Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang
Oleh :
Nur Maulida Rahmah¹, Ika Mughniyul Khafi², Aprita Yunita Oktaviana³, Erna Wati⁴, Ulfatul Khusni⁵, Loi Romaito⁶, Fingkan Kumalasari⁷, Ana Fauziah Madurani⁸
A. PENDAHULUAN
Sosialisasi politik adalah proses pembelajaran dan asimilasi nilai-nilai politik, sikap dan norma-norma yang muncul dalam kehidupan masyarakat. Proses ini sangat penting dalam membentuk pemikiran dan tindakan politik masyarakat. Namun, sosialisasi politik yang tepat harus memperhitungkan usia individu dan ruang lingkup diskusi politik yang tepat menurut Siagian, Sondang (2014).
Sosialisasi politik memberikan pemahaman mengenai politik kepada masyarakat dari berbagai jenjang dan tidak ada batasan usia, banyak stigma-stigma negatif mengenai politik di mata masyarakat, missing pengertian mengenai dasar-dasar politik, miskonsepsi terhadap makna politik dan lain sebagainya masih banyak sekali terjadi pada anak-anak, remaja, maupun orang dewasa, orang yang melakukan sosialisasi politik harus bisa memberikan pengertian politik yang sebenarnya dan memberitahu praksis-praksis politik dalam lingkungan keluaraga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Melakukan sosialisasi politik dengan cakupan bahasan mengenai Negara, Kekuasaan, Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik, Pengambilan Keputusan, dan Distribusi Kekuasaan terhadap anak-anak, remaja dan orang dewasa dengan konteks materi disesuaikan dengan jenjang, khusus untuk orang dewasa disesuaikan juga dengan latar belakang orang tersebut, diharapkan dapat menambah pengetahuan mereka mengenai politik.
B. ANALISIS
1. Sosialisasi Politik Pada Kategori Anak-Anak
Sebelum melakukan wawancara mengenai sosialisasi kepada anak SD, perlu dimengerti bahwa anak SD mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda-beda khususnya tentang politik tergantung pada usia dan pengalaman mereka. Oleh sebab itu, pentingnya kita untuk memilih pertanyaan yang sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak SD tersebut. Berdasarkan hasil wawancara pada anak SD kami mendapati narasumber bertempat di SD Negeri 01 Sekaran kelas 5 SD untuk kami wawancarai mengenai politik.
Aspek pengenalan tentang negara, anak SD dapat kita kenalkan pada konsep dasar negara mengenai lambang negara, bendera negara, Pancasila, dan sebagainya. Dalam hal ini mereka akan memahami apa itu konsep dasar negara seperti lambang negara, bendera negara, dan sila Pancasila. Setelah kita menanyakan siapa Presidennya dan apa saja sila-sila Pancasila, secara umum merekan sudah tahu apa yang kita tanyakan.
Dilihat dari pengenalan politik melalui aspek kekuasaan. Kekuasaan pada anak SD bisa merujuk pada beberapa aspek yang berhubungan dengan kekuasaan yang dimiliki atau dihadapi oleh anak SD di lingkungannya.
Dalam aspek kekuasaan berdasarkan hasil wawancara mereka sudah memahami mengenai pemilihan ketua kelas yaitu dipilih berdasarkan voting, dan mereka memahami apa saja tugas ketua kelas sehingga dapat dikatakan ketua kelas yaitu orang yang berkuasa di dalam kelas. Ketua kelas pada lingkungan SD mempunyai beberapa kekuasaan yang dapat membantu dalam mengelola kelas dan menyelesaikan tugas-tugas kelas seperti mengatur tata tertib kelas.
Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, anak SD bisa menunjukkan pemahaman mereka mengenai politik dan tugas-tugas pemerintah dalam memimpin negara. Selain itu, wawancara ini bisa menjadi kesempatan untuk memberikan penjelasan yang lebih baik tentang politik dan pemerintahan kepada anak-anak. Namun, perlu diingat bahwa anak-anak harus diberikan penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami agar mereka tidak merasa bingung atau terlalu banyak informasi yang tidak sesuai dengan usia mereka. Setelah menjawab pertanyaan tersebut. Anak SD juga berpendapat bahwasanya selain materi tersebut anak SD juga diajarkan bagaimana caranya untuk menghargai perbedaan, bersikap adil dan nilai-nilai integritas.
2. Sosialisasi Politik Pada Kategori Remaja
Ketika menyinggung mengenai politik para remaja cenderung apatis tidak terlalu ingin tahu mengenai politik lebih detail dikutip dari Abdus Sair ( 2014 : 13) dan hanya mengerti bahwa perpolitikan hanya terjadi pada domain yang besar seperti dalam pemerintahan, padahal dalam kategori remaja mereka memasuki fase ingin mengetahui banyak hal, selalu merasa penasaran bertanya-tanya dan mencoba, banyak remaja kurang tau mengenai praksis politik yang bisa terjadi di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Pengambilan sampel untuk kategori remaja kami mewawancarai Remaja Perempuan bernama Deswita Dwi Ariyanti Usia 17 Tahun Kelas 12 SMA N 1 Dempet.
Aspek Negara Pengetahuan politik yang Ia miliki mengenai Negara cukup bagus terutama sejarah terbentuknya negara Indonesia yang melalui perjuangan panjang dan memiliki banyak fase, karena didukung dengan adanya mata pelajaran PPKn di SMA yang mengharuskan Ia belajar mengenai serba-serbi politik di Indonesia.
Aspek Kekuasaan Politik pasti berhubungan kekuasaan, Negara harus ada yang memimpin atau berkuasa, ada yang mengatur dan diatur, jika tidak ada pemimpin maka akan kacau dan membuat negara tersebut carut marut karena tidak ada aturan yang mereka patuhi dan tidak ada yang mereka takuti, remaja kelas 12 SMA tersebut sudah mengetahui mengenai Trias Politica.
Aspek Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik, Politik berhubungan dengan kebijakan publik dan pelayanan publik. Misalnya kebijakan dalam ranah pendidikan yaitu : wajib belajar 12 tahun masih banyak yang belum tahu kalau wajib belajar sudah tidak 9 tahun lagi dan itu sudah ditetapkan sejak 2015, selanjutnya membahas mengenai pelayanan public : 1. Layanan administratif misalnya: kemudahan dalam mebuat KTP, KK , Akta kelahiran, dan sebagainya, tidak lupa dilingkungan sekolah misalnya pelayanan pengajuan beasiswa untuk tidak dipersulit oleh pihak sekolah. 2. Layanan barang : misalnya ketika indonesia terkena wabah penyakit global yaitu covid-19 yang melemahkan berbagai aspek terutama aspek ekonomi banyak aktivitas ekonomi dihentikan orang tua kehilangan pekerjaan tidak bisa membiayai keluarganya, sekolah berganti menjadi daring dan membutuhkan banyak kuota kala itu ada subsidi kuota dari menteri pendidikan pak Nadiem Makarin sebanyak 30 GB perbulan hal tersebut sangat membantu peserta didik untuk tidak berhenti menuntut ilmu ditengah wabah penyakit yang melanda.
Aspek Pengambilan Keputusan, Politik berhubungan dengan pengambilan keputusan disekolah SMA N 1 Dempet sendiri ada yang menjabat sebagai Waka Kesiswaan Ia bekerjasama dengan pihak BK atau konselor untuk mengatasi kasus bullying disekolah dan menerapkan sanksi tegas kepada pelaku bullying dan akan dikeluarkan dari sekolah, hal tersebut sangat membantu para peserta agar belajar dengan nyaman aman dan tanpa tekanan.
