Setelah Maret 2014 Indonesia dinyatakan salah satu Negara yang bebas Polio, maka hari ini 8 Maret sampai 15 Maret 2016 pemerintah mengadakan Pekan Imunisasi Nasional 2016 (PIN 2016) DAN INI GRATIS YA MOM'S. Yuk luangkan waktu, bagi ibu  yang bekerja dan memiliki anak usia 0-59 bulan mungkin bisa cuti 1 hari untuk mendukung program ini, saya sendiri akan cuti pada 10 Maret 2016 karena saya memiliki anak usia 14bulan dan 36 bulan. Lah emang anaknya dulu belum vaksin polio? Sudah moms, kedua anak saya sudah divaksin polio dulu, trus apa gak takut itu haramkan?
[caption caption="Vaksin itu halal"][/caption]
Well begitu pemerintah mensosialisasikan PIN 2016, maka segelintir orang yang mengatasnamakan anti vaksin mulailah bertingkah, menyebarkan gambar-gambar bahwa vaksin itu haram, karena bersinggungan dengan babi! Gambar yang beredar tampak vaksin dalam bentuk injeksi sedangkan program pemerintah hari ini vaksin yang diberikan adalah bentuk oral, so moms jangan keburu nafsu dengan sumber yang gak jelas, mengenai bersinggungan dengan babi memang betul, tapi seperti tinja moms yang bersinggungan dengan tangan kita begitu kita bersihkan toh sudah tidak najis kan? Vaksin ini juga bersinggungan dengan babi yg berfungsi sebagai katalisator, kemudian dicuci (jangan bayangkan kek nyuci baju la ya) sampai jutaan kali untuk menghasilkan vaksin, trus yakin sudah halal? Yakin donk ya karena kalo masih ada maka vaksin akan gagal ke proses akhir dan inshaallah sudah ada sertifikat halalnya moms.
[caption caption="Sertifikat halal"]
Saya menuliskan informasi tersebut karena saya membaca dari beberapa sumber, moms bisa yakinkan diri ya dengan beberapa berita terkait yang saya kutipkan disini ya..
[caption caption="Halal kan?"]
Apa yang Perlu Diketahui Orangtua tentang Pekan Imunisasi Nasional Polio 2016
Indonesia telah dinyatakan bebas polio bersama dengan negara-negara anggota Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) di Asia Tenggara pada bulan Maret 2014. Untuk mempertahankan keberhasilan tersebut, dan untuk mewujudkan Dunia Bebas Polio, Indonesia perlu melakukan imunisasi polio tambahan yaitu Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang akan dilaksanakan pada tanggal 8-15 Maret 2016.
Penyakit polio adalah penyakit yang sangat menular yang menyerang anak balita dan disebabkan oleh virus polio. Virus ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, dan dapat menyerang susunan saraf pusat serta dapat menimbulkan kelumpuhan. Penyakit polio tidak ada obatnya, namun dapat dicegah dengan imunisasi polio. Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang terbukti sangat efektif untuk mencegah penyakit polio.
Dimana dilaksanakan PIN Polio?
Tempat Pemberian Imunisasi dilaksanakan di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Puskesmas Pembantu (Pustu), klinik swasta dan rumah sakit serta pos pelayanan imunisasi lainnya di bawah koordinasi Dinas Kesehatan setempat.
Apakah imunisasi polio oral (OPV) aman?
Imunisasi polio oral merupakan imunisasi yang sangat aman. Imunisasi polio telah digunakan pada sekitar 2,5 miliar anak di seluruh dunia. Imunisasi polio ini juga telah menurunkan angka kejadian penyakit polio sekitar 99%.
Bagaimana pemberian imunisasi polio oral?
Imunisasi polio oral diberikan melalui tetesan, sebanyak 2 tetes ke dalam mulut anak. Anak akan menyukai imunisasi ini karena rasa yang manis.
Siapa yang perlu mendapat imunisasi polio oral?
Anak sehat berusia 0-59 bulan, perlu mendapat imunisasi polio oral, tanpa memperhatikan imunisasi polio sebelumnya. Bila anak telah mendapat imunisasi polio oral beberapa waktu sebelumnya atau imunisasi polionya sudah lengkap, tetap perlu mendapat imunisasi polio oral.
Bagaimana bila anak sedang sakit?
Bila anak sedang batuk pilek tanpa demam, anak tetap BOLEH mendapat imunisasi polio oral. Bila anak sedang demam atau sakit berat lainnya, maka imunisasi polio oral DITUNDA. Imunisasi polio diberikan setelah anak sembuh, mengingat PIN berlangsung sampai tanggal 15 Maret 2016.
Anak balita yang imunisasi polio sudah lengkap, apakah perlu PIN Polio?
Anak balita yang imunisasi polio sudah lengkap, PERLU dan HARUS mendapat imunisasi polio oral saat PIN Polio. Imunisasi polio akan melindungi usus anak dan mengeluarkan virus polio liar yang mungkin ada dalam usus anak. Virus polio liar yang keluar dari usus akan mati dalam beberapa hari. Bila semua anak mendapat imunisasi polio oral secara bersama di seluruh dunia, maka virus polio akan dapat dihilangkan dari muka bumi.
Apa manfaat PIN polio bagi anak?
PIN Polio akan meningkatkan kekebalan tubuh anak terhadap polio. Selain itu, dengan ikut PIN Polio, orangtua berperan aktif dalam membasmi virus polio. Contoh penyakit infeksi yang telah berhasil dibasmi adalah penyakit cacar pada tahun 1979. Semoga virus polio ini juga dapat dibasmi, sehingga tidak ada lagi anak di seluruh dunia yang lumpuh akibat penyakit polio.
Penulis : Hartono Gunardi
Ikatan Dokter Anak Indonesia
-----
Tanya Jawab Polio
Setelah pemberian vaksin polio tetes, apakah dapat timbul panas, mencret ?
Walaupun sangat jarang terjadi, tetapi kadang-kadang dapat terjadi mencret ringan, tanpa panas.
Pemberian vaksin polio lebih dari 2 tetes apakah berbahaya ?
Tidak berbahaya, karena virus vaksin polio sudah dilemahkan, artinya tidak dapat menimbulkan kelumpuhan, tetapi masih bisa berkembang biak dan bisa merangsang kekebalan didalam usus maupun di dalam darah bayi dan anak. Namun bila meneteskan terlalu banyak sebaiknya dicatat identitas bayi / anak, kemudian dilakukan pengamatan selama beberapa minggu.
Berapa lama jarak antara pemberian ASI atau susu formula dengan pemberian vaksin polio oral ?
ASI dapat diberikan segera setelah imunisasi polio oral pada umur lebih dari 1 minggu. Hanya di dalam kolostrum terdapat antibodi dengan titer tinggi yang dapat mengikat vaksin polio oral. Susu formula boleh segera diberikan setelah vaksinasi polio oral.
Bagaimana jika bayi memuntahkan vaksin polio ?
Jika muntah terjadi sebelum 10 menit segera berikan lagi vaksin polio dengan dosis sama. Jika muntah berulang, berikan lagi pada keesokan harinya.
Mana yang lebih bagus : vaksin polio yang diteteskan di mulut (polio oral) atau yang disuntikkan ?
Vaksin polio yang diteteskan dimulut adalah virus polio vaksin yang masih hidup tetapi dilemahkan, sehingga masih bisa berkembang biak di usus, dan dapat merangsang usus dan darah untuk membentuk zat kekebalan (antibodi) terhadap virus polio liar. Artinya, bila ada virus polio liar masuk ke dalam usus bayi/anak tersebut, maka virus polio liar tersebut akan diikat dan dimatikan oleh zat kekebalan tersebut yang dibentuk di usus dan di dalam darah , sehingga tidak dapat berkembang biak, tidak membahayakan bayi / anak tersebut, dan tidak dapat menyebar ke anak-anak sekitarnya.
