[caption caption="AKu dan Lelakiku"][/caption]Yap! Suami ku salah satunya.Â
Sebenarnya aku tidak terbiasa melihat seorang pria mengerjakan tugas rumah tangga. Apalagi di keluargaku Papa, adik laki-laki dan abangku jarang sekali dilibatkan dalam urusan rumah tangga. Mungkin karena kami orang Sumatera Utara, Mamak jarang meminta tolong lelaki di rumah untuk membantu pekerjaan yang berhubungan dengan tugas seorang perempuan, pantang atau pamali katanya.
Misal abangku tiba-tiba menyapu maka respon mamak adalah "upiik ambil sapu itu, masak abangmu yang nyapu". Alhasil akupun terbiasa untuk mempunyai perasaan menghargai laki-laki dengan cara tidak membiarkan mereka melakukan apa yang selayaknya dikerjakan seorang wanita.Â
Kehidupan berjalan, aku berumah tangga, seperti garis rata-rata penduduk Indonesia maka aku termasuk kategori pasangan yang seadanya saja, belum mapanlah tapi mampu makan-makan ke mall sebulan sekali :D. Di rumah kami tidak ada asisten rumah tangga, selain memang rumahnya kecil (tak ada kamar untuk orang ketiga heheh) maka keuangan keluarga juga tak bisa lagi disisihkan untuk seorang asisten rumah tangga.
Lantas diawal pernikahan semua pekerjaan aku yang lakukan. Menyapu, mengepel, mencuci, menyetrika dan memasak. Aku masih sanggup dan memang suami sepertinya tidak ada keinginan membantu bukan karena tak ingin melainkan karena semua pekerjaan bisa aku lakukan sendiri dengan mudah.Â
Setahun kemudian kami memiliki anak dan drama kerepoton ngurus rumah mulai terjadi. Semula aku sangat bisa melakukan semua hal, lalu mendadak aku seperti kehilangan banyak waktu. Dari menyapu biasanya langsung mengepel kini menyapupun dilakukan sedikit demi sedikit, ada saja urusan anak yang membuat kerjaan menjadi tak tuntas.
Biasanya habis mencuci bisa langsung menjemur, kini menjemur baru bisa dilakukan setelah menidurkan anak. Ahh I am Give Up, rasa letih akhirnya membuat mulut menjadi merepet. Dan malam itu mau tak mau aku berbicara serius dengan suami.Â
"Pi.. Mami capek" kalau begini terus gak kuat *1 jam kemudian*, dicapai kesepakatan bahwa suami akan belajar memandikan anak, menyapu, mengepel dan menyetrika. Sebenarnya aku tidak enak dengan semua ini, karena memang aku tak biasa melihat laki-laki mengerjakan tugas perempuan. So apa aja ya mom's yang bisa dikerjakan suami untuk meringankan tugas kita?
Memandikan Anak
Hari pertama, suami aku ajari memandikan anak, hari kedua aku suruh langsung memandikan anak tanpa aku bantu,sukses sampai tahap memandikan. Selanjutnya aku ajari cara memakaikan baju (maklum saat itu anak kami baru berusia 6 bulan) jadi suami agak ngeri-ngeri sedap ngerjainnya. Dan dari kejauhan aku lihat "wah..wah bakalan ada yang sakit ini" suamiku membalikkan badan anak sudah seperti ngebalikkan kardus.
Brukk... alhasil siangnya badan anak panas dan benarlah adanya ada bagian yang keseleo, aku semangati suami "gak apa-apa besok-besok pasti lebih hati-hati. Alhasil sampai hari ini tugas ini bisa dilakukan dengan baik.
Menyapu dan Mengepel
Ini termasuk pekerjaan yang bisa dilakukan siapa saja, untuk hal ini aku juga memberikan contoh, menyapu dimulai dari kamar-kamar tidur terlebih dahulu, dapur dan lalu ruang tamu, maklumlah pintu masuk hanya ada satu. Pun begitu ketika mengepel tampak sepele tetap saja pria harus diajari triknya supaya hasil pel-an tidak becek. Suami manut-manut tanda memahami.
Dan dalam pelaksanaanya tentu tidak persis seperti apa yang aku inginkan. Tetapi saking sudah sibuknya maka tidak ada waktu untuk merepet hehehe, semua harus kita terima karena pekerjaan mudah bagi perempuan belum tentu mudah bagi pria. Dan rumah akan aku bersihkan ketika weekend, bisa dipastikan banyak sampah dan debu yang nyelip diberbagai sudut yang tak dilihat oleh mata pria, ah tapi ini sudah lebih baik daripada aku kehabisan tenaga setiap hari ya kan?
Menyetrika
Aku menyetrika hanya setiap weekend, karenanya aku harus mempunyai stock baju yang banyak hahahaha. Urusan menyetrika sebenarnya bagiku juga cukup sulit. Menghasilkan setrikaan yang licin perlu kepiawaian, untuk itu jatah suami hanya menyetrika bagian yang kecil-kecil saja, seperti kaos dalam, celana dalam, baju harian anak-anak dan saputangan. Yang lain adalah jatah istrinya ini. Terkadang suami maujuga sih membantu untuk menyetrika yang gede-gede tapi lamaaaaaa...merepetlah akunya karena bakalan mahal bayar listrik heheheh
Mencuci Piring
Nah pekerjaan ini adalah jenis pekerjan yang paling disukai suami. Pernah aku tanya alasannya kenapa? Asik aja mi main air terus busanya banyaak..banyaaaaakkk . Mendengar jawabannya baru aku paham inilah alasan kenapa sabun pencuci piring kami sering kali habis. Alhasil sejak saat itu aku tak mengijinkan suamiku mencuci piring lagi, tekor toke beli sabun nya hehhehe. Tapi ada kalanyakan aku kesiangan sehingga masih ninggalin piring kotor, kadang sampai rumah sudah dibantu suami mencucikannya dengan laporan "mi sudah papi cuci, suer pakai sabunnya cuman 5 tetes" hehehhee
Membersihkan Tempat Tidur
Sewaktu belum memiliki anak prinsipku adalah meninggalkan rumah dengan keadaan tempat tidur yang sudah rapih. Namun setelah memiliki anak, rasanya egois hanya demi tempat tidur yang rapih aku harus mengungsikan anak-anak keruang tamu. Jadilah setelah ada anak-anak maka tempat tidur tak dipaksa rapih lagi , dan suami tak pernah bisa merapihkannya, lalu hanya aku bekali sapu lidi, sing penting digeprak dan disapuin begini, sambil aku memberikan contoh hehehe
Well mom's yuk berbagi tugas dengan suami, kita memang bisa melakukan semuanya tetapi ketika saling berbagi tugas maka akan lebih ringan meski spek tak sesuai harapan kita. Dan pembagian tugas ini bisa menambahkan rasa cinta pada suami, pas mau kesel jadi keingat tadi udah dibantuin beberes rumah. Kalo aku tanya "pi keberatan gak sih dengan bagi tugasnya?" Ya jawabannya gak, gak tau deh didalam hatinya hihihi selama kuping ga mendengar anggap saja memang suamiku ikhlas... terima kasih ya pi..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H