Yup! Pernah gak dengar ada ibu yang panik, ibu yang takut ketika melihat anaknya mulai mengeksplorasi alat kelaminnya? Pengalamanku dulu pernah melihat anak perempuan berusia 3 tahun menggesekkan kelaminnya ke bantal, atau seorang bocah laki-laki yang menggesekkan rambut mamanya ke kelaminnya, bahkan ada yang sampai menggesekkannya ke dinding. Respons para balita itu terlihat seperti sedang menikmati "sesuatu" oops... jangan buru-buru memberi kesimpulan si anak sedang masturbasi. No... No para batita ini tentu tidak memahami kenikmatan ini sampai sejauh itu.
[caption caption="Sumber poto: http://deadbees.net/"][/caption]
SO mom's JANGAN PANIK! Ceep Calm, para batita itu sedang masuk fase anal sebuah fase perkembangan yang memang akan dilewati hampir semua anak-anak, so ini berlaku umum ya mom's. Untuk memastikannya tadi aku chatting dengan dokter anak:
Halo Uli Hartati. Ada yang bisa saya bantu?
Uli Hartati: pagi dok, saya mau diskusi tentang keponakan teman, usia 3 tahun, saya yakin dia blm paham artinya sex, tetapi tindakannya, menggesekkan rambut ke kemaluannya seolah dia mendapat kenikmatan, dan bila dilarang akan menangis, apakah ini kelainan? Atau mungkinkah anak batita mengerti tentang ini? Mohon pencerahannya, oh iya dan saya jadi teringat juga pernah dulu di kampung ada anak usia 4 tahun juga suka menggesekkan kemaluannya ke bantal
Dr. Rima : itu masih normal, karena perkembangan anak, mulai memperhatikan organ kelaminnya. tetapi tetap di beritahu bahwa hal tersebut sebaiknya jangan dilakukan
Uli Hartati : oh, begitu, sampai kapan bisa dikatakan normal dok?
Dr. Rima : kebiasaan itu seharusnya pada usia 5 - 6 tahun sudah hilang
Uli Hartati : oh jadi memang biasa terjadi ya?
Dr. Rima : iya
Uli Hartati : bagaimana cara melarangnya ya?
Dr. Rima : setiap dia melakukan hal tersebut, beritahukan saja secara perlahan, jangan juga langsung dilarang karena secara umum mulai usia 2 tahun hingga 5 tahun, anak-anak  mulai penasaran dengan bentuk dan fungsi genitalnya
Dr. Rima : itu termaksud fase perkembangan psikologisnya.
Itu adalah chatting dengan dokter ketika aku menemukan hal yang dahulu pernah aku lihat pada anak-anak lain tetapi kini di depan mataku. Seketika aku tak panik memang, karena dulu aku sudah pernah melihat anak-anak yang suka memainkan kelaminnya. Dan akhirnya supaya tidak terlalu santai maka aku cari tahu juga dari dokter anak, dan WOW... ternyata ini normal namun tetap harus dalam pengawasan kita, kita sebagai orang tua harus selalu memberikan arahan, memberikan pengertian membuat anak lupa akan kegiatan yang mengasyikkan baginya ini. Dan lalu aku pun mulai bertanya-tanya ke beberapa teman dan betul mom's semuanya melakukannya, anak-anak batita ini gemar mengeksplorasi alat kelaminnya karena dia hanya ingin tahu, cukup di situ saja mom's HANYA INGIN TAHU, so jangan panik yang berlebihan dan diingat ini selama kita memang yakin lingkungan anak kita memang dalam keadaan aman ya mom's.
Dan dari dokter anak kami aku juga diceritakan panjang lebar tentang fase perkembangan psikoseksual anak namanya dan ada teori terkenal "PSIKOANALISIS" namanya dikemukan oleh Sigmund Freud, di mana ada 4 fase psikoseksual pada anak yaitu:
1. Fase Oral, dari lahir anak sudah mulai mendapat kenikmatan lewat mulutnya entah itu melalui puting payudara ibu atau bahkan dari botol susu.
2. Fase Muskuler, ini terjadi pada umur 2 sampai 3 tahun moms, sukakan lihat anak-anak yang minta dipeluk atau ditimang-timang? Inilah fasenya moms
3. Fase Anal Uretral, Fase ini pada usia 3 atau 4 sampai dengan 5 tahun. Pusat kenikmatan anak terletak pada anus/dubur dan saluran kencing. Nah jadi wajarkan apa yang dialami para batita yang aku ceritakan di atas.
4. Fase Genital, ketika anak sudah diusia 6 tahun maka anak akan melepaskan Fase Anal dan mulai ingin tahu lebih banyak tentang kelaminnya. Nah sebaiknya pada usia inilah kita mulai menjelaskan perbedaan kelamin pada anak dan sebutkan namanya tanpa mengganti dengan sebutan lain heheh aku saat ini masih suka bilang ke Kanda "jangan mainin little elephantnya nanti sakit, nah kalau sudah usia 6 tahun harus ganti strategi lagi nih..
So , mom's andai sikecil sedang memasuki fase anal, anak suka memainkan alat kelaminnya maka mom's bisa lakukan hal berikut:
- Ajak si kecil bermain dengan tujuan mengalihkan keasikannya ini
- Tanya dengan santai kenapa dia suka memegang alat kelaminnya, syukur-syukur sudah bisa komunikasi mom's jadi kita bisa tahu jawabannya, kalo Kanda aku tanya cuman senyum sajaÂ
- Sering berikan pelukan, karena kata dokter anakku, kemesraan dengan orang tua bisa membuat anak nyaman, sehingga dia gak perlu mengeksplorasi hal yang tidak penting tadi.
Dan ingat mom's kebiasaan ini akan hilang seiiring waktu, yang penting jangan lakukan hal berikut dalam memberikan peringatan kepada si kecilÂ
- Memarahi anak di depan teman, saudaranyaÂ
- Melarang keras anak dengan membuang tangannya dari alat kelaminnya, nanti dia akan penasaran "ih kok mama marah banget ya?" malah jadi lakukan diam-diam deh
- Jangan marah berlebihan, ingat mom's sifat anak itu pengingat, sekali kita memarahinya dengan berlebihan maka tertutuplah pintu komunikasi
Dan Alhamdulillah ketika Kanda mengeksplorasi alat kelaminnya di usia 24 bulan dan selama 4 bulan aku selalu mengalihkan perhatiannya, pokoknya selalu mengawasi gerak-geriknya dan sekarang Kanda sudah tidak melakukannya lagi. Selesai Kanda kini anak nomor duaku mulai menunjukkan keingintahuannya tentang alat kelaminnya dan masih dengan cara yang sama aku selalu berusaha mengalihkan perhatiannya, geser tangannya menjadi posisi bertepuk tangan, ambil tangannya jadi menunjuk langit, atau bahkan sekedar aku masukkan ke lubang hidung dan lalu aku bersin in action eh Kayama langsung deh tertawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H