Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menjamin Pendidikan Anak Dengan Asuransi

28 Oktober 2015   09:10 Diperbarui: 28 Oktober 2015   10:03 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai orang tua, saya yakin semua sudah tahu bahwa anak yang sudah diberi Allah kepada kita merupakan amanah besar dan karenanya butuh perencanaan yang matang untuk menjadikan mereka generasi yang baik. Harus lewat pendidikan? IYA, terserah mau formal atau informal pasti butuh biaya, mau sekolah mahal atau murah tetap butuh uang, mau satu bahasa atau multi bahasa tetap uang urusannya. Biaya pendidikan semakin hari semakin mahal, meningkat seiring inflasi, gaji kita sebagai orang tua bahkan belum tentu mengalami kenaikan setiap tahunnya, tapi pendidikan biayanya selalu naik hampir 30% setiap tahunnya. Lalu bagaimana asuransi bisa membantu kita?

Produk Asuransi sangat beragam, semakin besar manfaatnya maka kita akan semakin membutuhkan banyak uang untuk membelinya. Untuk keuangan yang pas-pasan seperti saya, maka saat ini saya menyisiatinya dengan dua jenis asuransi, yaitu anak pertama saya pilihkan Asuransi Pendidikan, dengan asuransi ini maka saya harus mengetahui berapa kebutuhan dana yang saya inginkan ketika anak saya akan masuk TK, SD, SMP, SMA dan kuliah. Melalui google saya menemukan situs yang bisa saya jadikan simulasi untuk mengetahui kebutuhan dananya, lalu saya cari produk nya yang sesuai dengan hitung-hitungan saya, bagaimana dengan tingkat inflasi?

Sekarang gampang mengaksesnya, dimana ada kemauan maka kita bisa mendapatkan banyak informasi dari internet. Dari data inflasi tersebut sayapun bisa menghitung dan mengevaluasi tabungan yang sudah saya siapkan.  Dan untuk anak kedua dikarenakan dana yang dipaksakan sudah mepet, maka saat ini saya hanya mampu membeli asuransi jiwa, dengan manfaat uang pertanggungan, resiko terjeleknya ketika kami sebagai orang tua tidak bisa mendampingi anak-anak, paling tidak mereka sudah memiliki sejumlah dana yang memang dialokasikan untuk pendidikannya. Ini adalah perencanaan awal saya untuk kedua buah hati saya, bila masa kejayaan datang (gaji emak bapaknya naik) maka kami berjanji untuk menaikkan manfaat kedua asuransi anak-anak kami.

Lalu apa yang membuat memiliki asuransi pendidikan itu susah ?

Semua setuju dana pendidikan itu meningkat setiap tahun, namun karena kebutuhan dana ini tidak mendesak maka banyak orang tua yang lalai mempersiapkannya sejak dini dan hal inilah yang merupakan alasan terbesar kenapa banyak orang tua tidak merencanakan pendidikan anak sejak dini. Dan beberapa hal lain yang menyebabkan susahnya orang tua memiliki asuransi pendidikan dikarena beberapa hal berikut :

  1. kebanyakan masyarakat memiliki asuransi hanya karena mereka mengenal agennya, bukan mengenal manfaatnya, sehingga beberapa orang membeli asuransi hanya karena rasa tak enak, dan ketika hal buruk terjadi merasa menyesal karena tidak memiliki asuransi sesuai kebutuhannya.
  2. kebanyakan pamali, seyogyanya sebelum memilik anakpun kita sudah bisa mulai menabung untuk kebutuhan biaya pendidikan anak, tapi dikala kita ingin melakukannya "pamali ih belum ada anak sudah nabung-nabung", alhasil ketika anak ada malah sudah susah untuk menyisihkan pendapatan.
  3. Tidak pernah peduli dengan tingkat inflasi, padahal caranya cukup gampang, bandingkan saja biaya tahun ini dengan sebelumnya maka kita akan tahu berapa persen kenaikan inflasi, hal ini sangat penting untuk diperhatikan bila kita merencanakan dana pendidikan dalam jangka panjang. Bayangkan 18 tahun lalu saya hanya membayar uang kuliah 900 ribu per tahun, lalu saat ini biayanya sudah mencapai 18 juta pertahun, wow...angka yang fantastis bukan?
  4. Usia orang tua menjadi faktor pembatas, ya semakin kita tunda maka umur semakin bertambah dan hal ini mempengaruhi besaran premi yang akan anda bayarkan, bila usia orang tua 25 tahun dengan yang 35 tahun memiliki asuransi dengan premi bulanan yang sama katakanlah 500ribu per bulan maka selisih investasinya bisa mencapai 30%.
  5. Tidak konsisten dalam menyisihkan dana, seharusnya dari awal sudah diputuskan darimana sumber dananya, maksudnya apakah dana yang disisihkan berasala dari gaji pokok atau pendapatan lainnya. Apabila sudah kita tentukan maka akan lebih mudah mengalokasikannya.
  6. Tidak realistis, bagaimanapun anda harus realistis, sesuaikan dengan kemampuan anda, jangan membeli produk yang manfaatnya tidak sesuai kemampuan uang anda.
  7. Masih banyak yang berinvestasi dengan menggunakan dana pinjaman, akhirnya gali lubang tutup lubang sehingga tujuan investasi tidak pernah tercapai sesuai rencana.

Susahkah untuk merencanakan biaya pendidikan anak?

[caption caption="#duoKYH, jangan pernah lepaskan senyuman dari wajah anak-anak kita"]

[/caption]

Menurut saya hal yang paling penting adalah memaksakan diri untuk bisa menyisihkan sebagian pendapatan kita untuk merencanakan kebutuhan dana pendidikan anak. Tak dipungkiri biaya pendidikan di negeri ini menjadi barang mewah, namun negri ini tetap memberikan pilihan. Tak ada batasan seberapa besar dana yang harus anda sisihkan, karenanya mari paksakan diri kita sebagai orang tua untuk bisa menyisihkan 10% saja dari gaji kita, selama anda mempunyai niat walau nilainya kecil maka segera mulai kebiasaaan baik ini.

Bila membaca sejumlah artikel maka aku dan suami belumlah layak untuk melakukan hal ini, kenapa? Dari sekian banyak tips-tips keuangan selalu saja ada nasehat bijak disana yang mengatakan "untuk dapat menyisihkan sebagian pendapatan maka sangat dibutuhkan KEUANGAN YANG SEHAT, maksudnya? ga ada hutang/cicilan?mempunyai sisa 30% dari pendapatan ? atau bahkan harus memiliki tabungan sebanyak 5 x pengeluaran rutin? Bagi saya TIDAK MUNGKIN. Saat ini sampai 8 tahun kedepan saya masih memiliki cicilan untuk rumah, sisa dari pendapatan kami berdua tidak pernah lebih dari 15%, bahkan tabungan yang 5x lipat dari pengeluaran rutinpun kami tidak memilikinya.

Tapi kami mempunyai dorongan yang kuat harus bisa menabung untuk persiapan anak-anak kami, kalau kita tidak berkorban ,kalau kita tidak menanam maka jangan berharap akan ada hasilnya dimasa depan. Dirumah kami uang-uang receh berbentuk koin kami masukkan ke celengan, selain mengajarkan kebiasaan menanbung kepada anak kami maka jangan anggap remeh kekuatan uang koin ini, pernah kami membongkarnya hanya untuk membeli hewan kurban,menghitungnya saja sudah capek hehehe tapi ternyata the power of receh sangat luar biasa.

Apa yang perlu kita perhatikan didalam merencanakan biaya pendidikan anak ?

  1. Rencanakan pendidikan anak sedini mungkin, kata orang kampung " ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus". Semakin muda usia anak, semakin muda usia orang tua maka dengan premi yang tidak besar bisa mendapatkan manfaat yang besar.
  2. Lakukan survey ke sekolah yang diinginkan, pastikan berapa biaya masuk, biaya bulanan, dan biaya lain yang dibutuhkan dan bandingkan dengan tahun sebekumnya untuk bisa mengetahui tingkat inflasinyaBuat beberapa alternatif pilihan sekolah A, B dan C sehingga ketika target perencanaan tidak sesuai harapan maka kita masih bisa menggeserkan pilihan ke sekolah yang sesuai kemampuan kita
  3. Atau bila tidak memungkinkan memulai sedini mungkin, maka hal yang perlu dipertimbangkan adalah, jenajng pendidikan apa yang akan dimasuki? Lalu kapan mau masuk dan berapa lama masa pendidikannya, ketiga hal ini bisa membantu kita untuk merencanakan seberapa besar dana yang harus kita sisihkan dalam jangka waktu tertentu, apakah dengan jumlah yang sama selama beberapa tahun atau jumlah dana yang mengalami peningkatan setiap tahunnya.
  4. Perhatikan cita-cita anak tentu dengan pengarahan dari orang tua, cita-cita anak seiring waktu akan terbentuk atas kemauan anak, karenanya cita-cita juga mempengaruhi perencanaan.
  5. Tentukan sumber dana dan usahakan konsistenLakukan evaluasi terhadap investasi, karena seyogyanya harus bersifat flexible.
  6. Niatkan sejak awal dan iringi dengan kerja keras untuk bisa mewujudkan yang terbaik untuk buah hati kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun