Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pertama Kalinya Menulis Cerita Fabel, Bisa Nggak Ya?

7 Januari 2021   20:54 Diperbarui: 7 Januari 2021   21:06 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Challenge hari ke-5 udah bikin aku stuck haha, masak sih harus berhenti sampai disini? Menantang diri untuk menulis setiap hari itu menjadi kesukaanku meski kadang rasanya seperti tersiksa haha. Apalagi sepanjang tahun 2020 kompasiana.com/ulihape hanya menulis sedikit saja dibanding tahun-tahun sebelumnya, makanya pas ada challenge langsung ikutan supaya rumah di kompasiana ini tetap ada cahayanya hehe.

Jujur aja aku nggak pernah menulis cerita fabel, meski aku paham apa itu cerita fabel tapi tetap saja i have no idea. But inikan challenge jadi memang layak dicoba supaya ada cerita fabel pertama yang aku tulis. Tulisan fiksi menurutku lebih mudah ditulis saat hati mellow, makanya dulu pas hobi banget mellow lumayan ada beberapa puisi yang bisa aku tulis. Namun sejak punya suami dan anak kok rasanya susah banget ngedapatin suasana mellow, baru mau sedih eh ada anak yang teriak minta dicebokin haha.

Well, kali ini aku mau berkisah usaha dan do'a Si Anak Kucing Irish

Irish adalah anak kucing betina yang penuh semangat, saat berusia 2 bulan entah mengapa dia terpisah dari Ibu dan saudaranya. Ketika menyadarinya dia sudah ada di sebuah pusat perkantoran terbesar di Jakarta, Irish berjalan perlahan mengamati gedung menjulang tinggi perlahan tubuhnya memendek dan dia memeluk kakinya "oh dimana ini? Ibu aku takut gedung-gedung itu akan menimpaku" Sudut jalan menjadi tempatnya memandang kaki-kaki manusia. 

Mereka sangat keren begitu Irish bergumam melihat keramaian yang ada. Malam hari tiba dan Irish masih belum menemukan kumpulan kucing lainnya "apakah di gedung ini tak ada satu kucingpun?" baru saja selesai bergumam tiba-tiba Irish mendengar suara kucing, Irish berlari mendekati dan benar saja tepat di depan kantin ada segerombol kucing.

Kucing-kucing itupun menatap Irish, tanpa basa-basi Irish memperkenalkan diri "halo semua! bolehkah aku bersama kalian? aku tersesat dan tak tahu harus bagaimana". Tiba-tiba seekor kucing tua hitam maju mendekatinya "bisa saja, bahkan kau akan bekerja untukku". Irish yang masih kecil merasa heran "maaf kucing tua, apa maksudmu aku harus bekerja?" 

Ya..kalau kau ingin ada bersama kami maka kau harus mengumpulkan sisa makanan dan kau harus membawanya ke rumah ku! Sebagai upah kau bisa tidur di rumahku. Irish tak punya pilihan maka dia setuju penawaran tersebut. Baiklah kucing tua aku akan bekerja untukmu. Malam itu irish tidur di rumah kucing tua, namun baru saja Irish mau memejamkan mata eh si kucing tua memanggilnya "hei kemari! jangan tidur sebelum kau menyisir buluku. Hah? Aku harus menyisir bulumu? Aku bahkan tak sempat melakukannya untuk ibuku?. Irish melakukannya dan kucing tuapun tertidur, Irish beranjak menuju kasurnya namun lagi-lagi si kucing tua memanggilnya "hei kemari cepaaaaat! Aku lapar! ambilkan kepala ikan yang aku bawa pulang tadi". Tanpa berani membantah Irish mengambilkannya dan kini si kucing tua menyuruhnya untuk tidur.

Irish terisak menahan tangis, dia ingat akan Ibunya. Irish tak berani melawan, dia juga ngak tahu mau kemana. Perlahan Irish berdo'a "tuhan tolonglah aku, bisa jadi kucing tua ini membenciku tapi aku mohon lembutkanlah hatinya sehingga dia tak perlu berteriak padaku". 

Esok harinya Irish sudah bangun lebih awal, kucing tua mengamati Irish yang sedang merapihkan kamar tidurnya, Irish juga sudah mandi. Kucing tua mendekat dan Irish merasa takut. Hei kemarilah ! ucap kucing tua. Siapa namamu? Irish pun menyebut namanya sambil menatap kucing tua, kucing tua mendekatinya "kau mengingatkanku pada anakku, bolehkah kau menganggap aku sebagai ayahmu?" Seketika semua ketakutan Irish hilang, kini dia mendekati kucing tua dengan sebuah senyuman "I am home mom"

Irish merasa Tuhan mendengar do'a nya tadi malam, benar kata Ibu do'a adalah senajata pamungkas, oh "terima kasih Tuhan"

Nah begitulah hidup, terkadang kita sudah merasakan ketakutan yang sangat padahal kita belum tahu endingnya. Tak ada usaha yang sia-sia, itulah yang dilakukan Irish dia tetap melakukan apapun perintah kucing tua nan galak dengan baik, setelah berusaha maka kita wajib berdo'a kepada pemilik alam semesta. Percayalah ketika kalian sudah berusaha maka akan ada hasil baik untuk kalian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun