Beruntung bagi temen-temen yang berprofesi sebagai guru,baik guru di sekolah formal,maupun nonformal,seperti di majlis taklim,pondok pesantren,dan lembaga lainya.Â
Karena secara tidak langsung kita menanam benih ilmu untuk orang lain. Andaikan dari sekian banyaknya murid,satu saja yang mempraktekan ilmu dan nasehat kita,tentu pahala mengalir pun akan deras untuk kita sampai si anak ini meninggal dunia.Â
Akan tetapi bilamana ternyata salah satu murid kita menjadi orang besar,jadi kyai misalnya yang punya ribuan santri,tentu pahala mengalir sederas-derasnya untuk diri kita bahkan bisa sampai hari kiamat kelak.Amin !
Akan tetapi buat temen-temen yang sekarang memegang /mengampu tajwid (apalagi di pesanten) sangat dituntut untuk fasih dalam mengucapkan beberapa lafadznya.Â
Karena memang Al Quran diturunkan dengan sangat istimewa,sehingga beberapa aturan main dalam membaca Al Quran (tajwid) harus diusahakan maksimal. Mulai dari pengetahuan yang begitu dasar seperti hukum nun mati dan tanwin,hukum mim mati,mad,qolqolah,dan lain-lain, sampai dengan bab yang lumayan butuh skill tinggi dalam berartikulasi,lebih tepatnya yaitu harus fasih dalam makhorijul huruf dan sifatul huruf.
Yah,setiap huruf hijaiyyah punya karaker yang berbeda-beda,atau kalau dalam bahasa anak pesantren mereka itu punya makharijul huruf dan beberapa sifatnya. Yang mana terkadang kita sendiri pun yang sudah dewasa merasa susa untuk melafalkan dan membedakan mana yang a (dari alif) dan a (dari ain), da (dari da kecil) dan dza (dari dzal bertitik) dan lain sebagainya.
Akan tetapi kesulitan dan menuntut kita untuk fasih dalam berartikulasi pun dialami oleh temen-temen guru bahasa inggris.Â
Yah, pengampu/praktisi bahasa inggris harus mampu conversation bahasa inggis serapi mungkin,agar ketika berbicara dengan native,kita pun tidak dibully oleh mereka. Kalau kita yang mengajar bahasa inggris saja artikulasinya kurang bagus,bagaimana dengan  murid kita?
Begitu juga pertanyaan di atas bisa dijadikan template untuk seorang pengajar tajwid,kalau kita sendiri kurang fasih dalam menerapkan hukum-hukum tajwid,bagaimana dengan murid kita?
Tentu 2 pertanyaan di atas hanya bersifat saran membangun buat temen-temen,utamanya buat penulis yang punya segudang impian,hehehe
Agar kita semua gemar dan tidak putus untuk selalu mengupgrade kualitas diri kita.Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H