Bima Ariasena Adisoma, mengidap autism sejak kecil dan saat itu orang tuanya bekerja di luar negeri sehingga pengobatan dan therapy yang diperoleh Ari sangat baik. Ari juga sudah beberapa kali melaksanakan pameran dan yang terbaru adalah Ersmus Huis Jakarta pada Maret lalu.
Daya Olivia Korompis, Lain lagi dengan Daya yang mengalami kelainan kromosom sehingga membatasi kemampuan mental dan fisiknya. Namun malam itu Daya tampaknya adalah bintang karena banyak orang yang memintanya berpoto bersama termasuk aku hehe.
Dwi Putro, panggilannya adalah Pak Wi dan ini adalah kakak dari Mas Nawa Tunggal.
Hana Madness alias Hana Alfikih karya-karyanya terinspirasi oleh kondisi mentalnya-bipolar disorder dan skizofernia.
Oliver Adivarman Wihardja, menderita autis sejak kecil dan orangtuanya mengetahuinya sejak usia 8 bulan.Â
Raynaldy Halim, ketika Ayahnya bercerita ada sedikit perasaan sedih di dadaku. Raynaldy sampai usia 18 bulan sangat aktif, normal seperti anak lainnya. Namun suatu ketika semuanya sirna Aldy mendadak tak merespon panggilan, dan semua kegiatan fisik melemah. Bertemu dengan seni lukis membuat Aldy seperti menemukan ketenangan dan tangannya snagat gemulai di atas kanvas, bahkan karena melukis Aldy pernah mendapat rekor MURI karena menghasilkan karya luki 1.111 lukisan dalam 1 tahun, wow!
Malam itu juga diadakan lelang karya lukis dari 9 seniman difabel ini dan yang paling menarik adalah deretan koper yang dilukis mereka, dan aku tentu saja enggak berani ikutan lelang haha.
Ananda Sukarlan mengisi acara Outsider Artpreneur dengan menghadirkan 3 lagu dan seperti biasa dentingan piano selalu membuat tenang ya ges, lagu yang dibawakan Ananda Sukarlan adalah Ambilkan Bulan Bu, Rapsodia Nusantara No.15 dan aku baru tahu loh alasan kenapa lagu ini dimainkan hanya dengan satu tangan ? Ternyata itu untuk mensupport teman-teman difabel yang hanya mempunyai satu tangan, lalu lagu terkahir adalah Rapsodia Nusantara nomor 8.Â