Mohon tunggu...
Ulfa Zahwani
Ulfa Zahwani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengulik Tarian Topeng Tradisional Malang: Padepokan Seni Mangun Dharma

26 September 2023   20:24 Diperbarui: 26 September 2023   20:41 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: ¹Ulfa Zahwani, ²Niki Adista, ³Try Bion Sitepu

Universitas Samudra, Universitas Halu Oleo, Universitas Quality.

Tari topeng adalah seni tari tradisional yang khas Indonesia, dengan topeng-topeng yang digunakan untuk menggambarkan karakter dalam cerita yang ditarikan. Ini adalah seni yang telah ada dalam budaya Indonesia selama berabad-abad. Setiap topeng memiliki arti dan karakter yang berbeda, seperti dewa, raja, atau tokoh mitologis.

Tari topeng juga memiliki peran sejarah yang penting, digunakan sebagai sarana perlawanan terhadap penjajahan Belanda dan sebagai ekspresi budaya yang melindungi identitas Indonesia. Pengaruh agama Hindu-Budha juga sangat kuat dalam tari topeng, dengan pementasan yang sering menggambarkan cerita dari epik Hindu seperti Mahabharata dan Ramayana.

Selain itu, tari topeng juga digunakan dalam berbagai upacara ritual dan perayaan tradisional, menjadikannya bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia. Meskipun telah mengalami perubahan seiring berjalannya waktu, tari topeng tetap dihargai sebagai salah satu warisan budaya yang kaya dan berharga di Indonesia.

Padepokan Seni Mangun Dharma

Padepokan ini terletak di Dusun Kemulan, Desa Tulus besar. Di Padepokan ini terdapat banyak topeng-topeng yang biasa di pakai ketika di adakan tarian topeng. Topeng tersebut terbuat dari kayu Cendana. Padepokan ini sekarang di bina oleh Ki Soleh Adi Pramono. Sudah sangat banyak prestasi yang pernah di capai. 

Padhepokan Seni Mangun Dharma dibangun pada 26 Agustus 1989 dengan bangunan yang sangat sederhana, yaitu berdinding bambu dan beratap daun tebu. Nama Mangun Dharma diambil dari nama jalan tempat padhepokan itu berdiri, yaitu Jalan Raya Mangun Dharma dan petilasan patih Malang yang bernama Ki Mangun Yudha (Mangun Dharma).

Tanah yang digunakan untuk mendirikan Padhepokan Seni Mangun Dharma sekarang merupakan milik bibi Ki Sholeh yang bernama Siati. Ki Sholeh bersama beberapa orang lainnya bergotong-royong membangun padhepokan dengan bahan-bahan seadanya.

Melestarikan warisan budaya dan seni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun