Halo kompasianer? Gimana puasanya? Alhamdulillah yah sudah 21 hari kita menjalani ibadah puasa, inshaallah. Tema THR kali ini adalah tentang meneladani kisah nabi, kebetulan banget loh anakku yang kelas 2 SD (Sekolah Dasar).
Hari ini di sekolahnya sedang ulangan harian Pelajaran Agama Islam (PAI) dan BAB yang menjadi bahan ulangan adalah Tentang Kedamaian, ternyata sosok yang menjadi tauladan anak-anak SD dalam BAB Kedamaian adalah Nabi Ishaq A.S.
Akupun membuatkan soal latihan untuk Kanda anakku, Siapa Nabi Ishaq? Apakah ayahnya seorang Nabi juga? Nama Ibunya dan kenapa Nabi Ishaq dijadikan ikon kedamaian? Nabi Ishaq A.S adalah putra Nabi Ibrahim A.S, beliau lahir dari seorang Ibu yang sudah berusia senja yaitu 90 tahun beliau adalah Ibu Sarah dan saat itu Nabi Ibrahim juga sudah berusia 120 tahun. Ketika Kanda mendengarnya maka dia terkejut, "Bagaimana mungkin orang tua bisa hamil mi?" begitu tanyanya. Akupun menjelaskan bahwa peristiwa tersebut adalah ketetapan Allah SWT, maka tak ada yang tak mungkin bagi siapa saja yang sedang menunggu buah hati, yang penting sabar, ikhlas dan berusaha.
Lalu aku kembali menanyakan kepada Anakku siapakah orang tua Nabi Ishaq A.S dan alhamdulillah Kanda langsung ingat dan menjawab "Ibrahim dan Sarah"Â
Lalu aku menceritakan kota kelahiran Nabi Ishaq A.S adalah Hebron, dan Ishaq sejak kecil sudah menemai Ayahnya Ibrahim berdakwah di wilayah Palestina khususnya daerah Kan'an dan Syam, karena salah satu soal yang diajukan di buku paket adalah tentang dimana nabi Ishaq lahir dan dimana beliau berdakwah?
Nabi Ishaq A.S terkenal Sholeh, berbudi pekerti, rajin beribadah, ramah serta tidak pernah marah atau menggunakan kekerasan saat berdakwah. Dari Nabi Ishaq A.S aku meminta anakku untuk memiliki sikap yang lemah lembut, ramah.Â
Anak yang ramah tentu akan disenangi teman dan bisa beradaptasi dengan mudah dimana saja. kebetulan anakku saat ini agak pemarah dan kesempatanlah bagiku untuk mengajarkan lebih banyak sabar seperti Nabi Ishaq A.S.Â
Nabis Ishaq akhirnya menjadi penerus dakwah sang Ayahanda dan beliau menyampaikan wahyu dengan cara lemah lembut tanpa kekerasan. Nabi Ishaq senantiasa mengajak umatnya untuk senantiasa menyembah Allah, berbuat kebaikan, melakukan sembahyang dan membayar zakat.Â
Pada BAB Kedamaian ini anak-anak diajak menyontoh sifat Nabi Ishaq yang penyabar dan tak menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya.
Kanda pun langsung bisa mengoreksi sikapnya, "ternyata aku nggak punya banyak teman karena aku suka marah-marah ya mami?" Nah iya nak makanya harus seperti Nabi Ishaq yang selalu damai dalam membawakan syiar kepada ummatnya, ngga perlu marah-marah supaya kita bisa diterima di lingkungan kita.
Ada banyak sih kisah para Nabi yang bisa kita ajarkan atau bacakan kepada anak kita, namun kadang kitapun tak bisa sepenuhnya meneladani sifat para Nabi, andai kita bisa meneladani maka mungkin tak ada banyak hingar bingar di negeri ini.Â
Saat pilpres saja hanya karena berbeda pilihan kita saling baku hantam memaksakan isi kepala kita kepada orang lain. Bersyukurlah hari ini anakku belajar mengenal sosok Nabi Ishaq A.S paling tidak hari ini dia tahu bahwa marah-marah itu nggak ada gunanya.
Hari ini dia tahu ada kebesaran Allah dalam menetapkan rizki memiliki anak, hari ini dia tahu ketika Nabi Ishaq berjuang mengajak umatnya melakukan kebaikan dan beliau masih bisa sabar dan tak melakukan kekerasan dalam membawa kabar kebaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H