Mohon tunggu...
Ulfah Khusnul Khotimah
Ulfah Khusnul Khotimah Mohon Tunggu... -

Aku, hanyalah se onggok tulang berbalut kulit. yang dibuat sedemikian rupa oleh Nya menjadi sesosok manusia. Tuhan menjanjikan banyak hal kepadaku dg semua yg kumiliki. yg aku yakini, akan indah pada waktunya sebuah harapan kecil tergantung diatas sana menunggu aku meraihnya...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pembodohan Dunia...

20 Mei 2012   16:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:03 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mencoba sesuatu yang belum pernah di kerjakan membuatku seakan semua terasa asing, begitu sulit untuk mencerna semua yang telah aku analisa selama ini.

Pencarian diri begitu menyiksaku sehingga aku bersusah payah untuk mencari yang aku ingini selama ini. Begitu susah hidup ini sampai sampai aku tidak tau menau tentang apa yang sebenarnya terjadi. Membuat mengerti dunia ini begitu menyiksaku sampai sampai aku harus perfikir terlalu keras sehingga deguman keras selalu mengejek di otakku.

Beginikah dunia mempermainkan hidup manusia, sehingga mereka tidak sadar apa yang telah di lakukannya sekarang ini.

Sungguh, aku tidak tau menau tentang apa saja yang menimpa kehidupan semua orang. Aku tidak bisa mengerti yang merekan bicarakan, dan tidak akan pernah mengerti tingkah laku mereka.

Seperti orang idiot ditengah tengah ilmuan yang perpangkat tinggi, dengan seenaknya mereka menertawai apa yang dilakukannya. Sumpah, dunia ini begitu menjijikan untuk di pahami.

Dengan seenak jidadnya mereka mencemooh sebelum mereka tau lebih dalam orang tersebut. Begitu hinakah apa yang terjadi disini? Sampai mereka dengan nada mengejek tertawa terbahak bahak.

Mereka tidak tau apa yang mereka lakukan, dengan wajah sinis mereka mereka menatap dengan pandangan yang picik, entah apa yang sedang dipikirkannya, dengan sunggingan bibirnya sebelah dan tangan melipat didadanya. Mereka begitu menyepelekan semua yang mereka lihat.

Kapan semua orang bisa berfikir selaras dengan dunia, sehingga dunia tidak akan menjadi sedemikian hancurnya. Tapi semua itu mustahil, mereka hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa mengerti apa arti semuanya.

Sebodoh itu kah mereka, aku menganggap semua itu seperti binatang yang paling tidak punya akal pikiran, bukan seperti manusia yang punya akal.

Tapi, semua itu memang berawal dari diri sendiri, kitalah yang membuat diri kita istimewa dan kitalah yang membuat diri kita bodoh.

Apapun yang manusia lakukan mungkin begitu nyaman sehingga mereka begitu antusias untuk mengendalikannya. Jika dari pandangan positif.

Tapi apalah arti semua itu, semua hanya akan kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun