Mereka menggunakan perahu kecil dan juga layar bergaris untuk dijadikan percobaan. Konsepnya jika perahu itu berjalan jauh dan semakin jauh dengan layar bergaris, maka layar bergaris itu akan semakin nampak tenggelam.
Profesor of Physics and Astronomy di Universitas Irvine California, James  Bullock ikut bicara mengenai teori bumi datar. Selama 2.000 tahun bedasarkan obeservasi, bumi itu bulat tandasnya.Â
Dalam wawancaranya di Channel Youtube Nationa Geographic, James menerangkan " Science is important, science is valuable, science saves lives, it makes our lives better dan more comfortable and enrich us intellectual and question what scientists are saying and suggest", dalam artian nya " IlmuÂ
Pengetahuan itu penting, ilmu pengetahuan itu berharga, ilmu pengetahuan menyelamatlan kehidupan, ilmu pengetahuan membuat hidup kita lebih baik dan lebih nyaman dan juga memperkaya kita akan kecerdasan dan pertanyaan terhadapat apa yang telah ilmuwan katakan dan sarankan."
Teori bumi datar sampai sekarang sulit untuk di buktikan. Akan ada banyak sekali kumungkina  yang terjadi ika bumi itu datar, seperti tidak ada lagi pergantian musim, bintang yang terlihat sama, dan tidak adanya zona waktu.Â
Jikapun bumi itu datar, manusia yang tinggal di daerah pinggir bumi akan kesusahan dalam beraktifitas karena adanya grafitasi yang hanya ada di bumi bangian tengah.
Banyak hal yang sulit dibuktikan bahwa bumi itu datar. Dan jika kita percaya bahwa bumi itu datar, manusia akan kembali pada masa seperti Yunani kuno, dan bukti yang telah di temukan para ilmuwan hanya akan terabaikan. Hal ini yang menjadikan berbahayanya presepsi-presepsi yang tidak sesuai fakta dan teori.Â
Manusia hidup dan berkembang, begitupun dengan ilmu pengetahuan, jika kita ingin menyimpulkan bumi itu datar, haruslah dengan bukti dan fakta yang benar sesuai dengan observasi yang ada.Â
Namun, sampai sekarang, manusia terus berkembang dan semakin mencari bukti-bukti yang ada di alam semesta. Teori bumi bulat adalah fakta yang sudah ada dan telah dibuktikan ribuan tahun lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H