Selain itu, Tria juga ingin menciptakan regenerasi anak muda yang peduli pada isu ini. Setiap enam bulan, ia melibatkan 20 relawan dan memberikan beasiswa bagi tiga mahasiswa hingga mereka lulus. Tria berpendapat bahwa stigma muncul karena kurangnya interaksi sosial. Dengan adanya Griya Schizofren, masyarakat dapat lebih terbuka untuk berinteraksi dengan ODMK. Mereka yang memiliki pendidikan bisa menjadi konsultan, sementara yang lain diberi pelatihan kemandirian seperti desain grafis.
Salah satu dampak positif dari pengakuan yang ia terima adalah meningkatnya permintaan bantuan dari masyarakat untuk pendampingan ODMK. Hal ini memotivasi Tria untuk terus berbuat lebih banyak lagi. Pesan Tria kepada generasi muda adalah memanfaatkan potensi kebaikan sejak dini. "Potensi untuk berbuat baik ada dalam diri kita semua. Jadikan kebaikan sebagai bagian dari diri kita sejak muda, setidaknya dengan menunjukkan empati kepada orang yang sedang mengalami musibah dan memerlukan bantuan kita," ujar Tria.
Kondisi Kesehatan Mental Saat Ini
Kesadaran tentang kesehatan mental terus meningkat, tetapi stigma masih menjadi tantangan besar. Pandemi COVID-19 telah memperparah banyak aspek kesehatan mental. Isolasi sosial, kekhawatiran kesehatan, dan ketidakpastian meningkatkan kecemasan dan depresi di kalangan masyarakat. Kesadaran masyarakat terhadap isu ini perlu terus dibangun agar dukungan terhadap ODMK semakin meluas.
Triana Rahmawati, dengan komunitas Griya Schizofren, menjadi contoh inspiratif dalam mencetak generasi muda yang peduli ODMK dan membantu masyarakat untuk lebih memahami pentingnya dukungan kesehatan mental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H