Lalu aku tanya kembali kepada anakku, "Pernah ngucapin kata ini ke teteh Mas X?"Â
Dia pun dengan lugu menjelaskan bahwa kata itu dia ucapkan karena disuruh "Mas X".Â
Aku sampaikan dan ibunya konfirmasi ke anak gadisnya bahwa benar seperti yang anakku ceritakan. Apakah sang Ibu menegur Mas X? Tydack! 0h iya gak apa mam, nanti saya jelaskan ke anak gadis saya. Aku tahu mereka segeng, jadi kalau berbuat salah nggak usah ditegur, maklumi saja namanya juga bestie, GRRRRrrrrrrr
Well, drama hidup bertetangga itu kuncinya hanya sabar nggak ada yang lain. Aku percaya semua agama mengajarkan hal baik pasti ada banyak tips untuk hidup rukun bertetangga.Â
Ketika ada masalah sebaiknya minta bantuan Pak RT sebagai komunikator, atau ceritakan ke pasangan kita. Tetangga bagaimanapun adalah orang terdekat yang uluran tangannya bisa kita raih.
Seperti suamiku yang membalas perbuatan tak menyenangkan pada akhirnya harus mengakui ketika yang memberi bantuan air dengan selang terpendek ke dalam rumah kami adalah tetangga depan rumah kami, coba kalau aku nggak minta maaf duluan.
Toleransi harus ditumbuhkan ke dalam diri supaya kita bisa memahami perbedaan bertetangga, dan selalu ingat berbuat baik itu nggak rugi kok.
Aku yakin sih ada banyak kisah menarik hidup bertetangga haha bahkan beberapa drama Korea juga membahas isu hidup bertetangga, ada juga sitkom Tetangga Masa Gitu? dulu tayang di mana ya lupa, haha.
Pokoknya punya tetangga itu menyenangkan bila berpapasan segera tegur, jika salah segera layangkan maaf tentunya stok sabarnya diperluas. Sesekali ikut terlibat dengan kegiatan RT, kadang makanan yang dikirim nggak menyapa hangat hehe dan selalu punya anggapan bahwa keberadaan kita pun bisa jadi sebab tak enak buat tetangga namun mereka memaklumi dengan sabar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H