Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Panti Jompo Bukan Budaya Kita, tapi Bisa Jadi Kebutuhan di Masa Depan

11 Juni 2024   12:24 Diperbarui: 13 Juni 2024   23:23 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merawat lansia. (Shutterstock via Kompas.com)

Lalu saat ini ada berapa banyak perusahaan yang mengeluarkan anggaran untuk membuat day care? Demi apa? demi memberi dukungan kenyamanan bagi pekerjanya khususnya pekerja wanita yang memiliki anak. Bahkan biaya day care di Jakarta per bulan saat ini mungkin bisa membeli paling sedikit 5 gram emas, udahlah ya jelas lebih mahal anak daripada emas ya kan?

Keberadaan day care saat ini sudah menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan, di lingkungan rumahku saja ada banyak day care dengan berbagai pilihan biaya dan fasilitas, so aku pikir panti jompo juga akan demikian di masa datang bukan lagi sebuah hal tabu melainkan kebutuhan.

Diolah pribadi Uli Hape dari dreamstime.com
Diolah pribadi Uli Hape dari dreamstime.com

Menitipkan Orangtua di Panti Jompo, Sebuah Alernatifkah?

Bu Risma bisa jadi sama seperti kebanyakan orangtua kita lainnya, generasi baby boomers tentu saja akan menganggap kita sebagai anak durhaka bila mengantar mereka ke panti jompo. Tapi tidak bagiku bila kelak anakku bertanya kepadaku, dan itu sudah pasti karena keterbatasannya. Sama sepertiku dulu ketika aku menitipkannya ke day care bahkan tanpa diskusi sudah aku putuskan itu yang terbaik. 

Bila anakku tak bisa membersamaiku sepanjang hari seperti aku dulu kepadanya, bila anakku khawatir meninggalkanku sendirian tanpa adanya teman sosial maka aku akan menyetujuinya atau bisa jadi aku juga menginginkannya. Karena benaran loh nggak tenang meninggalkan lansia di rumah sendirian, apalagi kalau kondisi sakit.

Ada banyak kasus pertolongan terlambat yang membuat para lansia meninggal di rumah. Paling tidak sama seperti di day care biasanya akan lebih cepat tanggap karena memang tersedia tenaga ahli untuk menjaga anak maupun lansia.

Aku suka menonton Drama Korea (drakor) dan tema panti jompo kerap hadir di berbagai latar belakang kisah sehingga bagiku panti jompo adalah sebuah alternatif bagi pengasuhan orangtua yang lebih terarah. 

Di Korea Selatan lewat isu yang ada di drakor nggak semua panti jompo itu bagus dan tentu saja ada harga ada rupa itu juga berlaku bagi panti jompo. Lansia di Korea Selatan juga nggak semua mau stay di panti jompo namun pemerintah juga punya program untuk merawat lansia yang stay di rumah, jamin deh di negara kita belum sanggup mengurusin lansia! Wong isu anak saja masih banyak terabaikan ya kan?

Indonesia dan Lansia

Label anak durhaka dan mengumpulkan pahala adalah isu budaya dan agama yang tak terpisahkan. Lah sekelas pemimpin saja bisa bilang orangtua yang di panti jompo itu wujud anak membuang ortu nya.

Indonesia memang populasi lansia dan usia produktif lebih banyak yang produktif sih, berbeda dengan negara Korea Selatan dan Jepang yang sudah familiar dengan menghabiskan masa tua di panti jompo, di sana populasi lansia emang lebih banyak makanya negara hadir merawat lansia. Kalau kita? Lah itu anaknya banyak, masak satu aja nggak bisa ngasuh orangtua? Begitulah pemikiran banyak orang.

Padahal terlepas dari pahala, mengasuh orangtua itu nggak mudah. Orangtua yang sehat saja banyak cekcok sama anak, kebayang kalao orangtua udah sakit-sakitan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun