Cara para wibu atau otaku bersosialisasi atau berperilaku dalam kehidupan sehari-hari pun ikut berubah. Bagi para wibu yang fanatical, mereka banyak bersosialisasi dengan cara aktif di komunitas-komunitas wibu, ikut organisasi yang menyangkutpautkan anime, mencari penghasilan dari menjual merchandise anime, dan berteman dengan sesama wibu lainnya diinternet.Â
Fenomena ini tentu memperluas lingkaran sosial seseorang lewat komunitas atau acara jejepangan. Selain cara bersosialisasinya, pola perilaku para wibu pun juga ikut berubah. Hal tersebut dapat dimulai dari apa yang mereka biasa tonton. Seperti mengikut bagaimana cara karakter anime berbicara, berpose, bertingkah, dan masih banyak lagi.
Berdasarkan survei yang telah saya amati, fenomena-fenomena yang disebutkan di atas tidak cocok untuk diberikan stigma-stigma negatif hanya karena para wibu kerap kali melakukan hal-hal yang berbeda dari orang biasa lakukan. Stigma-stigma negatif yang melekat dengan para wibu atau otaku banyak yang salah karena ternyata, anime juga membawa banyak perubahan positif bagi penontonnya dan tidak perlu lagi memandang rendah seorang wibu atau otaku karena anime bisa saja menjadi salah satu hal yang bisa membuat mereka tetap bahagia.
