umat muslim. Keutamaan perayaan hari raya idul Adha sama seperti dengan idul Fitri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun