Permainan tebak-tebakan ini sebenarnya hampir sama dengan cara belajar membaca dengan cara mengeja. Tetapi berbeda dengan mengeja, saya tidak mengajarkan melalui tulisan, tetapi melalui tebakan. Saya tidak mengejakan ke anak saya, tetapi anak saya yang berusaha membunyikan secara langsung gabungan dua huruf tersebut.Â
Dan yang lebih asiknya dengan cara ini, saya bisa mengajak anak saya untuk bermain tebak-tebakan kapan saja, dimana saja dan bahkan disaat dia sambil bermain apa saja. Pernah juga suatu ketika saya mencoba mengganggu dia, disaat bermain gamedi handphone. Saya mencoba memecah konsentrasinya dengan bermain tebak-tebakan ini. Hasilnya cukup menakjubkan, anak saya tetap bisa menjawabnya meskipun pada akhirnya dia protes karena merasa terganggu konsentrasinya ketika bermain game.
Permainan tebak-tebakan ini saya lakukan selama kurang lebih seminggu. Minggu berikutnya saya mencoba menunjukkan buku baca sederhana yang pernah saya tunjukkan ke dia sebelumnya ketika minat baca belum tumbuh. Pada saat sebelum bisa membaca, anak saya sangat antipati dengan buku tersebut.Â
Tetapi berbeda dengan sikap sebelumnya, kali ini anak saya sangat antusias dan anak sayapun bisa membacanya, tanpa mengeja. Selain membaca buku tersebut, saya juga mengajaknya membaca buku cerita sederhana yang lain, dimana disaat saya membacakannya, bila ada kata yang sekiranya dia mampu membaca, maka saya meminta anak saya untuk membacanya. Cukup antusias akhirnya anak saya sekarang bila diajak membaca buku, dan tak lupa bermain tebak-tebakan pun masih terus berlangsung hingga sekarang. Selain karena anak saya suka, hal ini saya lakukan untuk mengasah agar dia dapat lebih lancar lagi dan semakin cepat ketika membaca.
"Dunia anak adalah dunia bermain" begitulah kiranya yang saya dapatkan dari aktifitas yang telah saya lakukan bersama anak saya. Dan bisa jadi, aktifitas yang telah saya lakukan tersebut dapat bekerja dengan baik untuk anak saya, tetapi belum tentu sesuai untuk buah hati anda. Jadi bund, ada baiknya jika bunda mencari kembali dengan jeli apa yang menjadi "kesenangan" anak, kemudian "menyisip" kan hal apa yang akan kita ajarkan kedalam aktifitas kesukaannya. Sehingga kita bisa membuat buah hati kita belajar tanpa "belajar" dalam artian pada umumnya. So, jangan pernah ajari mereka membaca ya bund!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H