Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melahirkan Tanpa Rasa Sakit

19 Februari 2016   09:07 Diperbarui: 19 Februari 2016   09:21 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini ingin mengulang kisah kelahiran anak pertama dan kedua. Alhamdulillah keduanya lahir normal dan bisa dibilang dengan proses yang mudah dan tanpa rasa sakit, meski selama kehamilan kontrol rutin dilakukan dengan dokter kandungan namun saat melahirkan n selalu tak sempat ditangani oleh dokter melainkan hanya bidan disebuah Rumah Sakit.

Ketika mengetahui positif, dirahimku ada janin maka senangnya bukan main. Lalu berusaha membaca sana sini, ikut sebuah komunitas dengan misi memberikan persalinan indah tanpa sakit. Dan disana aku baca intinya harus rileks, istilah kontraksi digantikan oleh "gelombang cinta", ya banyak kata yang diperhalus entah dengan maksud apa. Lalu ketika komunitas ini berkumpul di sebuah kawasan elit, ada rasa dihati "ohh yang pengen ngelahirin tanpa sakit ini semua orang kaya", hanya aku dan suami yang harus jauh-jauh datang hanya menggunakan sepeda motor #baeklaaaa..

[caption caption="Hamil Anak Pertama"][/caption]

Setelah itu aku langsung out dari grup komunitas itu, karena aku pikir ini hanya cara-cara orang kaya untuk bersosialisasi, senam hamil dirumah dengan peralatan yang lumayan mahal bahkan ikut kelas yoga atau kelas motivasi yang berbayar dan semua tips nya itu menurutku adalah cara-cara kuno, diantaranya suami disuruh memeluk istri untuk mengurangi sakit, si ibu disuruh jangan mengedan supaya tidak memberikan proses melahirkan yang sakit buat si janin, lalu kebanyakan memilih melahirkan dirumah dan ada yang memilih water birth, ahh kalo cuman kek gitu ya zaman mamak aku kami ber enam semua dilahirkan dibidan, papa juga megang perut mamak, mamak juga gak ngedan , entahlah pokoknya aku hanya menganggap melahirkan itu proses alami tubuh, ibaratnya pohon mangga, kalau memang buah sudah mateng ya jatuh sendiri gak usah dipikirin, begitu prinsipku.

Tapi aku dan adik-adikku sama dengan anak lainnya, yang terkadang membuat mamak merepet kelelahan karena ulah nakal kami. Dan beberapa kali mamak berucap "nakal kelen ini, sakit melahirkan kelen, nanti kau rasakan" dan aku gak suka sama kata-kata itu, dalam hatiku ya kan memang tugas mamak melahirkan itu, masak tiap kami nakal asik diingatin melahirkan itu sakit. Dan sejak itu aku berdoa "ya allah kalo aku harus melahirkan jauhkan aku dari rasa sakit, beri kemudahan biar aku gak merepet kek mamak kalo anak ku nakal" heheheh tapi doa itu hanya sekali aku ucapkan, itupun jauh sebelum menikah.

 

Well cerita dulu dari anak pertama ya..

KANDA YULIANSYAH HAMIZAN #KYH1

[caption caption="Kanda Yuliansyah Hamizan"]

[/caption]

Sebulan menikah, maka aku sudah dinyatakan positif hamil. Senang bukan main. Maklumlah aku menikah diusia 33 tahun jadi memang berharap segera mendapatkan keturunan. Awalnya aku menginginkan anak perempuan, lalu aku teringat mamak, yang selama ini memiliki cucu laki-laki hanya 1 tapi tak pernah dilihatnya. Akupun meminta ijin ke suami bahwa doa kita harus diubah supaya mamak bisa senang, kita minta anak lelaki ya pi, begitu pintaku. Dan akupun memohon agar diberi anak lelaki, dan karenanya sejak kehamilan kami sepakat untuk memanggilnya abang..

abang lagi apaa, abang sehat ya nak, begitu setiap kami mengelus perutku yang belum membuncit. Lalu seminggu setelah dari dokter kandungan aku mengalami flek, nanya kesna sini, baca sana sini, selagi flek gak sakit maka tidak apa-apa, tapi ada juga teman yang flek tanpa sakit dan harus kehilangan janinya. Kehamilan pertama ini setiap minggu aku mengalami flek bahkan sampai pendarahan dan saat itu aku dan suami sudah pasrah jangan saling menyalahkan. Dokter memeriksa dengan seksama, dan hasilnya janin OK, tak ada luka dimulut rahim, plasenta tidak dibawah, everything is fine katanya.

Dan setelah 4 bulan aku mengalami pendarahan, tiba-tiba mamak bilang bahwa mamak bermimpi, pesan dimimpi itu agar janin didalam perutku jangan dipanggil abang, karena abang itu artinya didalam bahasa Palembang (meski bermarga tapi kami sudah 20 tahun dipalembang) adalah merah yang identik dengan darah. Lalu kamipun sepakat mengganti panggilannya menjadi "KANDA", dan sekaligus dijadikan nama yang berarti anak pertama. Dan ajaib percaya atau tidak sejak panggilan abang di ganti menjadi Kanda maka tak pernah lagi terjadi pendarahan.

Diusia kehamilan 32 minggu 4 hari, aku melakukan kontrol ke delapan, dokter memberitahukan bahwa aku harus kontrol per 2 minggu, bukan sebulan sekali lagi. Dan dimalam itu dokter memberikan kabar yang membuat kaget how come ? Disaat usia kehamilan 16 minggu dokter yang sama memberi selamat bahwa janin sehat dan bebas dari Down Syndrome [DS], dan malam ini kembali diinfokan bahwa ada kemungkinan anak kami DS ? Semula biasa saja karena aku percaya semua akan baik-baik saja,

namun supaya aku lebih siap maka aku memaksa agar melakukan USG 4 dimensi di dokter lainnya. Lalu aku mencaro dokter spesialis radiologi, sengaja bukan kandungan agar mendapat bahasa yang berbeda. Lalu dokter tersebut juga kaget karena bagaimana mungkin diusia 33 minggu (4 hari setelah vonis drspog) aku masih ingin mengetahui DS, dokternya marah, emang kalau DS mau dibuang? Intinya dojter support agar kami menerima takdir tuhan, dan dari pemeriksaan dengan bahasa lain alhamdulillah tak ditemukan tanda-tanda DS (jarak mata, hidung, paha dan batang leher) semuanya normal.

Mungkin Allah tak ingin aku penasaran, dan mungkin anak dirahimku juga ingin menunjukkan bahwa dia adalah anak lelaki yang sempurna, akhirnya diluar perkiraan sehari setelah USG 4 dimensi, tetiba jam 11 malam, dalam tidur aku tiba-tiba terbangun ingin pipis, spontan aku bangkit dan byaaarrr..air banyak banget, aku bangunin suami katanya itu cuman pipis, tapi aku ngotot itu adalah air ketuban, tapi ini masih 7 minggu dari HPL. WA- an dengan dokter kandungan sama dia bilang bisa jadi itu pipis, tapi naluriku bilang itu air ketuban

. Aku pel bekas air, berganti baju dan aku ajak suami ke rumah bidan sebagai langkah pertama, apa daya bidan tak terbangun akhirnya kami ke Rumah Sakit dan disana setelah diperiksa maka positif itu air ketuban. Lalu aku dimasukkan ke ruang tindakan, dan setelah dicek usia kehamilan masih 33 minggu 4 hari maka bidan atas permintaan dokter by phone disuruh menyuntikkan zat yang bisa mengantisipasi paru-paru janin kurang bulan, setelah disuntik, aku tanyakan apakah aku bisa melahirkan atau zat itu menunda kelahiran?karena dokter berharap anak itu bisa lahir 2 hari lagi, atleast 34 minggu katanya supaya organnya terutama parunya lebih sempurna, namun bidan bilang ya tetap ada kemungkinan lahiran malam ini.

Lalu aku melarang para bidan melakukan VT (Vagina Touch) itu loh proses mencolok kalau kita memeriksa ayam mau bertelur, aku baca katanya itu sakit jadi aku mewanti mereka, lalu jam sudah menunjukkan 2 lewat, atau 3 jam setelah aku tiba di RS, dan aku memanggil bidan, mbak sepertinya aku mau melahirkan, ahh mana mungkin bu, tadi aja dokter bilang (by phone) bahwa paling cepat pembukaan lengkap di jam 6 pagi karena ini anak pertama ibu. Lalu aku bilang bagaimana kalau ini memang mau lahir? Bidan bilang hanya melalui VT dia bisa tahu, dan akhirnya aku ijinkan, dan bidan kaget bahwa ini sudah pembukaan lengkap, saatnya ibu mengedan katanya.

