“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al Baqarah, 2: 186).
*********************************************************************************************
Kali ini ingin berbagi kisah mengenai doa-doa atau harapan-harapan kita. Terkadang ada keinginan yang kita peroleh dengan meminta, ada pula keinginan yang datang tanpa kita minta tau-tau kita dapat, bahkan seringnya kita sudah minta malah belum dikasih-kasih. Hal-hal seperti inilah yang sering mendatangkan tanya dihati ?
Jumat kemarin di kantor ada pengajian, meski aku hanya bisa mendengar ceramah di 5 menit pertama karena selanjutnya aku sudah melangkahkan kaki untuk pulang menemui buah hati :), Ustadz bilang bahwa sebenarnya kalau kita benar-benar memahami dan memaknai dua kalimat syahadat (khusus muslim) maka urusan didunia ini akan beres, namun seringnya kita memang tidak mengenal dengan baik sang pencipta, sehingga muncullah ketakutan-ketakutan yang membuat prasangka-prasangka tersendiri.
Terkait dengan keinginan/doa, mungkin setiap tindakan yang kita lakukan tentu bermaksud hanya semata karena Allah, saya pribadi bahkan sering berbuat meski niat ikhlas tapi jauh diujung sana ada terbersit untuk mendapat ganjaran dari Allah #manusiawi lah ya :). Satu yang pasti berbuat baiklah maka kita akan mendapatkan kebaikan pula, atau kalau bahasa nenek-nenek kita dulu apa yang kau tanam itulah yang kau tuai.
Karena itu saya memaksimalkan semua kekuatan pikiran untuk selalu berkata kepada diri sendiri, kebaikan dan kejahatan akan berbuah pada waktunya. Ketika suatu saat saya mendapatkan hal tidak enak maka saya berusaha sekuat tenaga untuk mengingat kejahatan apa yang sudah saya lakukan ? atau mungkin hanya sebatas niatan ? sehingga saya wajar menerima semua ini ? Kalau kita mau jujur pasti ada jawabannya, pun ketika tidak menemukan jawabannya maka ini bentuk sayang Allah untuk kita.
Tapi sungguh kawan, keinginan atau doa-doa kita yang belum terijabah, yang ditunda oleh Allah semuanya tak akan sia-sia, hanya butuh kelegowoan, kebesaran hati untuk memaknai setiap penundaan. Dan seringnya berakhir dengan ucapan syukur, beberapa kejadian dalam hidupku yang ingin aku kisahakan dengan niatan semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan menjadikannya pembelajaran.
@ Menikah di usia 33 tahun
Semua orang akan bertanya "kapan lu merid? bahkan mamak sering kali menghela nafas, katanya kadang saat iman mamak sdg "up' maka mamak sadar bahwa Allah pasti akan meberikanmu jodoh, cuman kalo lagi "down" rasanya pengen ngubek-ngubek dimana sih salahnya ? Ga ada yang salah mak, mamak tahu aku baru meminta jodoh disaat usiaku 26 tahun, bahkan saat umroh pun aku tak memanjatkan doa untuk diberikan jodoh, yang aku minta hanya menang undian yang banyak, supaya bisa mentraktir mamak , papa, abang dan adek-adek (ekspresi mamak dengan wajah lesu, ya Allah sudah jauh-jauh kesana masak yang diminta cuman menang undian). Dan selama kuliah setiap aku bilang "tuhan kasih aku nilai C untuk mata kuliah fisika (saking aku gak pahamnya dengan ilmu alam yang satu ini) dan alhamdulillah C yang kudapat, bahkan ketika mata kuliha DASTAN (saking tebalnya buku diplesetin dasar-dasar setan) aku minta nilai A ya rab, criiiing dapat A. Jadi mak cuman jodoh ini yang belum diijabah itupun karena aku baru memintanya, jadi wajarlah kalau Allah masih membuat cerita dahulu untuk pengabulan doa ku mak. Dan disaat usiaku 33 tahun Allah mempertemukan ku (lewat kopdar kompasiana pulak :D) dengan seseorang, gak penting bahas seseorang ini hehehe...yang penting dibahas adalah rasa syukurku, ketika itu usia 33 tahun aku memang sudah siap, dua adikku yang kubantu selama kuliah sudah selesai kuliah, bahkan sibungsu sudah bekerja sehingga ketika lamaran itu datang aku sudah siap sepenuhnya, siap memikirkan kehidupanku, dan setahun terakhir aku sudah bersama mamak papa, jadi its time for me mak ! See, coba kalau aku menikah disaat 27 tahun, bagaimana nasib adik-adik ? bagaimana aku bisa menghabiskan waktu dengan mamak papa..ahh memang ini yang terbaik...kalau kata pujangga "indah pada waktunya".
@ Ikut Domisili Suami
Jauh sebelum acara menikah, sudah ada rencana dengan suami bahwa sementara waktu kemungkinan kami akan hidup terpisah (LDR kerennya), toh banyak kok pasangan yang begini. Rencana ini dibicarakan setelah usaha ku menghadap HRD untuk meminta mutasi ke kantor Holding di Jakarta ditolak dengan alasan tidak ada posisi yang sesuai dengan jabatanku di pusat. Namun, setelah resepsi HRD menghubungi "Uli jadi kan mau ke Jakarta biar bisa bareng ama suami ?" Lah bisa pak ? tanyaku. Iya bisa, seminggu yang lalu owner kita menunjuk seseorang untuk menjadi wakil direktur dan beliau belum punya pengalaman dibidang perkebunan sehingga saat ini beliau butuh asisten yang paham akan administrasi kebun #sujudsyukur, alhamdulillah senangnya bukan main, pertolongan Allah datang disaat yang tepat. Alhasil aku langsung bisa hidup bersama gak perlu LDR.
@Memiliki anak
Usia 33 tahun bukanlah usia muda untuk membina rumah tangga, tapi jangan salah jauh sebelum aku meminta jodoh didoaku selalu terselip pinta "ya rab andai kelak hamba menikah maka berikanlah hamba keturunan" alhamdulillah belum genap 1 bulan menikah, karena kegatelan pengen tahu cara kerja test pack yang katanya dua garis "positif" maka dua minggu setelah eng ing eng maka aku iseng memakainya (belinya mah seminggu setelah itu dan pake aksi sok malu-malu belinya) #alhamdulillah positif, yeiiii makasih rab, doa lama terijabah...
Itu hanya sekelumit rasa syukur, dan yang terakhir yang mau aku ceritakan adalah sebuah perbuatan yang menurutku tak pernah aku tuntut balasannya dari sang khalik. Sebagai anak perempuan tertua dan mempunyai adik dengan jarak usia 11 tahun, maka adalah sebuah keharusan (pikirku) untuk mengasuh adik. Sibungsu ini lahir ketika usiaku sudah 11 tahun, usia ABG lah, namun dulu memiliki adik itu gak pernah tanya-tanya ke mamak, kok aku sudah gede punya adek lagi sih ? pokoknya ini adikmu, jaga, temanin ajak main. Jadilah sibungsu aku yang merawatnya, kala aku harus bermain dengan teman maka akupun akan menggendongnya lengkap dengan bekal celana nya kalau-kalau nanti akan pipis jadi gak perlu balik kerumah sekedar ambil celana penggantinya. Beberapa tetangga meledeku "kek inang-inang" ajalah (istilah orang medan bilang keibuan padahal mah). Perbuatan ini murni aku lakukan karena sebuah bentuk keharusan, apalagi saat itu masih kecil mana ada kepikiran tentang ikhlas. Dan hari ini aku baru paham cara Allah membals kebaikan kita, disaat aku bertanya "pi, gimana ya nanti kalau mami harus melahirkan tengah malam ? Kanda siapa yang jaga ? masak iya kita naik motor ke RS bertiga, trus pas mami harus mengejan gimana Kanda ? Pasti ada jalan jawab suami. Well tetiba sibungsu mengabari "Kak, aku dapat kerja di tangerang, gimana kalau aku stay dirumah kakak ?" Masha Allah, ya rab sungguh hamba tak pernah menuntut balas atas apa yang hamba perbuat dahulu, kini setiap melihat sibungsu menemani kanda aku seperti melihat diriku yang dulu ketika mengajak sibungsu bermain, dan kini kalau ada urusan mepet-mepet bisalah aku minta tolong sibungsu menemani kanda... maafkan Hamba yang selalu ragu, selalu bertanya kenapa ? selalu ketakutan tanpa alasan..ya rab Engkaulah maha penolong sebenarnya.
[caption id="attachment_364584" align="aligncenter" width="300" caption="Sibungsu teman anakku"][/caption]
==============================================================
Jadi memang ada kalanya Allah akan langsung mengijabah keinginan kita ketika memang bermanfaat bagi semesta alam "Berdo'a kepadaku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu" (QS. al-Mu'min:60) , atau ketika Allah menunda bisa jadi allah akan meberikan disaat yang tepat bahkan bila ditunda sampai akhirat maka percayalah itulah sebenarnya kebaikan bagi kita, bahkan ada permintaan yang digantikan dengan tujuan akan dipalingkan dari kesusahan, Jabir ra., meriwayatkan, aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Tidaklah seseorang berdo'a dengan sesuatu do'a, melainkan Allah Swt memberikan sesuai dengan permohonannya itu, melainkan dijauhkan dari kesusahan. Asalkan dia tidak berdo'a untuk kejahatan atau untuk memutuskan silaturahmi." dan ada pula dimaksudkan dihapuskan dari dosa Anas ra., meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw bersabda: "....bahwa Allah Swt menerima do'a orang yang berdo'a, atau diganti untuknya, atau dipalingkan dari kesulitan yang semisalnya, atau dihapuskan dosa-dosanya."
Karenanya lewat tulisan ini mari terus berbuat kebaikan, belajar untuk ikhlas dan berprasangka baik kepada sang pencipta, quote yang paling aku suka "Tulislah rencanamu dengan sebuah pensil, tapi berikan penghapunya kepada Allah. Izinkan Dia menghapus bagian-bagian yang salah & menggantikan dengan rencana-Nya yang indah di dalam hidupmu. Maka engkau akan bersyukur atas apapun yang terjadi"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H