Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Unik di Balik Torch Relay Asian Games 2018

23 Juli 2018   16:39 Diperbarui: 23 Juli 2018   16:44 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber Instagram kemenko-pmk

Yap! Rasanya saya begitu merasakan euforia kemeriahan menjelang Asian Games 2018, bagaimana tidak ada 54 kota (18 Provinsi) yang akan menjadi destinasi Kirab Api Obor Asian Games 2018 dan setiap kota menyambutnya dengan berbagai acara kesenian. Otomatis hal ini menjadi kesempatan bagi 54 kota untuk melakukan promo gratis destinasi wisata bagi Dunia, paling tidak ada 45 negara yang saat ini memusatkan perhatiannya ke Indonesia untuk mengikuti persiapan Asian Games 2018. 

Yah bukan hanya kabar baik yang mereka ikuti salah satu kabar buruk rusaknya stadion bola di Palembang pun turut menjadi bagian menarik yang mereka ketahui. Karena itulah kenapa saya tidak bosan untuk selalu mengingatkan mari kita dukung bersama kesuksesan Asian Games 2018, jadilah tuan rumah yang membanggakan bangsa sehingga tamu negara lain merasakan bahwa kita adalah negara yang damai.

Kisah Api Obor Asian Games 2018

Salah satu bagian yang menarik adalah mengikuti perjalanan api obor Asian Games 2018, menempuh jarak sekitar 18.000 KM sebelum tiba di Gelora Bung Karno pada saat acara pembukaan Asian Games 2018 pada tanggal 18 Agustus 2018 nanti. 

Sebetulnya saya juga bertanya kenapa sih harus api ? Ajang olahraga apapun baik nasional maupun internasional memang selalu menggunakan obor di setiap acara pembukaannya. Bahkan sebelum event berlangsung maka api obor diajak berkeliling terlebih dahulu inilah yang disebut dengan "Kirab Api Obor". 

Uniknya obor ini diyakini tidak pernah padam, karenanya butuh pengawasan ketat untuk membuat obor tetap menyala. Nah bagaimana kisah api obor Asian Games kali ini ? Dari berbagai tontonan dan bacaan maka saya coba merangkumkan kisah unik yang ada dibalik Torch Relay Asian Games 2018.

Design Torch

Uniknya kali ini design obor pembawa api abadi adalah perpaduan dari design senjata tajam tradisonal dari dua kota tempat dilaksanakannya Asian Games 2018 yaitu Jakarta dan Palembang. 

Diambil dari bentuk senjata tajam tradisional Palembang yang biasa disebut dengan skin begitu pula Jakarta dengan senjata tajam tradisionalnya "golok", perpaduan keduanya menghasilkan design yang cakep dan tentunya mengandung makna ya kan ?

Sumber kemkopmk.go.id
Sumber kemkopmk.go.id
Kenapa Harus Api ? Api adalah Simbol Semangat Juang Membara

Sejak zaman Yunani kuno ternyata api sudah digunakan sebagai simbol untuk menghormati dewa-dewi yang powerfull. Api dianggap  bisa menyampaikan pesan kekuatan, semangat juang yang tinggi, persahabatan, toleransi serta perdamaian. 

Emang sih ya kalau dulu ada perpisahan yang acaranya ngajakin camping pasti deh akhirnya kita pasang api unggun saling bergenggaman tangan dan berharap persahabatan akan kekal abadi. Dan karena simbol-simbol itulah api obor digunakan untuk menyemangati para peserta lomba supaya punya semangat juang yang tinggi dan membara dengan menjunjung sportifitas yang tinggi.

Sumber Api Obor Asian Games 2018

Sejak Asian Games ke 13 empat tahun lalu yang dilaksanakan di Korea Selatan, tradisi mengambil sumber api dikembalikan ke India, mengapa ? Karena ternyata Asian Games pertama kalinya diselenggarakan di India pada tahun 1951 dengan 11 negara sebagai pesertanya. 

Jadi perjalanan api obor Asian Games ini panjang banget ya gaes, di ambil di Major Dhyan Chand Nationtal Stadium dan cara mengambilnya juga unik loh, menggunakan cermin parabola yang dihadapakan langsung ke sinar matahari dan langsung dimasukkan ke sebuah alat berbentuk seperti lentera yang disebut dengan "Tinder Box" jadi tinder box nya enggak satu melainkan ada cadangannya. 

Tinder Box ini didalamnya berbahan bakar gas, sekali pengisian bisa tahan untuk 10 jam jadi memang ada orang yang berjaga untuk mengisi gas sehingga dipastikan api tak akan padam. Itulah kenapa disebut api abadi dari India. 

Sumber kemenkopmk.go.id
Sumber kemenkopmk.go.id
Tanggal 15 Juli kemarin Api dari India ini diterbangkan ke Yogyakarta menggunakan pesawat Boeing 737-400 milik TNI AU, dan seperti penumpang pada umumnya Tinder Box juga dapat jatah kursi hehe. 

