Bingung nggak sih mau lanjut kemana setelah lulus SD? Tentu saja masih jadi hot topic dikalangan emak ya gengs! Bagaimana denganku? Sama tentunya, jauh-jauh hari udah kepoin orang tua lain anaknya mau lanjut kemana? Udah ikuti juga akun sosial media sekolah yang diincar namun pada akhirnya jarak sekolah menjadi pertimbangan prioritasku.
Keterbatasan kami sebagai orang tua tak semestinya menjadi hambatan bagi anak-anak dalam menempuh pendidikan, namun aku juga nggak bisa menutup mata segala resiko yang da. Yah meski jauh dekat sama ada resikonya tapi dalam menjalani hidup tentu kita berusaha meminimalisir resiko bukan?
Anakku juga aku suruh diskusi baik dengan dirinya maupun teman-temannya. Jawabannya setiap hari berubah-ubah, terkadang mau lanjut ke SMP A karena bestieku ke sana, hari lain sepertinya mau ke SMP B karena banyak yang ke sana. Well! Usia remaja tentu saja dia masih labil, indikatornya masih teman-temannya. Akupun mengajak anakku mengunjungi sekolah yang masuk list, ketika ke SMP A komennya "wah jauh banget dan aku bingung kalau naik ojek takut", lalu ke SMP B "wah bagus sekolahnya tapi nanti susah kalau pulang sendirian". Kebimbangan khas anak remaja, dan pada akhirnya kami sepakat untuk sama-sama memikirkannya sembari menunggu waktu pendaftaran SMP dibuka, sekolah swasta sejak Oktober sudah membuka pendaftaran dan momen-momen mendaftar saat diawal berkahnya adalah diskon dan sayang buat dilewatkan haha.
Finally aku dan anakku sepakat akan melanjutkan SMP di yayasan yang sama dengan SD nya yaitu Permata Hati Tangerang, apa saja pertimbangan yang mendasari keputusan kami? Semoga bisa membuat orang tua nggak ragu lagi ya dalam memilih sekolah selanjutnya.
Melanjutkan Pendidikan ke SMP Permata Hati Tangerang: Pilihan yang Tepat untuk Masa Depan Anak
Ada beberapa alasan kuat yang mendasari pilihan ini, yang menurutku sangat mendukung tumbuh kembang anak, khususnya di masa peralihan menuju remaja. SMP adalah masa remaja dimana anak-anak berusaha menemukan jati dirinya, disinilah titik temu keputusanku. Sebaiknya aku tetap memberikan lingkungan yang baik baginya.
1. Budaya Sekolah yang Positif
Salah satu hal yang paling saya hargai di Yayasan Permata Hati adalah budaya sekolahnya. Lingkungan yang mendukung nilai-nilai positif seperti kedisiplinan, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama sangat terasa. Sekolah ini membentuk anak-anak untuk tidak hanya fokus pada akademik tetapi juga pada karakter mereka. Â
2. Tidak Ada Kantin: Kebiasaan Membawa Bekal
Hal lain yang membuatku kagum adalah kebijakan sekolah yang tidak menyediakan kantin. Ini mungkin terdengar sepele, tetapi dampaknya besar. Anak-anak didorong untuk membawa bekal dari rumah, yang berarti makanan mereka lebih terjamin kebersihannya dan sesuai dengan kebutuhan gizi. Kebijakan ini juga mengurangi produksi sampah, sesuatu yang sering menjadi masalah di sekolah dengan kantin. Selain itu, anak-anak jadi terbiasa hidup lebih hemat dan sehat karena tidak ada uang jajan. Menurutku kebiasaan ini akan bagus dieruskan saat remaja.