Mohon tunggu...
ulfatulmunawaroh
ulfatulmunawaroh Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Mahasiswa Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Bullying: Menjaga Masa Depan Generasi Muda

10 Januari 2025   00:42 Diperbarui: 10 Januari 2025   00:42 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bullying merupakan masalah serius yang berdampak negatif terhadap perkembangan anak dan remaja. Berbagai penelitian yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir telah menunjukkan dampak negatif dari bullying terhadap kesehatan mental, prestasi akademik, dan kesejahteraan sosial di kalangan generasi muda di Indonesia.

Bullying didefinisikan sebagai tindakan agresi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih lemah. Bullying dapat berupa kekerasan fisik, verbal, atau emosional. Bullying dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental korban, pelaku, dan orang-orang yang melihatnya (Pramudita, et.al 2024)

Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) hingga pertengahan Juli 2023 mencatat 1.150 kasus bullying di Indonesia, dengan 95,4% korban diantaranya adalah siswa yang seharusnya dilindungi di lingkungan sekolah.

Selain itu, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) telah mempublikasikan data mengenai kasus bullying atau perundungan di sekolah tahun 2023. Sejak Januari hingga September, tercatat ada 23 kasus bullying.
Dari 23 kasus tersebut, 50% terjadi di jenjang SMP, 23% di jenjang SD, 13,5% di jenjang SMA, dan 13,5% di jenjang SMK. Kasus paling banyak terjadi di jenjang SMP dan dilakukan oleh sesama siswa maupun dari pendidik.

Bullying memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan mental remaja. Korban sering mengalami kecemasan, depresi, kurang percaya diri, dan fobia sosial, yang dapat mengganggu fokus mereka dalam belajar.

Penelitian oleh Safia & Solong pada penelitiannya yang berjudul Dampak Bullying Terhadap Kesehatan Mental Dan Perkembangan Sosial Pada Anak tahun 2024 mengatakan bahwa korban bullying sering mengalami trauma dari pelaku, depresi, penurunan konsentrasi, penurunan rasa percaya diri, keinginan untuk melakukan bullying sebagai bentuk pembalasan, fobia sosial, kecemasan berlebihan, putus sekolah, dan keinginan untuk melakukan tindakan bunuh diri.

Dalam penelitian yang disusun oleh Purnama dan Nurbayti pada tahun 2025 dalam jurnal yang berjudul Bahaya Bullying pada Remaja dan Cara Mencegahnya menyebutkan bahwa dampak bullying pada remaja antara lain yaitu dampak psikologis berupa depresi dan kecemasan, pemikiran atau tindakan bunuh diri, dampak sosial kesulitan menjalin hubungan dan penarikan diri dari aktivitas sosial, dampak akademis penurunan prestasi akademis, absensi tinggi dan putus sekolah.

Selain dampak psikologis, bullying juga berdampak negatif terhadap prestasi akademik. iswa yang terlibat dalam perundungan terus-menerus merasa tidak aman di lingkungan sekolah dan menghambat partisipasi aktif dalam kegiatan belajar. (Paramudita, et.al 2024)

Tanda-tanda awal bahwa seorang anak mungkin menjadi korban bullying di sekolah atau lingkungannya meliputi rasa takut untuk pergi ke sekolah, menangis sebelum dan sesudah sekolah, tidak tertarik dengan kegiatan sekolah, mengalami perubahan perilaku yang drastis, menjadi pendiam, keras kepala, atau menyendiri (Munawarah, 2022).

Mengingat banyaknya kasus perundungan yang terjadi, maka perlu dilakukan penelitian dan pengembangan strategi pencegahan untuk kasus bullying ini. Penelitian Purnama dan Nurbayti tahun 2025 menyimpulkan bahwa insiden perundungan dapat diatasi dengan beberapa cara, antara lain dengan menerapkan kebijakan anti bullying yang kuat, mengedukasi dan memberikan pendidikan kepada siswa tentang bullying, mendukung siswa dalam pencegahan bullying, dan menyediakan sistem pencegahan pelaporan yang aman.

Dampak jangka panjang dari bullying tidak hanya dirasakan oleh korban, tetapi juga oleh pelaku. Pelaku bullying berisiko mengembangkan perilaku antisosial dan masalah hukum di masa depan. Oleh karena itu, sangat penting bagi semua pihak, termasuk orang tua, guru, dan masyarakat, untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan bermanfaat bagi generasi muda. Penerapan program anti-bullying di sekolah, pendidikan tentang empati dan toleransi, serta dukungan psikologis bagi korban dan pelaku merupakan langkah-langkah penting untuk mencegah dan menangani bullying.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun