Emang boleh, "selalu" mengatur diri dan mengusahakan segala sesuatu?
Ingat, manusia itu ciptaan Allah yang hakikatnya adalah hamba. Mengatur dan mengusahakan sesuatu adalah dua hal yang bertentangan dengan sifat kehambaan ('ubudiyyah). Â
Ketahuilah bahwa Allah-lah yang mengatur segala sesuatu. Segala sesuatu terjadi atas ketentuan dan takdir Allah Swt. Maka, sangat tidak sopan jika kita terus-menerus berpikir, "Jika saya tidak melakukan ini, maka tidak akan terjadi seperti ini."
Padahal, segala hal yang diatur oleh Allah tidak akan bisa kita atur. Titik.
Sesungguhnya kita tidak akan mampu mengatur apa pun yang telah diatur Allah Swt.
Adapun sikap mengatur dan mengusahakan sesuatu yang diiringi dengan kepasrahan kepada Zat yang Maha Mengatur (ikhtiar), maka hal itu tidak apa-apa.
Karena ikhtiar adalah salah satu sifat hamba sebagai wujud pembuktian atas permintaan rida seorang hamba kepada Tuhannya.
Jika Allah rida kepada hamba-Nya, niscaya tidak ada yang tidak mungkin.
Kita petik satu pelajaran dari tulisan singkat ini, "Terkadang kita perlu istirahat dalam mengatur diri dan mengusahakan sesuatu, karena apa yang dilakukan Allah tidak akan mampu kita lakukan." Wallahu A'lam
Sumber: Kitab Al-Hikam karya Ibnu Atha'illah As-Sakandari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H