Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

101. Suami yang Merelakan Istrinya Bekerja | Lebih Layak Disebut Suami ataukah Majikan ?

11 Januari 2016   08:32 Diperbarui: 11 Januari 2016   09:45 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku sejujurnya masih merasa jauh bersyukur, paling tidak meski aku berangkat pagi, pulang malam tapi aku berteduh di sebuah kantor yang nyaman, aku masih bisa memantau anak-anakku disela jam kerjaku, lalu penulis buku, penceramah apa tak pernah melihat sosok ibu pekerja lainnya yang perlu kalian muliakan derajat?

Jauh sebelum aku berangkat sudah ada ibu yang menggendong anaknya rapih dijalanan  menuju kawasan 3 in 1, sedih..menangis melihat sosok mungil disana kedinginan, apa yang bisa kuperbuat?menyalahkannya membawa anak tak berdosa? TIDAK! Aku hanya bisa mendoakannya, semoga ibu dan anak sehat, dicukupkan rezekinya aamiin, Lalu mau kau suruh apa anaknya memanggilnya? Perempuan penumpang mobil ?

[caption caption="Sumber detiknews.com"]

[/caption]

Sesampainya aku di Jakarta didinginnya pagi tampak seorang wanita membersihkan jalanan, sesekali berlari ketengah taman, memastikan tubuh mungil anaknya terselimuti. Lalu mau kau sebut apa dia? Perempuan tukang sampah?

Sesampainya di pancoran aku melihat metromini dengan kernet perempuan, sesekali maju kedepan memastikan makanan anaknya tidak tumpah, Lalu mau kau sebut apa dia? Perempuan penarik ongkos?

Kalo kau bisa memanggil dokter kandungan perempuan yangg menangani istrimu degan ibu dokter, memanggil guru perempuan pendidik anakmu dengan ummi, memanggil tukang urut istrimu dengan mbok, lantas apa bedanya dengan kami perempuan pekerja?
Do You Know, ada perempuan yang berangkat malam pulang pagi, tahukah kau? bahkan pelacur pun ingin dipanggil ibu oleh anaknya, ajaran apa yang membenarkan ketika anaknya nanti memanggilnya dengan pelacur?

Ya, meski aku menghabiskan seluruh waktuku dijalanan aku percaya tanpa dalil-dalil anak-anakku tetap memanggilku ibu.. jadi jangan pernah membuat a stupid question !!!

Dinegara yang tak kenal agama sibuk mengajak kita untuk tak saling menyudutkan, sementara dinegaraku yang konon banyak pemuka agama terbaik diakhirat nanti justru memberi pilihan yang mengerikan.

Bisakah kita sudahi wacana ini? Bisakah tanamkan dihati kita bahwa apa yang kita tidak bisa lakukan seperti orang lain bahwa itu karena ketidakmampuan kita? Aku tak bisa mendampingi anakku sepanjang hari karena aku tak mampu, tak mampu dalam hal apapun, sebaliknya wanita yang bisa mendampingi anaknya karena dia tak mampu berpisah, tak mampu mengeluarkan energi lebih, tak mampu berdesakan dikemacetan? Karena dengan ketidak mampuan kita justru bisa bersyukur sebaliknya jika kita mengganggap semua karena kemampuan kita bisa jadi mendatangkan kesombongan #mungkin.

 

Sekian, jangan serius kali tulisan inipun awak buat masih duduk manis dipojok omprengan

#salamemakemakbahagia

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun