Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masakan Indonesia Nggak Klop dengan Kompor Induksi

21 September 2022   15:55 Diperbarui: 21 September 2022   16:08 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompor Induksi Bukan Solusi, ilustrasi by ulihape

Contohnya saja untuk alat airfryer gorengannya makin renyah ketika Airfryer kalian wattnya lebih gede, airfryer banyak bangetkan yang jual sekarang dengan low watt tapi nyatanya hasil masakannya nggak serenyah yang wattnya lebih gede. AC juga demikian yang low watt pasti kalah dingin dengan yang watt gede betul? So tetap yang gede lebih wow, ehm!

Listriknya Subsidi?

Kalaulah kompor induksi dihadirkan sebagai solusi penghematan maka menurutku enggak tepat sih, sekarang kalian udah pernah belum cek kompor induksi wattnya berapa? 

Minimal satu tungkunya 1000 watt kebayang kalau 2 tungku berarti 2000 watt so minimal daya listrik di rumah kalian harus diatas 1.300 VA yaitu 2.200 VA atau 3.500 VA let's say 3.500 VA nah apakah beban listrik kalian akan santuy saja? Aku jamin nggak, masalahnya tanpa dipakai saja beban biaya listrik 1.300 VA vs 3.500 VA sudah berbeda, contohnya biaya denda tunggakan kalau 1.300 VA 10K sedangkan 3.500 VA 50K belum perhitungan per kwhnya bun!

Yah semoga saja dugaanku salah ya, dan mari kita tunggu hasil uji coba yang sedang dilakukan apakah efektif program kompor induksi ini mengurangi beban negara? kalau itu alasannya ya, kan dikatai ini project pemerintah nggak mengaminkan hehe.

Masakan Indonesia Nggak Klop dengan Kompor Induksi

Nah kalau aku pribadi sebagai emak yang suka masak jelas nggak tertarik sih menggunakan kompor induksi mengapa? Karena jenis masakan orang Indonesia ini berat gan! nggak klop kalau dimasak dengan kompor induksi, bukan perihal rasa ya beb tapi tentang cara memasak dan penggunaan alat masaknya. 

Kalau di Korea ya cuman masak mi-mi-an instant amanlah ya pakai kompor induksi lah di Indonesia dengan berbagai masakan nusantara kebayang nggak peralatan masaknya seperti apa? 

Pada tahukan kalo kompor induksi tuh harus yang datar-datar biar nempel sempurna gitu. Nah alat datar gitu cocoknya masakannya sederhana misalnya membuat telur dadar ala omelet, rebusan macam shabu-shabu atau hanya sekedar untuk menghangatkan masakan. 

Sementara kalau orang Batak sepertiku alat masaknya biasanya cembung tidak datar contohnya kuali dan ini nggak klop dengan kompor induksi ya mesti ada behelnya sih semacam alat bantu untuk memasak di kompor induksi namun penginduksian nggak akan maksimal ujung-ujungnya masaknya jadi lelet deh. 

Telur dadar orang Sumatera juga harus deep frying makanya dikatai telur dadar berenda kan, kalau datar ya nggak bisa menggunakan alat masak datar. Belum lagi masak rendang yang butuh proses untuk membuat santan menjadi bergumpal kalao menggunakan panas yang stabil biasanya gumpalannya nggakk terbentuk, aku udah pernah masak rendang di kompor listrik dan itu jadinya semacam gulai kental saja bukan rendang.

Padahalkan.....

Aku lantas jadi mikir ini kok repot banget ya harus kasih kompor induksi? Padahalkan bisa ya datanya dicek lagi? Nggak bisa apa datanya dirapihkan? Bisa dong ya pemerintah cek distribusi gas subsidi ini? 

Jangan cuman bilang "yang make tuh orang mampu loh", yuk bisa yuk dibeneran datanya jadi yang menggunakan benar-benar target pemerintah. Atau apa kabar nih galian gas alam yang sedang in-in nya? RT kami juga baru dipasang nih instalasi gas alam, masaknya murah kok sebulan tagihan gasnya hanya 50K saja udah masak all day loh.

So kalau aku ditawari kompor induksi demi penghematan negara jawabanku sih NO ya, bagaimana kalian gengs?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun