Seperti layaknya manusia dan hewan, tumbuhan juga memerlukan perkembangbiakan untuk melestarikan jenisnya. Oleh sebab itu, peran biji sangat penting untuk tumbuhan berbiji yaitu menghasilkan buah, yang berujung pada tumbuhnya tanaman baru. Biji sebenarnya juga berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
Tumbuhan berbiji terbagi dua, yaitu tumbuhan berbiji terbuka yang bereproduksi generatif berupa daun yang mendukung spora. Sementara pada tumbuhan berbiji tertutup alat reproduksi generatifnya adalah dari kuncup bunga menjadi organ bunga [1]. Jika sebegitu pentingnya sebutir biji, lalu mengapa diciptakan buah tanpa biji?
Buah Tanpa Biji Lebih Unggul
Sebagaimana yang dikemukakan Benjamin Burr dan Frances Burr, ahli biologi di Brookhaven National Laboratory, buah tanpa biji lebih unggul daripada yang memiliki biji. Keunggulan itu berupa umur simpan lebih lama dan daya tarik konsumen lebih besar [2].
Tujuan Penyempurnaan Diri sebagai Makhluk Hidup
Dilihat dari segi filosofis, diciptakannya yang tidak ada menjadi ada karena sebuah tujuan penyempurnaan diri dan kelangsungan spesiesnya [3].
Kemajuan Ilmu Pegetahuan dan Teknologi
Jika kalian menganggap buah tanpa biji adalah bagian dari kemajuan ilmu pegetahuan dan teknologi, memang tidak salah, meskipun sepenuhnya juga tidak benar. Pembuatan anggur tanpa biji bahkan sudah ada sejak zaman romawi kuno sehingga klon tanaman yang menghasilkan buah tanpa biji bisa saja sudah berumur lebih dari 2.000 tahun [4].
Mengikuti Selera Pasar
Konsumen ditempatkan pada paling bawah tingkat konsumsi, mereka selalu ingin mendapatkan barang yang bagus dengan harga semurah-murahnya. Jika dihubungkan dengan semangka tak berbiji maka keuntungan itu akan berlipat ganda, selain dagingnya menjadi lebih banyak karena ketiadaan biji. Keuntungan lain adalah konsumen akan mudah mengkonsumsinya. Kebutuhan akan semangka diperkuat dengan membludaknya konsumsi semangka di Sleman, D.I Yogyakarta hingga mencapai 4.000 ton per tahun 2023 sementara produksi pada tahun 2022 hanya 176 ton [4].