Aspek distribusi kekuasaan, Politik berhubungan dengan distribusi kekuasaan, dalam pemilihan ketua kelas dipilih melalui voting dan selalu saja yang paling banyak dipilih adalah orang yang paling pintar dikelas, begitu juga dengan ketua osis banyak dipilih karena prestasinya, pembagian jabatan birokrasi disekolah dilihat dari gelar akademik, diutamakan S2 dan S3 yang diberi kepercayaan untuk memegang jabatan yang tinggi, kemudian pemilihan ketua karang taruna di Masyarakat selalu yang dipilih menjadi ketua karang taruna adalah orang yang mengenyam bangku kuliah dianggap memiliki kepemimpinan yang baik dan yang tidak kuliah dianggap kurang memiliki kepemimpinan yang baik.
3. Sosialisasi Politik Pada Kategori Dewasa
Sosialisasi politik pada orang dewasa sangat penting untuk dilakukan karena dengan adanya sosialisasi politik ini diharapkan orang dewasa ini baik yang berpendidikan maupun yang tidak menempuh pendidikan tinggi dapat memahami sistem politik di negara. Sosialisasi politik terhadap orang dewasa juga dapat mambantu /memperoleh pemahaman terkait isu-isu politik, serta dapat membantu mereka dalam pengambilan keputusan dan turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan politik.
Aspek Negara, Negara merupakan suatu entitas politik yang memiliki kekuasaan untuk memerintah, mengatur, dan menjalankan berbagai kebijakan untuk kepentingan rakyatnya. Sosialasi politik pada aspek negara pada orang dewasa dapat mengajarkan proses penanaman nilai-nilai politik yang berkaitan dengan negara dan pemerintahan di dalam seluruh elemen masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan mengenai aspek negara ini, orang dewasa tersebut telah paham mengenai struktur negara, fungsi negara, kebijakan negara, konstitusi negara, serta berpartisipasi aktif dalam proses politik. Selain itu, juga berpartisipasi dalam kegiatan politik seperti pemilihan umum, demonstrasi, dan kampanye.
Aspek kekuasaan, Kekuasaan dapat merujuk pada kekuasaan pemerintah, partai politik, atau individu tertentu yang memiliki pengaruh yang besar dalam politik. Dalam aspek kekuasaan ini, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada orang dewasa, orang tersebut telah memahami terkait siapa yang memegang kekuasaan di suatu negara, jenis-jenis kekuasaan, bagaimana cara memperoleh kekuasan, serta bagaimana kekuasaan tersebut didistribusikan untuk dapat membantu masyarakat.
Aspek kebijakan, Kebijakan dapat merujuk pada berbagai keputusan atau tindakan yang diambil oleh pemerintah atau institusi lain dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dalam aspek kebijakan ini, orang dewasa tersebut telah memahami terkait kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan di negara. Narasumber juga pernah menjabat sebagai ketua RT yang mana beliau telah menerapkan terkait kebijakan-kebijakan yang dibuat untuk warganya, bagaimana kebijakan itu dapat berjalan dengan baik dan kebijakan yang dibuat dapat bermanfaat.
Aspek pengambilan keputusan, Pengambilan keputusan politik dapat melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, partai politik, dan masyarakat. Orang dewasa ini telah memahami terkait bagaimana proses pengambilan keputusan dilakukan. Sebagai seorang yang pernah menjabat sebagai ketua RT, pengambilan keputusan yang diambil harus tepat dan tidak menimbulkan resiko besar terhadap warganya.
Aspek distribusi kekuasaan, Pendistribusian kekuasaan dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan politik dan memberikan dampak yang signifikan pada masyarakat. Sesuai dengan narasumber yang diwawancari ia telah mengetahui pendistribusian kekuasaan kedalam lembaga-lembaga pemerintahan seperti eksekutif, legislatif serta yudikatif.
Informan selanjutnya adalah seorang birokrat aparat bergaji yang menjalankan fungsi pemerintahan, birokrat tersebut adalah Guru di SMA N 1 Dempet dengan Nama :Djasmin, S.Pd Profesi : Guru PPKn SMA N 1 Dempet, ia memberikan pendidikan politik bagi anak didiknya dengan KI/KD/CP : Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dengan mengacu pada standar kurikulum, standar isi yang terdapat pada permendikbudristek No 7 tahun 2022 , dan aturan-aturan lain yang sudah ditetapkan sebelumnya, lalu mengenai sulitnya mengembalikan kepercayaan anak didiknya untuk tidak apatis terhadap politik. Kebanyakan responden menjawab karena melihat praktik korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh pejabat terutama dari legislative yang menempati peringkat atas lembaga paling korup, sering melihat di TV para pejabat diringkus KPK karena korupsi, tugas berat bukan berarti tidak sanggup menyampaikan tetapi tugas berat disini dalam artian walau kita sudah menjabarakan panjang lebar menganai artian politik yang sebenarnya mereka tetap saja berfokus pada kecurangan merebut kekuasaan, lalu korupsi, kemudian siklus pemilu janji yang tidak ditepati.
C. PENUTUP
Sosialisasi politik tentunya disesuaikan dengan jenjang Narasumber jika narasumber nya anak-anak kita bisa mengemas makna politik lebih sederhana, dalam tahap anak-anak seperti menulis dikertas putih mudah diberi informasi apapun baik itu informasi baik maupun jelek akan langsung dipercaya bahkan dilakukan dan sangat mudah dikendalikan oleh orang yang mempengaruhinya, memberitahu anak tentang perbuatan yang baik sangatlah penting agar kelak ketika ia bertumbuh jadi remaja dewasa hingga tua tidak terbiasa melakukan tindakan-tindakan yang buruk.
Sosialisasi politik pada tingkat remaja tentunya diantara mudah dan tidak mudah, fase remaja fase dimana anak tersebut mulai mempunyai sifat memberontak mana hal yang ingin dilakukan mana hal yang tidak ingin dilakukan Ia sudah tidak mau disetir lagi oleh orang lain, Ia ingin menentukan sendiri Ia ingin melakukan apa, namun terkadang karena rasa ingin tahu banyak hal, ingin mencoba hal baru, mencoba pergaulan yang lebih luas terkadang remaja terjumus ke hal-hal yang buruk, pentingnya memberi pemahaman mengenai politik terhadap remaja, sangat penting memberikan pengetahuan politik terhadap remaja.
Pada ranah orang dewasa sosialisasi politiknya tentunya tingkatannya lebih tinggi lagi apalagi yang menjadi narasumbernya adalah aktor politik dan birokrat, aktor politik yaitu pak RT menjelaskan bagaimana Ia menjalankan kekuasaannya mengetahui perpolitikan pada domain yang lebih besar pada pemerintahan misalnya, kemudian untuk birokrat yaitu guru menjelaskan bagaimana ia memberikan pendidikan politik bagi anak didiknya.
Dengan adanya sosialisasi Politik dengan cakupan bahasan mengenai Negara, Kekuasaan, Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik, Pengambilan Keputusan, dan Distribusi Kekuasaan pada setiap jenjang yaitu anak-anak, remaja dan orang dewasa diharapkan mereka lebih melek politik mengubah stigma negative terhadap politik dan melek politik membuat kita tidak mudah dibodoh-bodohi kaum penguasa.
DAFTAR PUSTAKA
A Sair ( 2014 ). KAMPUS DAN DEGRADASI PENGETAHUAN POLITIK MAHASISWA. Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Volume 1, Nomor 1, Maret 2016, Halaman 9-20 ISSN : 2502-7875. DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v1i12016p009
D Mulyadi ( 2015 ). Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik, Penerbit : Alfabeta Bandung
E Tampubolon, S A Putra, H Pantas ( 2022 ). EKONOMI POLITIK (Dalam Perspektif Manajemen). Penerbit : Pena Persada Redaksi, Purwokerto Selatan, Kab. Banyumas Jawa Tengah.
P S Sondang . (2014). Teori dan Paradigma Sosialisasi Politik. Jakarta: Rajawali Pers.
PORTAL BERITA Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, https://jatengprov.go.id/publik/2020-ganjar-gratiskan-spp-sman-smkn-slbn/ diakses pada 15 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H