Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sweet Karma Itu Punya Suami Plontos

11 Februari 2021   12:38 Diperbarui: 11 Februari 2021   12:41 3313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa sih kriteria cowok idaman mu? Waktu SMA sering banget bikin list panjang pengen ketemu cowok begini begitu, pas masuk kuliah list nya berkurang, giliran kerja beberapa kriteria di edit lalu ketika umurku sudah kepala tiga namun jodoh belum mendekat kriterianya hanya tersisa 3 saja, cowok, bekerja, seagama. Nyatanya kriteria pendek juga nggak bikin cepat ketemu jodoh haha.

Salah satu topik pilihan minggu ini adalah sweet karma, sebenarnya aku nggak suka dengan kata karma, aku lebih suka dengan istilah "apa yang kita perbuat itulah yang kita dapatkan" itu makanya semua agama menyuruh ummatnya menjadi manusia yang baik supaya kita mendapatkan hal-hal baik saja. Namun namanya hidup kita punya iman yang selalu ada godaan untuk menjadi baik atau tidak.

Nggak Suka Pria Plontos

Punya tampang yang enak dilihat tuh nggak harus berhidung mancung, bagiku yang penting jangan botak haha. Jadi ketika ada pria yang mencoba dekat denganku dan dia plontos jujur agak mikir keras sih haha. Awal aku dekat dengan suami aku curhat dengan Mamak "oh iya tapi pala dia botak Mak". Respon mamak biasa saja, namun mamak bilang kok masih muda udah botak? Jangan-jangan punya sakit keras haha, dugaan mamak ini membuat aku menanyakan apakah dia punya sakit yang parah? Jawabannya tidak dan itu semua terbukti ketika aku mengunjungi rumah kakaknya hahaha ternyata mereka sama dan botak itu adalah derita keturunan hihi, eits tunggu dulu bukankah kakaknya sudah tua? dia sendiri masih muda hahaha, lagi-lagi aku ragu karena dia botak. Akhirnya aku mengumumkan kepada teman-teman bahwa aku nggak akan menikah dengan pria kepala plontos haha.

Semakin hari, dia semakin menunjukkan ketertarikannya dan aku belum memberikan jawaban "iya", akupun curhat ke seorang sahabat meminta pendapatnya tentang menikah dengan pria plontos haha. Untunglah aku curhat kepada orang yang tepat, jawabannya yang membuat aku nggak ragu lagi menjalin hubungan dengan pria plontos "ehm gini deh Li, dulu suami gue nggak botak tapi kini di usia 45 tahun rambutnya menipis dan jidatnya jenong ini namanya kualitas kegantengan dia menurun bagiku. Sepertinya better lu dari awal dapat suami plontos jadi dia nggak akan mengalami penurunan kualitas kek suami gue" Hahaha

Jawaban ini beneran merasuk di kepalaku, ada benarnya toh? Kalau sudah plontos dari awal maka nggak usah risau di hari tua, ah! lagian Pangeran William saja plontos! Hahaha. Pria plontos inipun akhirnya merasa lega karena aku menerimanya, aku tahu dia nggak PD saat jalan denganku. Untuk menutupinya kemanapun kami hangout dia selalu mengenakan topi, tapi lambat laun ternyata aku mampu mengabaikan kepala plontosnya haha. Memang benar kalau udah sering melihat maka nggak akan ada yang aneh haha

Menikah Dengan Pria Plontos

Akhirnya kamipun menikah, setelah punya anak dan anak-anak bisa bicara maka setiap kesel mereka akan teriak "huhu papi botak" wkwkwk tapi buat aku kepala plontosnya itu menjadi sebuah kenikmatan tersendiri hahaha, kalau lagi galau mengelus-elus kepala plontosnya menjadi sebuah kegiatan yang mengasyikkan haha dan kalau kesel pengen jambak dia selalu nggak berhasil haha. Well apakah ini termasuk sweet karma? Kalao kata temanku "yeii dulu aja lu bilang nggak suka pria plontos, nyatanya suami elu botak" wkwkwkw...iya deh gue kemakan omongan sendiri hahaha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun