Sosok mantan masih tertata apik dihatinya meski dia dan sang mantan telah mempunyai lembaran kisah yang terpisah. Sang mantan terus mengukir kisah tapi berada dalam chapter lain sehingga tak pernah ada rasa rindu dihati, berada pada chapter yang berbeda membuat kisah ini tak terkoneksi.Â
Dalam gelap malam bisa terlihat jelas paras sang mantan tapi tak pernah berwujud rasa rindu, hanya sekedar tampak dalam gelap. Disampingnya terbaring tubuh beraroma khas, suaminya tidur dalam irama dengkur yang terasa mengusik telinganya, tapi menjadi indah hanya karena waktu, pada akhirnya dengkur itu hanyalah suara yang tak perlu diributkan. Kehidupannya berjalan indah, sepasang anak yang cantik dan ganteng, kehidupan mapan sang suami yang membuat semua tampak serasi, indah dimata orang!
Kisah terus diukir, bahkan nyaris tanpa coretan. Kebutuhan lahir dan batin terpenuhi sempurna. Namun disuatu malam dia terbangun dengan rasa hampa. Apa yang aku dapatkan? Mata terpejam hati meminta sebuah rindu, rindu siapa? Sepasang permata hatinya tengah lelap dalam selimut bulu yang empuk "ahh rindu apa yang kucari?" batinnya bertanya, ditatapnya kedua permata hatinya, i am happy right? Tanyanya pada hatinya.
Suatu siang teringat sebuah password surat elektronik, iseng jari jemarinya membuka dan begitu banyak pesan yang tak terbaca. Jari jemari terus menyortir sehingga terhenti pada satu nama "My Hero", dibukanya dengan satu klik dan wajahnya tersenyum, kalbunya merekah, ada rasa bahagia disana, inikah rindu yang selama ini kucari ? Lalu jemari mencari semua surat dari "My Hero" ahh ternyata setiap bulan sepanjang tahun ada banyak rindu yang dikirim disana. Tetiba jantungnya terpompa sangat cepat, hatinya diisi rasa rindu, rindu yang selama ini dicarinya. Bukan sang mantan, bukan suaminya melainkan dialah pria lain yang dirindukan.
My Hero seorang pria dewasa yang sangat miskin harta, memiliki hati yang lembut. Kegagalan berumah tangga membuatnya menjadi pria dewasa yang pendiam. Pertemuan tak disengaja, tatapan iba membuatnya menyapa My Hero "kamu kenapa?" Pria miskin itu menatap dengan senyum tipis, setipis kumis halus diatas bibirnya ..aahh manisnya...Â
Pertemuan itu terjadi jauh sebelum sang mantan maupun sang suami. Persahabatan terjalin, tak ada dusta dari pria berkumis tipis itu. Simpati muncul darinya, merasa menjadi sahabat adalah keadaan ternyaman disaat itu. Pada akhirnya perjalanan hidup membuatnya berpisah dengan pria berkumis. Rindu sahabat sesekali terobati dengan chatting sederhana "mas merindukanmu", dan jawaban singkat "sama mas" membuat keduanya mengekplorasi rasa masing-masing, dan rasa itu berakhir pada rasa ingin saling memeluk, akupun demikian mas!
Persahabatan meningkat kepada level rasa ingin saling memiliki, saling berbagi hari bersama, berbagi suka dan duka tapi apa daya kisah itu tak pernah terukir. Rindu terpendam dikedua insan itu berlanjut tanpa harus tahu berlabuh kemana dan dimana. Dan kini ingatan akan password e-mail itu membuat hatinya terisi kembali, entahlah dia seperti menemukan rindu yang dia cari selama ini, rindu yang selalu dipertanyakannya.
Dan kini dia menemukan rindu yang sekian lama tertahan. Jemarinya tanpa ragu me-reply e-mail dan hanya berupa tanda tanya "?" lalu seling beberapa detik e-mail itu langsung terjawab "mas rindu". Ahh dia disana, My Hero selalu menungguku, air mata berlinang dipipinya, apa kabar dirinya, pria miskin harta dengan hati yang lembut? Apakah kau bahagia mas ? Iya sayangku, mas bahagia tapi selalu ada rindu untukmu. Jemari kedua insan itu terus mengetik tut-tuts keyboard, kedua insan itu melepas rindu pada layar monitor dan jemari mereka menari diatas hitamnya keyboard.
Keduanya berhenti, lalu mereka tersadar, apa ini ? Bagaimana mungkin? I have no problem with my family ? Pun begitu dengan pria berkumis tipis , keluarganya bahagia, harmonis dengan seorang istri dan seorang putra yang lucu. satu hari, dua hari sampai hari ke lima belas tak ada email dari My Hero, kehidupan dirumahnyapun berlanjut sebagaimana yang telah berlangsung bertahun-tahun.
Siang itu rindunya tak tertahan, hanya lewat e-mail rindu itu tersampaikan, dan ternyata 15 hari My Hero hanya memandang monitor tanpa mampu menekan tuts-tuts dikeyboard. Pria berkumis tipis itu bingung, tak ada alasan untuk menghianati istrinya, anaknya yang cerdas juga tak layak dicampakkan. Perempuan disebrang sana menanti email dari My Hero, pun baginya tak ada alasan untuk melukai kedua buah hatinya bahkan suami yang tak dicintainyapun tak berhak disakiti.
Tapi aku merindu mas ? seolah sudah saling paham maka My Heropun hanya menjawab dengan rindu yang membingungkan "Mas tau sayang, karena mas mempunyai rindu yang sama. Rindu ini masih menjadi milik kita dari dulu sampai sekarang.. Rindu ini tak pernah pergi dari hati kita, rindu ini tersimpan apik dihati kita dan sampai kapanpun rindu ini tak akan tumpah, simpanlah baik-baik disana, mas akan selalu merindumu.
[caption caption="Pria Lain Yang Dirindukan"][/caption]
Itu adalah pesan yang diterimanya tiga puluh hari lalu, dan ini sudah hari ke tiga puluh lima dari tigapuluh hari yang lalu dan dia masih berharap ada rindu yang dikirim dari pria lain yang dirindukannya. Air mata jatuh, well atleast aku tahu bahwa rindu ini milik pria lain bukan sang mantan. Rindu ini akan tersimpan selamanya karena rindu ini milik pria berkumis tipis yang entah dimana berada, aku merindukanmu mas, rindu yang tak pernah tersampaikan, kaulah pria lain yang kurindukan..aku kangen mas..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H