APAAA.... giliran aku yang gak percaya, lah katanya tadi jam 6 pagi. Bidannya gemes..iya buu ayoo didorong, ini kepala dedek sudah keliatan. Ah bidan jangan becanda...ucapku..iya buu ihh buruan didorong buuu...aku tanya suamiku "lah kok bisa, katanya sakit, katanya mami harus cakar papi dulu. Lah semua teman suami juga sudah kasih pesan "lu siap-siap dicubit, dicakar, pokoknya diapain aja. Aku juga lahh ini kok kek gak disinetron pi,, mami gak ngos-ngosan,gak keringatan...bidannya makin gemess...ihhh ayooo pak, ya udah coba pi potokan, biar aku percaya. Ladala hp semua habis batre, alhasil hp jadul, dan dipotokan suami, lalu ditunjukkan..ihh benaran ya ini kepalanya kataku.

Bidan sudah gemess,,,iya buuu ayoo buuu.. lalu aku dorong dan oweek..owekk suara anakku terdengar memecahkan hening sepertiga malam...lalu aku menelpon mamak, belum aku bersuara, ternyata suara anakku sudah terdengar dan mamak juga kaget lah kok sudah lahir, kok cepat..yo wes mak..alhamdulillah aja. Mamak memang belum datang, dikarenakan HPL ku 15 April 2013, maka mamak sudah pesan tiket tanggal 3 April akan datang, karena 1 April ultah cucu pertamanya di Palembang.

Alhasil mamak besok paginya langsung berangkat dan sampainya mamak langsung kami pulang ke rumah. Kata mamak "kok kek gak habisan lahiran ko pik"? Lah ini kan ada bayinya, ya habis lahiranlah mak...dan hari kedua anakku aku yang langsung memandikannya, pokoknya alhamdulillah allah mengabulkan inginku, agar pas merepet ke anak gak sebut-sebut sakit waktu melahirkannya.

 [caption caption="Setelah Lahiran"]

[/caption]

Dan dokter hanya say sorry, dia datang jam 5 dari semula janji datang jam 6, dipercepat karena aku sudah lahiran. 2 jam aku menunggu dokter untuk proses menutup jalan lahir. Lalu aku request, dok...saya kan belum pernah dibius total, trus lahiran gak sakit, masak mau jahit saya kesakitan gak fairkan? Jadi maksud ibu mau dibius aja?total? Iya jawabku mantap, kapan lagi coba ngerasain dibius total.

Dan lalu aku masuk kealam bius, menjelang sadar aku merasa seolah sedang bermain ski, melenggak lenggok diatas salju, swing,,swing dan aku dengar suara dokter, lalu aku bertanya apakah sudah dijahit? Udah bu pokoknya sudah seperti perawan...walah dok jangan dibuat begitu sakit taauuuuu....itu ucapan diantara sadar ga sadar dan begitu sempurna sadarnya, dokter tertawa "ibu ini pasti lucu ya, suka guyon dan baik ke ibunya karena baru kali ini saya menangani proses lahir kurang bulan, normal dan hanya 3 jam proses bukaan lengkap. Selama ibu dibius tadi yang keluar hanyalah doa "ya rab, beri aku rezeki biar aku bisa bawa mamak papa ke mekkah" Ohhhh..ucapku haru. Sebenarnya saya anak bandel dok terutama ama mamak, ahh tapi ibu anak baik kok, buktinya doanya begitu. Memang itu adalah doaku, itu adalah pintaku, semoga Allah mengijabahnya aamiin.

Anak pertama kami lahir 14 Maret 2013, hadir lebih awal 7 minggu dari HPL, saat ini usia kronologis kanda adalah 35 bulan , dengan usia koreksi 33 bulan 3 minggu.

Lalu karena umurku 34 tahun,maka anak kedua harus segera hadir, sesuai kesepakatan 1 hari setelah anak pertama menginjak 1 tahun maka kami harus membuat anak kedua dan alhasil tanggal 9 April 2014 aku dinyatakan positif, alhamdulillah on schedule ya... HPL 28 Desember 2014 dilahirkan.

[caption caption="Hamil Anak Kedua"]

[/caption]

KAYAMA YULIANSYAH HADYAN #KYH2

 [caption caption="Kayama"]

[/caption]

selama kehamilan kedua, sama kek hamil pertama, biasa saja, malah jarak tempuh rumah ke kantor menjadi lebih jauh dan semakin banyak menggunakan transportasi umum, dari satu bis ke bis lainnya. Kali ini mamak datang lebih awal karena khawatir seperti anak pertama, gak ikut nungguin katanya. Karena masih punya baby Kanda yang masih setahun lebih maka perhatian justru lebih banyak untuk Kanda, ke dokter gak mesti ditemani suami, karena suami menemani anak pertama, Hmmm..,dalam hati pantes anak nomor dua berani, lah dari dalam rahim udah begini. Coba anak pertama rasanya cek kandungan gak ditemani suami itu gimanaaaaa gituuuu...

