Mohon tunggu...
Ulfie Hasanie
Ulfie Hasanie Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru SD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Inklusif: Pengertian, Tujuan dan Prinsip dalam Kurikulum Merdeka

12 Oktober 2024   13:16 Diperbarui: 12 Oktober 2024   13:20 1782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan inklusif adalah pendekatan dalam sistem pendidikan yang mengutamakan partisipasi penuh dan setara bagi semua peserta didik, tanpa terkecuali. Ini mencakup anak-anak dengan kebutuhan khusus, disabilitas, atau mereka yang memiliki latar belakang yang berbeda, seperti kondisi sosial-ekonomi yang kurang beruntung. Pendidikan inklusif menekankan bahwa setiap anak memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dalam lingkungan sekolah reguler, dengan dukungan dan penyesuaian yang memadai agar dapat berkembang sesuai potensi masing-masing.

Di Indonesia, pendidikan inklusif menjadi semakin penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka, yang menekankan pembelajaran yang fleksibel, adaptif, dan menghargai keberagaman di antara peserta didik.

Pengertian Pendidikan Inklusif

Menurut UNESCO (2005), pendidikan inklusif adalah proses untuk mengatasi dan merespons keberagaman kebutuhan belajar semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam pembelajaran, budaya, dan komunitas, serta mengurangi pengecualian dalam pendidikan. Inti dari pendidikan inklusif adalah menerima dan menghargai perbedaan individu dan memastikan bahwa setiap siswa, termasuk mereka dengan disabilitas atau kesulitan belajar, memiliki akses ke pendidikan di lingkungan yang sama dengan anak-anak lain. Di Indonesia, konsep ini mulai diadopsi setelah ratifikasi Deklarasi Salamanca pada tahun 1994 dan semakin dipertegas melalui kebijakan pendidikan nasional.

Tujuan Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif memiliki beberapa tujuan utama yang mendasari penerapannya dalam Kurikulum Merdeka. Tujuan tersebut mencakup:

  1. Memberikan Kesempatan yang Setara: Pendidikan inklusif bertujuan untuk memberikan kesempatan yang setara kepada semua anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, sosial, atau ekonomi mereka. Dengan demikian, setiap anak dapat belajar dan berkembang di lingkungan yang ramah dan mendukung.
  2. Meningkatkan Keterlibatan Sosial: Melalui pendidikan inklusif, anak-anak dari berbagai latar belakang belajar bersama, yang mendorong rasa kebersamaan, toleransi, dan empati. Hal ini juga mengurangi stigma sosial terhadap anak-anak berkebutuhan khusus dan mendorong lingkungan yang lebih inklusif di luar sekolah.
  3. Mengembangkan Potensi Maksimal: Pendidikan inklusif bertujuan untuk memaksimalkan potensi setiap anak melalui pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Dalam Kurikulum Merdeka, guru didorong untuk menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi, di mana metode, media, dan evaluasi disesuaikan dengan kemampuan serta kebutuhan setiap peserta didik.
  4. Menghilangkan Hambatan Struktural dan Sosial: Pendidikan inklusif bertujuan untuk menghapus hambatan-hambatan yang selama ini menghalangi anak-anak tertentu untuk belajar, baik itu hambatan fisik, mental, maupun sosial. Ini termasuk menciptakan akses yang setara dalam fasilitas sekolah, kurikulum, dan metode pembelajaran.

Prinsip Pendidikan Inklusif dalam Kurikulum Merdeka

Pendidikan inklusif dalam Kurikulum Merdeka didasarkan pada beberapa prinsip utama, yang diimplementasikan untuk memastikan lingkungan belajar yang mendukung dan menghargai setiap individu:

  1. Penghargaan terhadap Keberagaman: Salah satu prinsip penting dalam pendidikan inklusif adalah menghargai perbedaan di antara peserta didik, baik dari segi kemampuan belajar, latar belakang budaya, maupun kondisi fisik. Dalam Kurikulum Merdeka, ini diwujudkan melalui pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan dan potensi individu.
  2. Fleksibilitas Pembelajaran: Kurikulum Merdeka menawarkan fleksibilitas dalam merancang dan menerapkan pembelajaran. Guru dapat menyesuaikan materi dan metode sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Ini memungkinkan siswa dengan kebutuhan khusus untuk mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan gaya dan ritme belajar mereka.
  3. Partisipasi Aktif: Pendidikan inklusif menekankan partisipasi aktif semua peserta didik dalam proses pembelajaran. Di bawah Kurikulum Merdeka, peserta didik diharapkan terlibat dalam diskusi, kolaborasi, dan eksplorasi pembelajaran, yang mendukung perkembangan keterampilan sosial dan kognitif.
  4. Peningkatan Kapasitas Guru: Penerapan pendidikan inklusif dalam Kurikulum Merdeka juga berfokus pada pengembangan kapasitas guru. Guru dilatih untuk memahami dan mengimplementasikan strategi pembelajaran yang inklusif, termasuk penggunaan penilaian formatif dan diferensiasi dalam mengajar.

Penutup                                                 

Pendidikan inklusif merupakan langkah progresif yang mendukung terciptanya lingkungan belajar yang adil, setara, dan penuh dengan penghargaan terhadap keberagaman. Dalam Kurikulum Merdeka, prinsip-prinsip pendidikan inklusif diterapkan untuk memberikan ruang bagi setiap anak berkembang secara maksimal, tanpa terkecuali. Dengan pendekatan yang fleksibel dan adaptif, diharapkan pendidikan inklusif di Indonesia semakin berkembang dan memberikan dampak positif bagi generasi masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun