Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mimpi Tak Pernah Salah, Jadi Wujudkanlah!

17 Mei 2016   15:22 Diperbarui: 17 Mei 2016   15:35 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

7. Menang Undian, terus kasih ke abang, mamak, papa dan adik-adik

8. Ke Masjidil Aqsa membawa mamak, papa, abang , anak dan suami.

Oke Diary, itu saja keinginanku, jangan kasih tahu siapa-siapa yah, nanti aku akan mengajakmu, tapi kalao ke Ka'bah Diary nggak boleh masuk ya..

Salam Manis,

UHape (sketsa mulut senyum dengan lidah keluar)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tahun berjalan, Diary bersampul hijau sudah di dalam kardus, mamak pasti tak membuangnya hanya saja kami yang suka berpindah-pindah selalu direpotkan dengan barang bekas sehingga mamak menumpuknya ke dalam sebuah peti , kupikir diary ku masih berada disana.

Kedelapan keinginan diatas hanya sebatas goresan tangan anak remaja, tak ada analisa di dalam menuangkan mimpi-mimpi itu dan sampailah pada tahun 2006 sebuah keadaan yang membuatku kembali ingin menemukan diary bersampul hijau itu. Tetiba seseorang yang baru ku kenal membuat inginku menjadi nyata, tahun 2006 atas ijin Allah akhirnya aku berhasil ke Mekkah dan memang inilah negara lain yang pertama kalinya ku kunjungi, you know what ? My dream come true ! *1) Bila dilihat dari keuangan sangat mustahil aku bisa mengunjungi Mekkah, mungkin disaat aku menulis diary bersampul hijau aku ditemani malaikat sehingga hal ini terjadi. Impian kedua juga membuat aku merinding, semula pesawat direncanakan terbang langsung ke Zeddah, entah mengapa kami harus mendarat darurat di Malaysia, dari balik kaca jendela pesawat ku tatap bendera negara kedua yang ingin ku kunjungi, meski hanya mencium dan menghirup udaranya tapi ini nyata *2).

10 Tahun Lalu
10 Tahun Lalu
Kuliah di Kedokteran *3), secara akademis aku mungkin bisa meraih nya, akan tetapi keterbatasan ekonomi membuat aku sadar diri, daripada tidak bisa menyelesaikan kuliah maka aku pun mengambil bidang lain yang orang tua yakin bisa membiayai nya. Hobbyku menjaga adik ku selagi masih bayi, keberanianku menyaksikan korban kecelakaan di depan rumah (dulu rumah kami persis di tepi jalan raya besar) membuat aku begitu ingin menjadi seorang Dokter. Tapi disamping keinginan itu ada hati mamak papa yang perlu aku temani, lagian aku memiliki 4 orang adik yang nantinya akan kuliah juga, dream not come true but i am still happy !

Kuliah ke Jerman, sempat mencari informasi untuk kuliah ke Jerman. Motivasinya karena aku mengagumi Habibie, disana beliau adalah warga kehormatan, konon katanya kita bisa kuliah gratis di sana, namun sebuah artikel menyatakan pajak hidup seorang single adalah sangat tinggi, dan entah mengapa aku langsung tak meneruskan nya dan impian ke Jerman saat ini masih menggebu meski hanya sekedar untuk bertandang. Tahun 2009 aku bekerja di Pontianak, ada seorang bule Jerman yang membutuhkan bantuanku untuk sekedar sharing dan menurutku ini hadiah dari Allah bahwa tak harus ke Jerman untuk bisa mencium aroma kebaikannya. Sazkia namanya, sangat baik dan ternyata ada kebiasaan orang indonesia yang sama persis, misal ketika kita mendengar hal-hal tak baik maka kita akan mengetok meja dengan ucapan "ihh amit-amiiit" nah hal itu sama persis ternyata. Pengalaman bersama sazkia aku anggap sebagai wujud nyata dari impianku poin *4).

Nah impian ke lima merupakan kebosananku melihat mamak sebagai full time mother, hari-harinya diisi dengan merawat kami, aku rasa mamak tak mempunyai dunia lain selain kami anak-anaknya. Setelah lulus kuliah aku bekerja di perkebunan, dan jauh dari bayangan wanita karir *5) metropolitan yang ada dalam bayanganku dahulu,pergi kerja dengan mobil merah, berhak tinggi, menggunakan rok mini dan super sibuk. Untuk urusan sibuknya aku dapat banget, untuk urusan pergi pagi pulang malem dapat banget juga. Lah wong aku di site, dunia perkebunan pula, habis sholat shubuh langsung apel pagi, setelahnya balik ke mess sarapan langsung ke kantor, lalu pulang ke barak untuk beristirahat setelah jam 1 malam hahahha, bukan apa-apa siapa yang tahan dengan jangkring yang masuk lewat celah kayu dinding kamar tidurku, karenanya aku tunggu malam sangat larut baru aku kembali ke kamar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun