Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Guru Dilarang Menerima Hadiah?

23 Juni 2023   21:24 Diperbarui: 24 Juni 2023   14:45 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang Menerima

Sebagai muslim pasti kita pernah mendengar bahwa Allah lebih suka melihat tangan di atas daripada di bawah, memberi lebih baik daripada meminta/menerima demikian aku memahaminya sejak lama. PAda prakteknya akupun pernah terlena dalam menerima ini "toh bukan aku yang minta", padahal aku bisa melarang orang memberi. Lantas apa yang membuat aku sadar bahwa menerima itu adalah salah meski tanpa meminta?

Saat itu bila ada pembayaran kontraktor maka mejaku adalah bagian verifikasi, so para kontraktor akan meneleponku untuk memastikan tagihan mereka sudah lolos verifikasi, beberapa dari mereka membawakan aku makanan sampai uang which is jarang aku nikmati seorang diri melainkan aku bagi ke tim ku juga. 

Sampai suatu hari aku menyadari bahwa aku sudah berbuat tak adil, suatu ketika seorang kontraktor menelepon dikala libur, dengan entengnya aku abaikan karena dia tak pernah membawakan aku apapun, sebaliknya ketika nomor kontraktor yang kerap memberi muncul di layar handphone spontan aku mengecek sudah sampai mana proses pencairan, bahkan ketika terkendala aku termotivasi untuk menyegerakan nya.

Perasaan itu membuat aku menyadari betapa menerima mmpu menggerogoti hatiku, sejak saat itu aku tegas menolak pemberian siapapun, dan ternyata bisa serta membuat aku tak pandang bulu dalam bekerja.

Mamakku juga mengajarkan kepada kami, berilah hadiah pada Guru kalian ketika sudah bekerja. Dan pada gajian ke sekian saat mudik maka Mamak mengajak kami ke sekolah-sekolah kami untuk mentraktir guru, cara ini ku akui lebih keren, selain pantas ternyata para guru jauh lebih bangga, ketimbang sekedar menerima hadiah dari wali murid.

Mengapa Guru Harus Menjaga Integritas Profesi : Larangan Menerima Hadiah

Dalam dunia pendidikan, peran seorang guru tidak hanya berkutat pada memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga bertugas membentuk karakter dan moralitas mereka. Dalam rangka menjaga integritas profesi, terdapat aturan yang melarang guru untuk menerima hadiah. 

Menghindari Konflik Kepentingan

a. Netralitas dalam Penilaian : Guru yang menerima hadiah dapat menghadapi konflik kepentingan saat memberikan penilaian kepada siswa. Hal ini dapat merugikan siswa yang seharusnya mendapatkan evaluasi yang objektif dan adil.

b. Pengaruh Terhadap Keputusan Akademik : Menerima hadiah dapat mempengaruhi guru dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kehidupan akademik siswa, seperti kenaikan kelas, rekomendasi beasiswa, atau penghargaan. Keputusan semacam ini harus didasarkan pada prestasi dan kemampuan siswa, bukan hadiah yang diterima.

Menjaga Integritas Profesi :

a. Etika dan Profesionalisme : Guru yang tidak menerima hadiah menunjukkan komitmen mereka terhadap etika dan profesionalisme. Mereka menempatkan kepentingan siswa dan integritas pendidikan di atas kepentingan pribadi.

b. Martabat Profesi Pendidikan : Dengan tidak menerima hadiah, guru memperkuat martabat profesi pendidikan. Tindakan ini memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa guru bertindak secara adil, tanpa memihak, dan berkomitmen pada tujuan utama pendidikan.

Fokus pada Pembelajaran

a. Pendidikan Berbasis Prestasi : Guru yang menolak menerima hadiah memastikan bahwa pendidikan didasarkan pada prestasi dan upaya siswa, bukan faktor-faktor eksternal seperti hadiah atau imbalan.

b. Kesetaraan dan Keadilan : Dengan menolak hadiah, guru memastikan kesetaraan dan keadilan dalam memberikan pendidikan kepada seluruh siswa. Tidak ada perlakuan preferensial berdasarkan hadiah yang diterima.

Larangan guru menerima hadiah adalah langkah penting untuk menjaga integritas, etika, dan profesionalisme dalam profesi pendidikan. Dengan mematuhi aturan ini, guru menunjukkan dedikasi mereka terhadap pendidikan yang adil, berkualitas, dan berfokus pada kepentingan siswa. Mari kita bersama-sama menghormati dan mendukung guru dalam menjalankan tugas mulia mereka sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan.

Larangan di sekolah anakku, dokpri
Larangan di sekolah anakku, dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun