Satu hal yang dari tahun 2014 dihembuskan ke atas adalah isu "CURANG" bahkan sekarang kata inipun sudah kembali digemakan, pokok men kalau Prabowo kalah berarti Jokowi curang, berarti kami dicurangi titik.
Rasanya kekanak-kanakan banget belum bertanding sudah memikirkan hal sepicik itu. Sebagai emak-emak yang suka ke hutan, yang suka ngobrol dengan orang jalanan maka rasanya cemen banget kubu sebelah kalau mainannya hanya CURANG.
Jangan sembunyi dibalik kata CURANG, pernah enggak sih kepikiran buat survei kecil-kecilan? Enggak usah bayar konsultan, jalan saja gitu sendirian. Meski enggak akan mengambarkan hasil keseluruhan tapi paling enggak akan dapat gambaran, jadi enggak asal bilang curang.
Suara Orang Jalanan
Aku suka banget iseng bertanya kepada orang-orang jalanan yang enggak sengaja ketemu, misal sedang nungguin abang ojol tiba, disebelahku ada yang jual gorengan. "Mas nya pilih siapa?", saya mah Ahok bu, lah Ahok kan bukan calon presiden mas. Iya tapi saya maunya Ahok, tetot deh.
Sambil menuju kantor si abang ojol ngajak ngobrol "Saya bisa tebak kalau Ibu pro Jokowi kan?". Lah kok tahu ? Iya karena saya lihat Ibu easy going, bahagia gitu, kalau kubu sebelah wajahnya suka kusam bu".
Yaela si abang maen fisik haha. Pernah lagi aku bicara sama tukang sapu jalanan, kata si Ibu dia maunya pilih Jokowi tapi Pak RT maksain Prabowo, lalu apa yang akan Ibu lakukan? Nanti saya mudik aja ke kampung dan saya pilih yang saya inginkan, ok Bu jangan lupa surat keterangan dipersiapkan ya.
Begitulah situasinya enggak ada yang condong banget akan memenangkan, semuanya masih punya peluang yang sama. Tapi ada orang-orang disekitar saya yang membuat saya yakin Prabowo akan kalah, tapi disisi lain saya takut juga dengan kesimpulan yang sudah mereka buat "kalau kami kalah berarti Curang!".
Bisa jadi mereka memang sudah memetakan suaranya, tapi saya yakin mereka tak memetakan sesuai jumlah suara. Yang dipetakan mereka pasti lewat koordinator, siapa yang bisa jamin kalau itu benaran bisa dipegang?
Kalau emak-emak mah paham benar kalau anaknya nangis karena kalah main sama teman atau adiknya, sambil nangis bilangnya "dia curang..curang.." padahal enggak curang sih tapi memang begitu kalau anak-anak yang ada dipikirin mereka adalah mereka pemenangnya, tanpa mengetahui apa strategi lawan, tanpa cari tahu usaha lawan, dalam otaknya aku harus menang! Giliran dia kalah eh mewek dan ngatain lawannya curang.
So aku pikir BPN nya pak Prabowo bukan anak kecil toh?
Mendukung Prabowo Tapi Tak Memilih Prabowo
Tujuan tulisan ini tentu enggak kemana-kemana, i just wanna said bahwa jangan pongah dengan pemikiran sendiri. Faktanya meski enggak sampe 1 juta orang tapi paling tidak ada 100 orang yang aku kenal menyatakan memang mendukung Prabowo, tapi mohon maaf ketika 17 April 2019 nanti mereka hanya akan mengirimkan do'a tanpa harus memberikan suara mereka.
Beberapa di antaranya memang teman yang mengaku HTI, selama ini mereka hanya jadi kompor saja buat dukung Prabowo, tapi merekanya sendiri enggak berkontribusi suara. Ketika Pilkada Jabar yang menang adalah RK maka mereka cuman bisa bilang "yah kalah!".
Saya sampaikan kepada yang bersangkutan, see? kalah kan? Coba situ mau kasih suara,dan nyoblos, kan mayan tuh 23 suara bisa dikasih ke idola kalian. Ya sekeluarga besarnya tuh ada 23 yang wajib nyoblos, tapi apa?
Lalu ada lagi orang yang aku kenal karena lokasi perkebunan kami ada di Meulaboh maka jangan pikir disana Prabowo akan menang, karena apa?
Sebagian berpikiran bahwa posisi saat ini imbang antara Jokowi dan Prabowo jadi supaya mereka adil, maka mereka memilih tidak akan memilih dengan dalil sudah sama-sama muslim, sebagian lain mengaku tak menyukai Jokowi tapi mereka juga enggak bisa menerima Prabowo.
Karena masa lalu yang kelam katanya, saya enggak paham apa kaitannya hanya saja mereka bilang saat Daerah Operasi Militer, maka itu adalah saat yang tak mereka bisa lupakan dan karenanya Prabowo bukan sebuah pilihan.
Mengamati hal ini, aku selalu bilang bahwa mereka harus jujur supaya BPN tahu, jangan menipu BPN mengaku fans enggak tahunya malah enggak nyoblos. Ntar yang apes tetap Jokowi dikatai main Curang!
Dua hari lalu ada teman saya yang WA dan mengirimkan dua buah video, saya enggak mau buka dikarenakan saya takut setelah membukanya saya akan marah dan membencinya, mengingat dia adalah orang yag berada di kubu 02. Tapi pagi ini saya enggak sengaja membuka kirimannya dan agak kaget karena ternyata video itu adalah dukungan untuk Jokowi.
Akhirnya saya WA "bukannya lu ada di partai X?" which is koalisi Prabowo. Jawabannya "iya sih tapikan hak memilih masih berasaskn LUBER, karenanya aku akan memilih yang sudah pasti saja".
See? entah beneran dia akan nyoblos Jokowi atau enggak, tapi pengkhianatan seperti ini sering terjadikan bro? So kalau kalah jangan menuduh lawan curang ya, itu saja sih pesan dari tulisan yang sudah kesana kemari ini hehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H