Vaksin polio suntik, isinya virus polio mati yang disuntikan di otot lengan atau paha, sehingga tidak dapat berkembang biak di usus dan tidak menimbulkan kekebalan diusus, namun dapat menimbulkan kekebalan di dalam darah. Oleh karena itu, bila ada virus polio liar yang masuk ke dalam usus bayi/anak yang disuntik vaksin polio, maka virus polio liar masih bisa berkembang biak di ususnya (karena tidak ada kekebalan di dalam ususnya) tetapi ia tidak sakit, karena ada kekebalan di dalam darahnya. Tetapi karena virus polio liar masih bisa berkembang biak diususnya, maka bisa menyebar melalui tinja ke anak-anak lain, dan dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak-anak disekitarnya. Oleh karena itu, di negara atau wilayah yang masih ada transmisi polio liar semua bayi dan anak balita harus diberi virus polio yang diteteskan ke dalam mulut, agar ususnya mampu mematikan virus polio liar, sehingga menghentikan proses penyebaran. Bila selama 5 tahun atau lebih tidak ditemukan lagi virus polio liar, maka secara bertahap dapat menggunalkan virus polio suntik.
Virus polio suntik boleh diberikan pada pasien yang kekebalannya rendah, misalnya karena sedang mendapat pengobatan kortikosteroid dosis tinggi dalam jangka lama, mendapat obat-obat anti kanker, menderita HIV AIDS, atau didalam rumahnya ada penderita-penderita tersebut.
Sumber : Buku Pedoman Imunisasi Di Indonesia
Penulis : Soedjatmiko, Alan R. Tumbelaka
Â
Nah berikut dari sisi agama ya moms
 Tanya-Jawab Ringkas Terkait Program PIN Imunisasi Polio Pemerintah :::
-Tanya (T): Tersebar foto gambar vaksin yang tertulis BERSINGGUNGAN dengan enzim babi, apa benar itu yang dipakai dalam program pemerintah PIN imunisasi polio besok?
Jawab (J): TIDAK BENAR
Foto gambar yang tersebar tidak digunakan dalam program PIN imunisasi polio pemerintah, yang dipakai adalah yang Oral (OVP) digambar adalah injeksi (IVP) dan bukan juga yang dipakaiÂ
-(T): Bagaimana dengan bersinggungan enzim babi?
(J): Sebelumnya perlu diketahui bahwa penggunaan enzim babi adalah minoritas dalam sekian banyak jenis vaksin, jadi MOHON JANGAN DIGENERALISIR vaksin semuanya menggunakan enzim babi
Di situ tertulis BERSINGGUNGAN, BUKAN MENGANDUNG BAHAN BERSUMBER BABI
Mengapa? Karena enzim dari babi hanya bersifat sebagai katalisator, tidak bergabung dalam reaksi dan tidak ada dalam hasil akhirÂ
Enzim dari babi ini kemudian dicuci/dibersihkan dengan metode ultrasentrifugasi (bukan seperti cuci baju) sehingga enzim babi TIDAK ADA LAGI PADA VAKSIN YANG SIAP DIGUNAKAN
-(T): Mengapa yakin tidak ada dalam hasil  akhir pada vaksin?
(J): Karena enzim dari babi kalau masih ada maka AKAN MENGGANGGU proses pembuatan vaksin selanjutnya, kalau masih ada maka akan gagal terbentuk vaksin
-(T): Tapi tetap saja pakai babi
(J): Ingat kata-katanya adalah BERSINGGUNGAN, tangan kita terkena najis bersingunggan ketika istinja/cebok maka kita bersihkan, benda yang terkena najis kita bersihkan, adapun cuci 7x dan pakai tanah, maka hadits ini hanya pada air liur anjing bukan pada babi
Belum lagi ulama menjelaskan dengan metode istihalah, istihlak, qiyas binatang jallallah
INTINYA PADA VAKSIN SUDAH TIDAK ADA LAGI ENZIM BABI YANG DIGUNAKAN
Baca tanya jawab lebih lanjut ا:
Penyusun: Â dr. Raehanul Bahraen
           Â
Nah moms, semoga jelas ya, ayok ajak tetangga, sodara ke Posyandu ya...selamat PIN 2016
‎
========%%=======%%%========
Sumber Poto :  dari Cek disini Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H