Trus minum suplemennjuga gak setertib kehamilan pertama. Awal desember aku sudah cuti, minggu pertama terlewati, lalu minggu kedua hari kamis malam, aku pengen beli sandal, ajaklah suami ke mall bersama anak pertama, seperti biasa window shopping kesukaanku, suami sudah bilang ayok pulang ntar lahiran di mall looo..well nurut aja sampe rumah sudah jam 9, tidurkan kanda, lalu aku jam 10 tidur dan seperti dejavu, jam 11 malam aku kembali kerasa pengen pipis, dan sama spontan berdiri dan ada air keluar,,nyess,

,,bangunin suami pi pecah ketuban nih, pel dulu, ganti baju, dan bangunin mamak "mak maaf lahir batin, pa maafin ya, tolong jaga kanda, mamak dengan kaget hah sudah mau lahir? Ini baru pecah ketuban keknya, mau cek dl mak..lalu aku dan suami ke RS, dan WA dokter, sama responnya ahh palingan pipis, ya udah ke RS deh, ntar saya nyusul, lalu masuk ruang ICU, dicek sudah bukaan 4, lalu diburu ke ruang tindakan, dan disaat akan berdiri hendak naik ke ranjang melahirkan, aku bilang waduhh keknya sudah mau lahir nih..

bidan yang sama dengan kejadian anak pertama..ihh ya udah ayoo cepeet,,cepettt... lalu begitu naik bidan langsung instruksi, siap didorong ya bu. Hah?sekarang? Iyaa..ayoo..ayo dorong, lalu aku menarik nafas panjaaangg aku keluarkan, bidan langsung protes,,bukan..bukan begitu buu...nafasnya jangan dibuang tapi ditahan dimulut, oh iyaa,,lupa jawabku, lalu suami bilang ayo,,mi,,ayo mami hebaatt...hebat apanya sahutku dengan kesel, begini ni giliran dapat istri yang mudah melahirkan suami cuman bilang hebat,,hebat ayooo...

 [caption caption="Kayama Yuliansyah Hadyan"]

[/caption]

Tepat 00.12 anak kedua lahir, dan bidan baru sadar bahwa infus belum dipasang, waduh buu pasang infus ya nanti saya dimarah dokter, ahhh gak usah jawabku,,,ibu pusing ga tanyaya..gak..udah gak usah ditusuk tangan saya, lalu disuruh tandatangan menolak dipasang infus, biar ga ribet udah aja di teken. Lalu aku minta bidan menjahit luka, kata bidannya gak bius total kek dulu. Kan udah dirasa sekarang saya mau tau rasa nya gak pake bius-bius..dan benar saja belum dijahit saya sudah jerat jerit,,jangaaan,,jangan,,ntar ya..bidannya bilang iyaahhh...bisa kita mulai? Iya jawabku...lalu begitu tangannya mengarah ke bawah aku teriak lagi..

jangaannn..nanti..nanti dulu, iyaahh jawab bidanya mulai gemes, dan yang ketiga kalinya belum aku teriak bidannya nyerocos, ya udah kalo gitu tunggu dokter sajah, eh iya,,iya,,ya udah deh jawabku pasrah, dan benar sakitan ngejahitnya daripada lahiran. Nah anak kedua hanya butuh 1 jam setengah, kembali dokter geleng-geleng saya gak dikasih pegang anaknya ya bu,,,,hallah dok kelamaan sihh jawabku, dan jam 11 pagi aku sudah diijinkan keluar RS, karena semua keadaan OK, tetangga bingung..lah belum 24 jam kok sudah dirumah.

Alhamdulillah keduanya dimudahkan Allah, selma kehamilan aku gak pernah senam hamil karena rutinitasku jalan kaki menuju angkot, turun angkot jalan sedikit nyambung bis, turun bis jalan lumayan nuju metro mini, begitu setiap hari dan rajin membaca alquran, kalao anak pertama khatam 7x, kedua cuman 3x hehehhe. Dan minta ampun kepada mamak papa, dan mohon dihilangkan rasa sakit dan diberi waktu melahirkan diwaktu yang pas. Anak pertama lahir hari kamis dan kedua lahir hari jumat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun