Jember, 17 Oktober 2019
Dimensi Kajian Filsafat Ilmu
Kata dimensi digunakan untuk menunjukkan sudut pandang terhadap sesuatu, dari sudut pandang kepentingan apa kita mengkaji ilmu pengetahuan.
1. Dimensi Ontologis
Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani "onta" yang berarti "sesuatu yang sungguh-sungguh ada, dan "Logos" yang berarti "studi yang membahas sesuatu". Jadi ontologi adalah studi yang membahas tentang sesuatu yang ada.
Objek material ontologi adalah yang ada, artinya segala-galanya meliputi yang ada sebagai wujud konkret dan abstrak, inderawi maupun tidak inderawi.
2. Dimensi Epistemologis
Epistemologi dapat diartikan sebagai dimensi filsafat yang mempelajari asal mula, sumber, manfaat dan sahihnya pengetahuan. Epistemologi secara sederhana disebutkan sebagai bagaimana cara mempelajari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu.
Aspek epistemologi yang penting dalam ilmu pengetahuan adalah metodologi Keilmuan. Metodologi ini menjadi alat pertanggungjawaban dan penilaian kualitas dari produk.
3. Dimensi Aksiologis
Aksiologi sebagai teori tentang nilai yang membahas tentang hakikat nilai. Dalam definisi yang hampir sama bahwa aksiologi ilmu pengetahuan membahas nilai-nilai yang memberi batas pada pengembangan ilmu.
Aksiologi ilmu pengetahuan sebagai strategi untuk mengantisipasi perkembangan kehidupan manusia yang kreatif sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi tetap berjalan pada ilmu kemanusiaan.
Sumber Pengetahuan
1. Empirisme (indera)
Indera manusia merupakan alat dan sumber pengetahuan, dan manusia mengenal objek-objek fisik dengan perantaranya.Â
Empirisme menjadikan pengalaman indera sebagai sumber pengetahuan. Sesuatu yang tidak diamati dengan indera bukanlah pengetahuan yang benar. Walaupun demikian, ternyata indera mempunyai beberapa kelemahan yaitu keterbatasan indera, indera menipu, objek yang menipu (fatamorgana), dan objek dan indera menipu.
2. Rasionalisme (akal)
Pengetahuan rasional adalah suatu pengetahuan yang dihasilkan dari proses belajar mengajar, diskusi ilmiah, pengkajian buku, pengajaran guru, dan sekolah.
Rasionalisme tidak mengingkari penggunaan indera dalam memperoleh pengetahuan, tetapi indera hanya sebagai perangsang agar akal berfikir dan menemukan kebenaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H