Tiba di Yogyakarta pada tanggal 17 Juli 2018 dan selanjutnya api dari India akan disatukan dengan api abadi yang berasal dari Indonesia, api abadi itu berada di Mrapen sebuah obyek wisata yang berada di kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Mrapen merupakan destinasi wisata yang diyakini orang-orang sebagai sejarah sunan kalijaga, bahkan sumber api itu dikatakan muncul dari tancapan tongkat sunan kalijaga, allahualam bishawab ya gaes.

 Aku yakin banyak yang baru ngeh bahwa ada nama daerah di Indonesia Mrapen hehe kalau bukan karena kirab api obor Asian Games maka aku juga enggak pernah tahu. Kecuali Grobogan aku sering denger apalagi setelah ada atlit panjat tebing yang videonya sempat viral sebagai sipderwoman karena kecepatannya memanjat tebing dalam ajang Speed Climbing Performa.

Dia adalah Aries Susanti Rahayu salah seorang atlet panjat tebing, jadi Grobogan makin mendunia right ? Dan kalian bisa dukung juga supaya Aries Susanti bisa meraih medali emas juga di ajang Asian Gmaes 2018 nanti. 

Api abadi dari India dan Mrapen digabungkan pada acara Torch Relay yang diadakan di Prambanan dan hadir pada kesempatan itu adalah Wakil Presiden Yusuf Kalla dan Menteri Pemberdaan Perempuan Puan Maharani dan sejumlah atlit-atlit Indonesia.

edited by me , sumber poto instagram @kemenko_pmk
edited by me , sumber poto instagram @kemenko_pmk
Kirab Obor Asian Games 2018 Sudah Tiba di Bali

Sebelum tiba di Bali beberapa hari lalu tepatnya 19 Juli kemarin aku menjadi salah satu warganet yang ikut memeriahkan kirab api obor Asian Games yang sedang berada di kota Solo, meski aku berada di Jakarta namun aku bisa merasakan betapa warga Solo begitu menyambutnya dengan gembira. 

Segala jenis seni budaya muncul pada kirab obor Asian Games, semua pihak terlibat, instansi pemerintah, swasta, BUMN, pelajar dan Mahasiswa. Selain bisa menyaksikan api abadi kita juga bisa bertemu dengan atlit-atli ataupun mantan atlit, seperti ketika di Banyuwangi adalah mantan atlit tinju yang membawa obornya. Sedangkan di Solo obor diarak dengan estafet, per 500 meter atlit atau pejabat daerah bergantian membawa api obor Asian Games.

dokpri : Masyarakat Solo Menanti Kirab Api Obor Asian Games
dokpri : Masyarakat Solo Menanti Kirab Api Obor Asian Games
Hari ini 23 Juli 2018 sesuai agenda yang sudah dijadwalkan bahwa kirab api obor Asian Games telah selamat tiba di Bali setelah perjalanan dari Banyuwangi. Api obor Asian Games ini akan berada di Bali sampai 25 Juli 2018 nanti. Bisa dipastikan Bali akan berpesta menyambut kemeriahan Asian Games. Nah sudah tahu kapan kotamu akan disinggahi obor Asian Games 2018 ? Cek jadwal kedatangannya dikotamu dan jangan lupa abadikan momennya ya, kalian bisa upload ke sosial media atau bisa juga tuliskan kemeriahaannya di kompasiana.

Kirab api obor bukan hanya sekedar cerita tentang Api, disana mata dunia memandang Indonesia, memandang betapa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan keragaman budaya, karenanya jadilah tuan rumah yang baik dan dukung kesuksesan Asian Games 2018 ! Dan promosikan keindahan kota mu, tunjukkan pada Dunia bahwa kotamu layak dijadikan destinasi wisata, tunjukkan pada dunia bahwa kota mu itu unik, so kota lain bersiaplah menyambut api obor Asian Games !

Rute Kirab Obor Asian Games 2018 di 54 kota dan kabupaten  (18 Provinsi) di Indonesia :

Yogyakarta-Semarang (18 Juli)

Solo (19-20 Juli)

Blitar-Kepanjen-Malang (20 Juli)

Bromo-Probolinggo-Situbondo- Bondowoso (21 Juli)

Banyuwangi (22 Juli)

Gilimanuk-Kuta-Tanah Lot-Tampak Siring-Denpasar-GWK Bali (23-25 Juli)

Mataram (25 Juli)

Raja Ampat-Sorong (26-27 Juli)

Tanjung Bira-Makassar (28-29 Juli)

Banjarmasin (30 Juli)

Aceh (31 Juli)

Danau Toba-Tobasa-Tapanuli Utara (31 Juli-1 Agustus)

Pekanbaru-Siak (1 Agustus)

Bukit Tinggi (2 Agustus)

Jambi (2 Agustus)

Palembang-Musi Banyuasin-Panukal Abab Lelatang Ilir-Prabumulih-Ogan Ilir-OKI (3-7 Agustus)

Tulang Bawang-Lampung (7-8 Agustus)

Serang (9-10 Agustus)

Purwakarta-Bandung-Garut (10-12 Agustus)

Cianjur-Bogor (13-14 Agustus)

Istana Bogor-Gelora Bung Karno Jakarta (15-18 Agustus)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun