Kanda anakku usianya saat ini adalah 5 tahun 2 bulan dan alhamdulillah sejak 5 Ramadan sudah mampu berpuasa full, semoga Allah memudahkan usahanya untuk menjalankan perintah NYA, aamiin. Melihat kemampuan Kanda berpuasa membuat aku kagum dan mengenang masa kecil dulu, aku sendiri baru berpuasa penuh ketika berusia 7 tahun dan itupun penuh drama.
Aku masih ingat betul ketika aku memeutuskan untuk berpuasa penuh, jam 10 pagi sudah terasa lapar dan lemas. Lalu kantuk menyelamatkanku, bangun jam 4 sore dan aku memilih berendam dalam bak sampai pukul lima sore lalu aku tak berdaya dan hanya tertidur, aroma masakan mamak semakin menyiksa dan tak terasa sudah pukul 6 lewat artinya beberapa menit lagi kami akan berbuka puasa, mamak pun mulai menyiapkan masakan, tikar sudah digelar.
 masakan disusun sedemikian rupa dan aku goyah mendadak menangis dan tak berdaya, bujuk rayu sudah tak mempan dan akhirnya aku berbuka sebelum bedug dan itu hanya semenit lagi saja, ah! Sia-sia perjuangan ku dan rasa sesal begitu besar didalam diri ku, aku minta maaf sama mamak dan merasa bersalah banget. Dan esok harinya aku pun berjanji akan bertahan sampai adzan maghrib tiba.
Namun ternyata puasa selalu penuh godaan, dihari selanjutnya aku mulai terbiasa namun diam-diam aku bersembunyi dibalik alasan aku sholat , maksudnya aku akan mencuri sedikit air lewat wudhu dan aku yakin mamak paham akan hal tersebut karena ekspresiku selalu menjadi lebih seger setelah melakukan sholat , kemudian aku merasa bersalah lagi dan berjanji tak akan melakukannya lagi.Â
Lalu ketika sudah mulai terbiasa suatu saat aku dan teman-teman memilih bermain ke sungai, berendam di air sungai membuat kami betah berlama-lama di sungai hingga tiba-tiba ada yang berjualan es lewat dan entah mengapa aku dan teman-teman sepakat untuk membelinya hahaha. Setelah puas kami saling bertatap muka 'plis jangan kasih tahu siapapun'.Â
Aku dan adikku pun sampai di rumah, memasang wajah melas seolah sudah menahan dahaga yang sangat, sampai akhirnya adikku bersuara 'kakak dan kawan-kawannya beli es', alamaaakk aku lupa ada adikku disana haha.Â
Dan kebayang sambutan mamak 'jangan puasa-puasa lagi' akhirnya tangisku pecah, bak pendosa aku ingin bertaubat tapi mamak tak bergeming, sore itu adalah sore terakhir aku berpuasa nakal, dan setelahnya aku taubat dan tak pernah tergoda lagi meski hanya sekedar menelan air sisa kumur-kumur air wudhu, meski sekedar merendam badan dan perjalanan ibadah puasa akhirnya sampai hari ini alhamdulillah bisa menjalankannya dengan baik.
Selain mengenang kenakalan di masa lalu, puasa waktu kecil juga diwarnai oleh rewards, dimana mamak akan memberi sekian rupiah bila aku bisa berpuasa full, dan biasanya di akhir Ramadan uangnya bisa dibelikan apa saja yang menjadi keinginan ku.Â
Dan siapa yang puasanya full satu bulan maka bisa mempunyai baju lebaran 8 stel hehe soalnya mamak memang selalu membelikan kami baju baru sebanyak 6 stel per anak dan akan ada bonus 2 stel lagi bila sukses melewati 30 hari puasa.Â
Dan uniknya lagi salah satu tradisi di bulan puasa adalah ketika malam ke 27 maka semua anak-anak akan dibelikan lilin serta kembang api dan ini juga pemberian mamak kepada kami.
Kini aku sudah menjadi orang tua, anakku yang berusia lima tahun kini sedang berpuasa dan alhamdulillah meski tanpa reward, meski tanpa embel apa-apa Kanda mau menjalankan ibadah puasa dan neneknya sudah heboh akan memberi reward yang seperti neneknya berikan pada ku dahulu.Â
Puasa masa kecil adalah pelajaran berharga bagiku, tanpa kenakalan itu mungkin aku tak akan pernah memahami apa tujuan puasa dan harapanku tentu saja anakku tak harus meniru jejak ku untuk menemukan makna yang sama hehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H