Mohon tunggu...
Ulfi Yuki Ristiawati
Ulfi Yuki Ristiawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Legenda Gunung Tidar Pakunya Tanah Jawa

4 September 2024   23:46 Diperbarui: 4 September 2024   23:52 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Terletak di Kota Magelang, Jawa Tengah, Gunung Tidar bukan hanya terkenal dengan puncaknya yang indah, namun juga dikenal dengan kisahnya yang menarik. Legenda Gunung Tidar sudah diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Pada kisah ini, diceritakan ada seorang tokoh sakti yang berusaha untuk menyucikan pulau Jawa dari keberadaan bangsa jin yang jumlahnya tidak sedikit. Sosok ini juga memiliki tujuan untuk menyebarkan ajaran agama Islam kepada masyarakat di pulau Jawa.

Kisah ini dimulai pada saat pulau Jawa dianggap sama dengan bentuk perahu yang sedang terombang-ambing di lautan. Melihat kejadian ini, Dewa khayangan mengambil keputusan untuk menancapkan sebuah paku bumi agar pulau Jawa berhenti terombang-ambing. Kemudian, paku bumi yang tadinya ditancapkan berubah menjadi sebuah gunung. Dari sinilah awal mula muncul Gunung Tidar yang menjadi saksi legenda penuh misteri didalamnya.


Terkenal dengan sebutan "Gunung Tidar", sebenarnya nama gunung ini diambil dari bahasa Jawa yaitu, "Mati lan Modar," yang berarti jika tidak mati, maka mampus. Ada yang mengatakan jika gunung ini merupakan pusat kerajaan makhluk gaib yang ada di Pulau Jawa. Gunung ini menjadi tempat tinggal bangsa jin yang memiliki ilmu kanuragan (ilmu yang dipakai untuk bela diri secara supranatural). Kepercayaan akan kekuatan gaib yang ada di Gunung Tidar sangatlah kuat, sehingga sulit bagi ulama-ulama Islam untuk menyebarkan agama Islam di wilayah tersebut.


Perubahan mulai dirasakan ketika datang sosok karismatik yang memiliki kesaktian luar biasa bernama Syekh Subakir. Sosok sakti ini  berasal dari Persia. Didampingi tujuh pasang suami istri yang merupakan muridnya, Syekh Subakir berusaha sekuat tenaga untuk menyucikan pulau Jawa dan menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat. Pasukan Syekh Subakir pertama kali menginjakkan kaki di desa Trunan, sebuah desa yang ada di sebelah timur Gunung Tidar.


Pasukan Syekh Subakir yang baru tiba di desa Trunan memutuskan untuk menyusuri Gunung Tidar dari kaki gunung menuju ke puncak gunung. Sesampainya di puncak gunung, terlihat keadaan puncak yang sepi tanpa penghuni manusia. Akan tetapi, terdapat makhluk gaib yang menimbulkan gangguan jiwa pada murid-murid Syekh Subakir. Satu demi satu murid Syekh Subakir meninggal dunia akibat gangguan dari makhluk gaib tersebut. Seiring berjalannya waktu, Syekh Subakir tinggal seorang diri di puncak gunung yang menakutkan, karena murid-muridnya sudah meninggal dunia.


Tidak ingin berdiam diri, Syekh Subakir dengan tekadnya yang kuat, memohon pertolongan kepada Allah SWT. Tidak lama setelah itu, Allah SWT. memberikan petunjuk kepada Syekh Subakir bahwa ada sebuah pusaka yang tertanam di puncak Gunung Tidar. Syekh Subakir diperintahkan untuk kembali ke Persia untuk sementara waktu. 

Selama 40 hari 40 malam Syekh Subakir diperintahkan untuk berpuasa, sebelum kembali lagi untuk memusnahkan kerajaan jin dan mencabut pusaka yang tertanam di puncak Gunung Tidar. Setelah 40 hari 40 malam, Syekh Subakir bersama 80 muridnya kembali ke Gunung Tidar untuk melawan raja jin beserta anak buahnya.


Peperangan sangat sengit berlangsung di puncak Gunung Tidar. Setelah beberapa saat, akhirnya pasukan Syekh Subakir berhasil menghancurkan kerajaan jin yang ada dipuncak Gunung tersebut. Raja jin beserta anak buahnya kemudian melarikan diri ke gunung, sungai, dan laut. 

Keberhasilan pasukan Syekh Subakir melawan kerajaan jin, membuat Gunung Tidar dan sekitarnya menjadi aman dari gangguan gaib. Sosok Syekh Subakir, walaupun memiliki kesaktian untuk mencabut pusaka paku bumi, lebih memilih untuk tidak melakukannya, karena pusaka itu ditanam dengan tujuan untuk keselamatan masyarakat disekitarnya.


Gunung Tidar yang penuh dengan kisah mistik ini merupakan tanda perjuangan dan pengorbanan yang pernah terjadi pada masa itu. Akhirnya, Syekh Subakir dan pasukannya kembali ke desa Trunan. Syekh Subakir melanjutkan tujuannya untuk menyebarkan ajaran agama Islam kepada masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun