Mohon tunggu...
Ulil (pipit) Fitriyah
Ulil (pipit) Fitriyah Mohon Tunggu... -

"Ngangsu lan ngisi"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Anak Gembala Pun Bisa Sekolah di Australia

14 November 2017   09:11 Diperbarui: 14 November 2017   09:36 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih teringat dulu semasa hidup ayah saya, beliau dengan polos sering berkata "sekolah yang jauh sekalian, kalau bisa sampai ke luar negeri" Meskipun pada saat itu hanya nampak seperti sebuah candaan, namun bagi saya kalimat itu adalah merupakan sebuah Doa. Demikian juga, doa ibu yang selalumenyertai membuat saya bisa memiliki sejuta harapan. Setiap restu ibu seolah menjadi pintu jalan keluar dari setiap masalah. Bait-bait doa ibu selalu tercurah untuk anak-anaknya tercinta.

Sungguh tak disangka, belum menyelesaikan kuliah S2, kembali ... seorang sahabat memberi informasi tentang beasiswa S2 ke luar negeri. Ya Allah ... Apakah ini sebuah jawaban atas doa-doa. Sebuah kesempatan mengapa tidak disambut dengan baik? Bila saja diterima, Alhamdulillah. Namun bila tidak, kesempatan ini akan memberi pengalaman tersendiri. Saya berharap atas hasil terbaik.

Dimulai dengan mengikuti tahap penjaringan yang diselenggarakan oleh kampus tempat saya bekerja. Tes tahap awal, Alhamdulillah ...berhasil. Saat itulah saya bercerita kepada ibu, bila mendaftar beasiswa ke luar negeri. Mendengar cerita ini, ibu saya tidak mampu memberikan jawaban apa--apa. Sungguh ... Beliau hanya terdiam. Bahagia tentunya karena saya mampu membuktikan apa yang telah menjadi tekad saya sejak lama, dan ... Sedih, karena mengingat, saya akan pergi jauh darinya. 

Namun, kembali saya meyakinkan bahwa semua ini adalah sepenggal perjalanan. Ini adalah sebuah pengalaman hidup yang akan menempa saya menjadi anak sekaligus pribadi yang bisa lebih bermanfaat terhadap sesama. Namun, ibu saya masih terdiam...Saya menangkap isyarat ibu diam, berarti ibu tak restu saya menangkap peluang kuliah ke luar negeri. Saya mulai tak semangat mengerjar beasiswa ke luar negeri, tanpa restu ibu.

Tiba pada tahap selanjutnya, yaitu tes IELTS dan wawancara. Kembali teringat akan restu orangtua, saya hampir memutuskan untuk tidak melanjutkan pada tahap ini. Bagi saya restu orangtua adalah begitu penting. Untuk apa saya pergi jauh-jauh ke luar negeri bila orangtua saya tidak merestui? Ini sangat prinsip bagi saya. Namun, beberapa sahabat menyemangati untuk tetap menjalani tes berikutnya serta mengingatkan, bahwa semua ini adalah untuk pengalaman.

Ditengah kegalauan ini, tak disangka-sangka ibu datang ke Malang. Beliau tiba-tiba memberikan restunya, beliau berkata, "Pergilah bila itu memang sudah menjadi tekadmu, insyaallah ibu merestui bila kau melanjutkan sekolah ke luar negeri." Lega sekali mendengar kata--kata beliau. Semangat saya seketika kembali dan hanya dengan sisa beberapa hari saja, saya kembali bersemangat belajar untuk mempersiapkan menghadapi tes berikutnya. 

Akhirnya tes IELTS dan wawancara sudah, tinggal menunggu hasilnya. Berdoa untuk hal yang terbaik. Namun yang paling penting bagi saya adalah pengalaman berharga selama proses ini. Dalam hati, kembali saya bertekad bahwa apa yang saya lakukan ini adalah untuk mencari ilmu dan keberkahan.

Hingga pada akhirnya, 11 Juni 2010, seperti mimpi rasanya saya bisa menginjakkan kaki di negeri Kanguru ini. Sebagai seorang anak pengembala, yang bukan hanya bisa mengembalakan ternak saja. Namun kugembalakan cita-citaku sejak dahulu untuk belajar sampai ke Luar negeri. Akhirnya kini ... Tercapailah apa yang diimpikan. Semua ini karena doa serta ridho dari orang tua kita, akhirnya Allah memberi atas apa yang kita inginkan. 

Sahabat ... Selalu peliharalah cita-citamu. Bukankah banyak orang memiliki cita-cita serta impian, namun impiannya lepas ditengah jalan. Karena kurang bisa untuk memelihara impian-impiannya. Peliharalah cita-citamu, carilah peluang dan jangan hanya berpangku tangan ... Akhirnya saya menyimpulkan bahwa mendapat beasiswa bukanlah hanya karena kemampuan intelegensi saja, namun seberapa jauh seseorang mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Tetap semangat dengan apa yang menjadi tujuan dan ... Restu orang tua adalah yang utama.

#repost dari http://motivasibeasiswa.org/2013/03/08/ulil-fitriyah-anak-gembala-pun-bisa-sekolah-di-australia/

#mengumpulkankembaliyangterserak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun