Mohon tunggu...
Reza AS
Reza AS Mohon Tunggu... Wiraswasta - Founder Jamaah Angon Roso (Jongos)

Belajar Berfikir Titik-Titik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesembronoan Lirik Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet

18 Agustus 2022   09:02 Diperbarui: 18 Agustus 2022   09:08 2095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dari jalur Mbah Mutamakkin ini lahirlah KH. Raden Asnawi Sepuh yang menikah dengan salah satu keturunan Sunan Kudus, yaitu RA. Salamah. Mbah Kyai Raden Asnawi Sepuh ini kemudian menurunkan juga antara lain, KH. Ahmad Sholeh tokoh pendiri pondok Damaran 78 Kudus, yang KH. Sholeh Darat Semarang (Gurunya Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari Pendiri NU, dan juga KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah) pernah mondok disana. Selain itu menurunkan juga KH. Sahal Mahfudz, KH. Sa'id Aqiel Siradj yang mantan Ketua Umum PBNU. Termasuk juga Gus Baha' yang terkenal sebagai ahli Qur'an beserta tafsirnya, dan masih banyak lagi lainnya.

Beberapa nama tokoh dan ulama besar diatas disebut dalam tulisan ini untuk memperjelas dan mempertegas posisi serta kedudukan Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya, dalam mata rantai silsilah dan nasab ulama serta waliyullah ditanah Nusantara. Selain itu masih ditambah dengan keyakinan bahwa nasab Joko Tingkir keatas melalui jalur ayahnya, yakni Pangeran Handayaningrat yang menikah dengan salah satu putri Prabu Brawijaya V dari Majapahit, masih bersambung kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Entah pencipta lagu ini mengetahui hal tersebut atau tidak, tetapi dengan mempertimbangkan sedikit ulasan diatas rasanya ada yang kurang elok pada syair lagu ini. Terutama pada lirik "Joko Tingkir ngombe dawet". Bukan soal boleh atau tidaknya, tetapi lebih kepada soal adab dan sopan santun kepada seorang tokoh sejarah. Tokoh yang dengan segala kebesarannya telah mewariskan dan menurunkan deretan tokoh, ulama, dan juga kyai-kyai besar di Nusantara.
Sebagai penutup, sekali lagi tulisan ini tidak bermaksud menghakimi atau menyalahkan lagu "Joko Tingkir Ngombe Dawet" yang sudah kadung terkenal itu. Juga bukannya tidak memperbolahkan penggunaan nama Joko Tingkir dalam syair lagu itu. Hanya, mohon direnungkan dan dipertimbangkan sekali lagi, rasanya kurang elok. Itu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun