Mohon tunggu...
Ulfiyatul Khaerat
Ulfiyatul Khaerat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perindu Surga

Laa Tahzan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suka Duka Kuliah Online

10 Maret 2021   19:46 Diperbarui: 10 Maret 2021   20:02 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga tiba bulan september, tepatnya tanggal 8 aku dapat kabar kalau kuliah perdana akan dimulai tanggal 12 nanti, jadi fix kuliah di semester 3 pun melalui online.. Alhamdulillah yaa, sekarang itu canggih walaupun kita nggak lagi di kampus, tapi masih tetap bisa mengikuti kegiatan-kegiatan kampus. Meski banyak yang harus kita korbankan, karena belajar online itu tidak bisa tanpa alat komunikasi, baik itu komputer, laptop,notebook,atupun handphone. Kalaupun ada, kita masih tetap tidak bisa ikut tanpa membeli kuota terlebih dahulu.

Dalam menjalani kegiatan-kegiatan online seperti ini aku harus lebih banyak berkorban dari biasanya, uang saku yang biasanya aku gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, kini harus kupakai buat beli kuota internet, karena itu juga sudah termasuk kebutuhan sehari-hariku disaat seperti ini..hehe.

Dan hatiku pun harus lebih banyak bersabar dari biasanya, banyak cobaan, termasuk koneksi jaringan yang tak jarang tiba-tiba terputus ketika aku sedang mendengarkan materi kuliah dari dosen,atau perangkat yang kadang tiba-tiba panas,atau lobet.  

uga cara belajar yang biasanya menggunakan kitab, kini beralih menjadi pdf. Tapi Alhamdulillah aku ada beberapa kitab, jadi tidak semua mata kuliah aku menggunakan pdf. Dan murojaah pelajaran pun harus aku lakukan seorang diri, kalau ada yang belum aku paham dan mau bertanya ke teman, terlebih dahulu aku harus buka handphone trus mengetik dan kirim ke whatsApp teman. Alhamdulillah, masih ada cara ini untuk menghubungi teman-temanku.

Selain itu waktu kita yang berbeda beda, aku yang berdomisili WITA harus memulai kuliah dari jam 08.30 sampai 13.00, jadi harus menunda sholat dzuhur sekitar jam, kecuali kalau dosen di jam pelajaran terakhir terlambat masuk, kadang aku sholat dzuhur terlebih dahulu. Kadang aku merasa kesal sama keadaan,tapi aku yakin dibalik semua ini pasti ada hikmah yang telah Allah tetapkan.. Sebagai seorang yang mengaku beriman kepada Allah, kita pun harus beriman kepada qada dan qadarNya.

Hari berganti hari, lama kelamaan aku terbiasa juga dengan keadaan seperti ini, hingga tiba masa-masa ujian akhir semester, aku setiap hari tanpa bosan terus meminta doa dari kedua orang tuaku, meski sebenarnya aku tau mereka akan jawab dengan perkataan "Walaupun kamu nggak minta doa dari kami, kami pasti akan selalu mendoakan", YaaAllaah terharu rasanya...

Kujalani hari-hari ujianku seorang diri, "Ujian semester lalu dan ujian kali ini adalah ujian diatas ujian", pikirku. Kenapa ? Karena aku rasa, ujian seperti ini benar-benar ujian, aku didalam kamar tanpa seorang pun yang mengawasi, kitab-kitab ada tersusun rapi di hadapanku, rangkuman-rangkuman pelajaran pun seperti itu, aplikasi google ada di layar handphoneku, tapi satu hal yang membuatku tak berani membukanya saat situasi dalam keadaan seperti ini, yaitu rasa takut.  Kalau bukan karena merasa dalam pengawasan Allah, mungkin lembaran-lembaran itu sudah aku buka, tapi tidak. Islam tidak mengajarkan seperti itu, islam mengajarkan kita jujur dalam keadaan apapun.

Begitupun saat menjalani hari-hari kuliah,adab belajar harus tetap ada, meskipun sebenarnya dosen tidak melihat kita secara langsung. Seperti hijab yang harus tetap terpakai, tidak tidur saat dosen sedang menjelaskan, dan lain-lain. Karena itu semua adalah cara untuk mendapatkan keberkahan ilmu, siapa sih yang gak mau ilmunya berkah..

Akupun menjalani hari-hari ujianku sama seperti ketika aku lagi di kampus, harus fokus. Gak mau keluar rumah kecuali kalau uas benar-benar telah berakhir. Sampai ada yang bilang ke aku "Lebay banget kamu mah" ..haha emang gitu yaa..

Pernah suatu hari, aku dapat telfon dari seorang teman, dia ngajakin meetUp. Tapi aku tolak dengan alasan ujian. Yaudah gapapa, lebih baik aku ketinggalan satu moment bersama teman daripada harus ninggalin waktu buat belajar persiapan ujian.

Hari-hari ujianku rasanya berjalan sangat lambat, saudara-saudaraku udah pada selesai, sekarang mereka liburan, tanpaku. Sedih rasanya,tapi mau gimana lagi, ini sudah menjadi taqdirku. Sama ketika mereka weekend di hari sabtu dan ahad, aku weekend sendiri di hari kamis dan jum'at..hufhhh..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun